bc

Hate To Love You, Sam

book_age18+
1.8K
IKUTI
12.8K
BACA
revenge
love after marriage
forced
CEO
sweet
lonely
wife
like
intro-logo
Uraian

Terpaksa menikahi seorang yang tidak ia kenali yang telah merenggut kesuciannya dengan paksa membuat Sofia yang baru berusia 26 tahun hanya bisa pasrah menjalani hari- harinya demi sang adik yang sedang membutuhkan biaya. Ia tidak lagi memiliki semangat hidup untuk dirinya kecuali demi sang adik. Hidup bagaikan berada di dalam sangkar emas dimana semua orang hanya melihat sisi luarnya namun sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang ia alami selama ini.

Sam, pria berusia 30 tahun tersebut membuat hidup Sofia bagai di dalam neraka karena harus menanggung akibat perbuatan sang ibu. namun sikap pasif Sofia malah membuat Sam semakin penasaran dan bahkan terikat dengannya selamanya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Siapa kamu?
Sam memakai jubah mandinya sambil berjalan dengan santai ke arah kamar mandi meninggalkan Sofia yang kini terbaring meringkuk sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Kepalanya serasa berdenyut dari segala arah dan seluruh bagian tubuhnya terasa sangat pegal. Ia bahkan meringis kesakitan ketika menggeser tubuhnya untuk sedikit duduk akibat apa yang ia rasakan pada tubuh bagian bawahnya. " Ini, uang yang kamu butuhkan setelah rela menjadi umpan Dilara." ucap Sam sambil melemparkan lima ikat uang pecahan seratus ribuan ke atas tempat tidur yang sudah acak- acakan tersebut. Sofia menatapnya penuh amarah dengan mata yang basah dan memerah karena air mata. " Kenapa? Kurang? Baik... Ini saya tambahkan dua puluh juta untuk selaput darah kamu. Andai kamu bisa lebih aktif, kamu bisa mendapatkan uang lebih lagi." sambung Sam dengan seringai nakalnya. Sofia menatap tajam pada pria tinggi yang berdiri di sampingnya dari sela- sela rambut panjang yang menutupi sebagian wajahnya. " Saya bukan p*****r" ucap Sofia. " Apa?" tanya Sam karena ucapan Sofia yang tidak jelas di telinganya. " Saya bukan p*****r!" seru Sofia dengan marah namun malah membuat Sam tertawa dengan keras. " Bukan p*****r? Ya... Ya... Ya... Kamu bukan p*****r. Dan kamu lucu sekali... Kalau kamu bukan p*****r, lalu kamu apa? Guru? Wiraswasta? Guru yang mengajarkan menjual diri? Penjual jasa seks?" tanya Sam dengan nada mengejek. " Saya buka p*****r! Saya tidak butuh uang kamu." ucap Sofia lagi. " Kalau kamu bukan p*****r dan tidak butuh uang? Lalu kenapa kamu ada di bar? Hah?! Sok suci! Kenapa kamu malah ada di ruangan vip itu?! Semua karena kamu adalah anak Dilara. Kamu sama seperti ibu kamu. Perempuan murahan!" bentak Sam yang membuat Sofia terkejut dan semakin menekuk kakinya. Dilara. Mengapa ia menyebut nama wanita itu? Ia bahkan hampir melupakan wanita tersebut andai saja pria yang tidak dikenalnya itu tidak menyebutkannya tadi. Wanita yang amat ia benci sepanjang sisa hidupnya. Sofia menangis bukan hanya karena perih di bagian kewanitaannya melainkan juga karena perkataan pria yang telah menggilai tubuhnya semalam dengan brutal. Entah apa yang sudah ia lakukan hingga membuat dirinya begitu kesakitan dan sangat kelelahan. " Dengan saya ada disana bukan berarti kamu bisa membawa saya dan memperkosa saya disini!" seru Sofia dengan marah. Air matanya kembali tertumpah. " Kamu mestinya berterima kasih sama saya. Kalau saya tidak membawa kamu, bisa saya pastikan kamu akan menjadi bahan giliran disana. Dan uang yang kamu dapatkan juga tidak akan sebanyak ini." " Siapa kamu? Mau apa kamu? Apa salah saya?" tanya Sofia dengan suara yang bergetar namun itu malah membuat Sam tertawa beberapa saat lalu mendekati Sofia yang semakin ketakutan. Tawanya pun langsung berganti dengan raut wajah bengis dan tatapan mata yang tajam ketika sudah