“Neng, Is …?” Satu nama yang meluncur begitu saja dengan mudah ketika aku melihat seorang yang baru saja keluar dari gedung perusahaan ini. “Jang … kamu …?” Pertanyaannya tersendat oleh airmata. Aku pun meminta Rena untuk pergi terlebiih dahulu, karena aku akan menemui Neng Iis untuk berbicara dengannya. “Baik, Tuan Muda. Kami permisi!” Rena pun pergi bersama para pengawal meninggalkan aku. Sementara itu, aku maju mendekati Neng Iis dan hendak meraih tangannya. Hanya saja, dia menepis tanganku, lalu … berlari pergi. “Neng …! Neng …! Neng Is …?” Sontak aku pun berlari dan mengejarnya yang tiba-tiba meninggalkanku. Walaupun entah apa yang ingin kubicarakan padanya, tapi rasanya aku perlu menjelaskan sejuta hal untuknya. Lagi-lagi dia menepis tanganku ketika aku mencoba meraihnya. Na