berdiri di samping gadis berambut panjang tersebut. Sam kemudian menarik dagu Sofia dengan kasar dan keras hingga membuat gadis tersebut mendongak menatap wajah pria yang baru saja menghancurkan hidupnya. " Saya, Sam. Dan saya tidak mau apapun selain menghancurkan hidup kamu." jawab Sam dengan penuh amarah lalu menatap ke dalam mata kecoklatan gadis tersebut. Mata yang membuatnya kembali membayangkan apa yang telah ia lakukan pada gadis tersebut dalam keadaan yang sangat sadar. " Apa salah saya? Saya tidak kenal sama kamu. Apa salah saya?" tanya Sofia marah meski kesulitan untuk berbicara karena Sam masih memegangi rahangnya dengan keras. " Salah kamu adalah karena kamu adalah anak Dilara." ucap Sam lalu melemparkan wajah Sofia dengan kasar. Hal yang membuat Sofia semakin sedih karena lagi- lagi wanita itu membawa luka untuknya. Namun kini ia tidak bisa berbuat apa- apa lagi setelah keadaannya sudah seperti saat ini. " Dan asal kamu tahu, ini semua belum berakhir." sambung Sam lagi lalu melepaskan jubah mandinya tanpa segan dihadapan Sofia lalu mulai memakai pakaiannya dengan lengkap. " Apa maksud kamu?" tanya Kiran yang kini kembali mengangkat wajahnya setelah menunduk disaat Sam memamerkan segala kegagahannya. " Kamu akan tahu nanti. Dan saya tidak mengira kalau kamu bisa sebinal itu." " Apa maksud kamu?!" Sam kembali tertawa penuh kemenangan dan kemudian berjalan meninggalkan Sofia dan menuju pintu kamar hotel tersebut. " Kamu akan tahu nanti. Tenang saja... Pelan-pelan..." jawab Sam dengan menoleh sekilas dan tersenyum licik. " Satu..." hitung Sam yang membuat Sofia kebingungan. " Dua..." langkahnya sudah berada tepat di balik pintu. Ia kemudian memegang handle pintu kayu besar tersebut sambil menoleh dengan senyum seringai jahatnya pada Sofia yang nampak mencari keberadaan pakaiannya. " Tiga..." Sam langsung membuka pintu tersebut dan puluhan kilatan lampu kamera dari beberapa wartawan yang langsung berebutan di depan pintu langsung membuat Sofia semakin panik dan menutupi wajahnya dengan selimut. " Hei... Hei... Kalian apa- apaan ini?" tanya Sam berpura- pura melindungi Sofia dengan menghadang para wartawan tersebut dengan kedua lengannya. " Pak Sam, apa hubungan anda dengan perempuan ini?" tanya salah satu wartawan. " Apa dia kekasih anda?" tanya yang lainnya. " Apa ini akan berpengaruh dengan posisi anda sebagai CEO di NetLand?" tanya yang lainnya lagi. " Tolong... Silahkan keluar dulu. Ini privasi kami." ucap Sam. " Pak Sam, bisa tolong jawab dia siapa?" tanya reporter yang pertama. " Dia... Dia tunangan saya. Tolong, tinggalkan kami." jawab Sam lalu mendorong mereka untuk keluar dari kamar tersebut dengan sopan. Sam lalu meraih ponselnya dan menelepon sang asisten ketika pintu kamar mereka sudah tertutup. Ia lalu menoleh pada Sofia yang kini memakai pakaiannya dengan tergesa- gesa dan tanpa sadar memperlihatkan kaki jenjang putih mulusnya yang membuat Sam menelan ludahnya. " Iya, pak... Pak, saya benar- benar minta maaf. Semua di luar dugaan saya pak. Saya tidak tahu kalau ada yang mengikuti wartawan yang kita sewa dan memanggil yang lainnya." jelas Hans dengan gugup. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan. " s**t! Cari tahu mereka dapat informasi darimana dan take down semua berita tentang hari ini kecuali wartawan kita sendiri." " Baik, pak." " Ingat, Hans. S E M U A! Saya nggak mau orang lain mengambil keuntungan dari ini semua." perintah Sam dengan kesal. Ini tidak seperti rencananya dimana ia hanya meminta satu orang wartawan untuk membuat Sofia takut dan mengambil gambar mereka berdua yang sedang berada di dalam kamar. " Baik, pak. Sekali lagi saya minta maaf." " Bereskan kekacauan ini. Kita ketemu lima belas menit lagi." " Baik, pak." Sam lalu kembali menyimpan ponselnya dan menoleh kembali ke tempat tidur yang telah kosong tersebut. Sam lalu berjalan ke arah sana dan meyakini jika gadis tersebut sedang berada di dalam kamar mandi. Ia kembali menampakkan seringai jahatnya melihat noda merah pekat yang ada dia atas seprai putih tersebut sambil sayup- sayup telinganya mendengarkan suara tangis pilu dari wanita yang semalam ia renggut kesuciannya secara paksa. Sam lalu semakin mendekati pintu kamar mandi tersebut dan mengetuknya berkali- kali. " Hape kamu bunyi terus. Kalau kamu tidak mau saya yang mengangkatnya, lebih baik kamu cepat keluar!" seru Sam setengah berteriak. Jujur ia sengaja melakukannya karena tidak ingin gadis tersebut melakukan hal bodoh dan membuat dirinya dalam masalah. Sofia lalu keluar dengan wajah sendu dan sembab meski sudah terlihat lebih segar dengan anakan rambut yang basah. Mungkin ia telah membasuh wajahnya berkali- kali, pikir Sam. Dan harus Sam akui, gadis yang melewatinya tersebut memang sangat cantik. Hal yang dulu juga disadarinya beberapa tahun yang lalu. Sam Flashback... " Ayolah, Sam... Sekali- kali lah..." ajak Romi sahabat Sam. " Iya, Sam. Lea bakalan senang kalau tahu kita semua ada disini lihat dia manggung." imbuh Galih. " Oke... Oke... Tapi nggak sampai selesai." jawab Sam yang akhirnya ikut ke dalam hall sebuah hotel ternama yang sedang mengadakan konser band dimana salah satu band pengisinya adalah teman SMA mereka. Tepatnya adalah teman dari Romy yang memang adalah kakak kelas yang menjadi kapten tim basket sekolah mereka sebelum Sam. Sam lalu berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadaa dan mengamati keadaan sekitarnya yang sangat ramai oleh muda mudi dari berbagai kalangan. " Oh, maaf..." Sam melirik pada sekelompok gadis yang terdiri dari tiga orang yang saling bergandengan dan tertawa tersebut ketika salah satu dari mereka tidak sengaja menabraknya dan tersenyum sambil mengangkat tangannya ke arah Sam seolah meminta maaf. Ketiga gadis tersebut lalu mengambil posisi yang hanya sekitar dua meter dari posisi Sam dan kawan- kawannya dengan terus saling bercerita meski harus saling menempelkan telinga untuk bisa mendengarkan dengan jelas. Sam terus mengamati gadis tersebut yang nampak tersenyum meski ia terlihat kelelahan dan tidak begitu bersemangat sedangkan kedua kawannya terlihat terus berusaha menghiburnya hingga gadis berambut panjang itu mulai tertawa dengan lepas. Cantik, sangat cantik. Itulah kesan yang Sam tangkap saat itu.Tubuhnya tinggi dan ramping dan celana jeans ketat serta cropped t-shirt yang ia kenakan semakin membuatnya terlihat menarik meski pakaian tersebut tidak terlihat mahal. Galih lalu menyenggol siku milik Sam ketika ia sadar temannya tersebut terus memperhatikan ketiga gadis di samping mereka yang kini semakin heboh ketika band Lea mulai tampil. Tampaknya mereka adalah salah satu fans dari band Lea yang memang sudah cukup terkenal di dalam negeri. Ketiganya menjadi semakin histeris dan gadis yang tadinya tidak bersemangat itupun kini telah ikut heboh mengikuti kedua kawannya yang sudah semakin bersemangat. Sam, Galih dan Romi saling melempar pandangan dan ikut tersenyum melihat tingkah ketiga wanita tersebut yang nampak seperti remaja. " Sof... Lagu kita, Sof..." seru salah satunya ketika pemain drum band tersebut mulai memainkan intro lagu yang sepertinya sudah tidak asing di telinga mereka. Ketiga gadis tersebut terlihat sangat bahagia sambil ikut menyanyikan lagu yang tengah Lea nyanyikan tersebut dengan sedikit berjingkrak, saling memeluk dan saling tertawa riang. Hal yang membuat Sam juga ikut tersenyum melihat tingkah mereka.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
53.4K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook