bc

Bosku, Pacar Onlineku!

book_age16+
1.0K
IKUTI
6.5K
BACA
HE
curse
boss
blue collar
sweet
bxg
brilliant
genius
city
love at the first sight
like
intro-logo
Uraian

Kencan online yang dilakukan Kirana membawa petaka! Saat ketauan oleh pasangannya kalau dirinya adalah pasangan online pria itu, detik itu juga dia dipaksa untuk resign dari perusahaan tempatnya bekerja.

.

Pria yang menjadi pasangan online Kirana adalah Rangga Adiacipta, seorang pria muda pemimpin perusahaan tempat Kirana bekerja. Kirana adalah pegawai yang dia sangat benci karena masuk ke perusahaan yang dia pimpin melalui jalur koneksi ketebelece dari neneknya!

***

"Mau berencana sampai kapan mempermainkanku?" Suara Rangga terdengar datar tapi Kirana masih mewaspadainya.

.

"Sudahlah, serahkan surat pengunduran dirimu besok. Berhentilah dari tempat ini dan —"

.

"Bilang apa barusan? Benar-benar tidak disangka ternyata Rangga Adiacipta seorang yang semena-mena. Kamu menyuruhku berhenti karena ini? Sangat tidak profesional sekali." Suara Kirana bergetar karena marah tangannya terkepal keras.

.

"Baik kalau tidak mau melakukannya, gak masalah aku yang akan memaksamu." Rangga lalu berjalan menuju meja kerjanya menekan nomor ekstensi pada telpon internal.

.

"Pak Rosyid, buatkan surat pemutusan hubungan kerja untuk Ibu Kirana bagian pemasaran sekarang juga, lakukan sesuai dengan aturan berlaku masalah kompensasi yang harus dia terima." Rangga berkata tegas.

.

"Tapi, Pak, kita bahkan tidak pernah membuat surat peringatan padanya, bagaimana mungkin untuk langsung memutuskan begitu saja." Suara diseberang sana terdengar jelas oleh Kirana, karena Rangga melakukann panggilan ini menggunakan mode handsfree.

.

"Buatkan peringatan satu, dua, tiga dengan tanggal mundur." Rangga mengatakannya dengan sangat enteng, membuat Kirana yang masih mematung itu sangat marah.

.

"Tapi Pak, kesalahannya—"

.

"Pak Rosyid lakukan saja seperti yang saya perintahkan, dia sudah banyak melakukan kesalahan fatal, pertama sering datang terlambat, kedua nyaris menghilangkan dokumen penting perusahaan, ketiga kinerjanya tidak cukup baik, keempat targetnya dalam dua bulan terakhir tidak tercapai. Alasan ini apa tidak cukup untuk menghentikannya?"

.

"Ba-baik, Pak." Sambungan dimatikan Rangga.

.

"Bereskan barang-barangmu, tempat ini benar-benar tidak cocok untukmu, lingkungan ini tidak bersahabat dengan kemampuan yang kamu punya." Rangga berkata santai sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

***

Baca cerita seru ini sekarang juga!

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Bos Galak VS Pacar Idaman
Dewa Perang: Apa kita bisa bertemu akhir pekan ini? Pesan itu masuk melalui aplikasi kencan yang sudah beberapa bulan ini Kirana gunakan. Entah sudah berapa kali pasangan onlinenya bertanya kapan akan bertemu. Namun, bukan dia tidak mau, tetapi pekerjaannya sangat banyak dan menyita banyak waktunya. Tidak hanya bekerja di waktu normal, terkadang Kirana juga sering mendapatkan pekerjaan tambahan yang mendadak dari atasannya. "Kirana!" Suara itu membuat Kirana terkejut dan menjatuhkan ponselnya di atas meja. "Kenapa? Apa aku seperti hantu yang menakutkan?" Pria dengan suara tegas itu membuat kerongkongan Kirana tiba-tiba mengering. Dia adalah Rangga - atasan di perusahaan tempatnya bekerja. "Ah, tidak, Pak, saya hanya sedang—" Kirana kebingungan mencari alasan. "Sudah, saya nggak mau tahu! Sekarang kamu revisi ulang laporannya, banyak yang salah dan saya sudah tandai semuanya! Secepatnya kirim ulang, pokoknya sebelum jam pulang kantor! Terus ini—" "Apa itu, Pak?" potong Kirana cepat. "Ini ada draft proyek baru, kamu pelajari dan buat laporannya, selesaikan besok sebelum jam makan siang!" Kirana ternganga mendengar perintah tidak masuk akal yang kembali dia terima. Menurut Kirana, bos kejamnya itu selalu menekannya untuk melakukan banyak pekerjaan yang sangat melelahkan, bahkan terkadang di luar dari jobdesk. "Ba-baik, Pak." Kirana menjawab dengan terpaksa. Pria itu berbalik dan kembali masuk ke ruangannya. Meninggalkan Kirana di kubikel kerja dengan hati dongkol. "Argh!" Kirana mengacak rambutnya dan ingin menjerit, tetapi dia masih berusaha menahannya. "Tugas baru lagi, Non?" Ardi, tetangga kubikelnya mendekati Kirana yang terlihat sangat kusut. "Menurutmu?" Kirana berkata kesal dengan wajah jengkelnya. "Sorry to hear that, hari ini aku mau pulang cepat, mau kencan sama pacar jadi gak bisa temenin kamu." "Lagian siapa yang mau minta temenin lembur sama kamu sih? Pake acara pamer pacar lagi." Kirana mendengkus. Ardi hanya tertawa saat mendengar respon Kirana yang terdengar ketus, tetapi dia maklum karena sejak awal, Kirana memang selalu ditindas oleh atasan mereka. Tak lama kemudian, sebuah pesan kembali masuk melalui aplikasi kencan yang ada di ponsel Kirana. Dia sudah tahu kalau pesan masuk itu pasti dari pacar onlinenya. Pria yang sampai saat ini belum sekalipun bertatap muka dengannya. Namun karena terlalu sibuk, Kirana sama sekali tidak menghiraukan pesan-pesan yang masuk saat dirinya masih bekerja. Di saat waktu telah menunjukkan pukul delapan malam, Kirana pun berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat. *** Setibanya di kamar kos miliknya, Kirana langsung merebahkan tubuh di atas ranjang, berusaha untuk meregangkan punggungnya yang terasa sangat pegal. "Ah, bos monster itu benar-benar menyebalkan!" Dia menjerit dengan menutup wajah menggunakan bantal agar bisa meredam suara teriakkannya. Sambil menatap langit-langit kamar, dia masih membayangkan wajah menyebalkan yang diperlihatkan Rangga hingga Kirana pun tersadar bahwa dia seharusnya membalas pesan dari pacar onlinenya. "Ah, iya balas pesan." Tanpa membuang waktu, wanita itu dengan cepat mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana dan langsung membuka aplikasi kencan. Dewi Matahari Terbit: Aku baru saja sampai rumah. Maaf, ya, aku baru sempat membaca pesanmu. Dewa Perang: Tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Kamu pasti sangat lelah, sebaiknya kamu istirahat saja! Dewi Matahari Terbit: Justru itu karena hari ini hariku buruk. Jadi, aku ingin cerita sama kamu. Dewa Perang: Ceritakan saja! Aku akan mendengarkanmu. Btw, hari ini aku senang karena berhasil membuat karyawan itu kewalahan dengan tugas-tugas yang aku kasih. Dewi Matahari Terbit: Siapa? Pekerja d***u yang sering kamu ceritakan, ya? Dewa Perang: Iya betul dia. Dewi Matahari Terbit: Menurutku, kamu jangan terlalu kejam pada anak buahmu sendiri! Kirana masih menggenggam ponselnya. Menatap layar pada benda pipih itu yang masih menampilkan chat dari pacar onlinenya. "Kenapa dia lama sekali balasnya, ya? Apa dia masih sibuk jam segini?" Kirana masih menunggu. Tiba-tiba semua kiriman gambar masuk. Dia pun langsung membuka gambar itu. Dilihatnya, tumpukan dokumen di atas meja dan entah kenapa, itu sangat familiar untuknya. "Sepertinya aku pernah melihatnya?" Kirana coba mengingat. Memutar otaknya dengan keras hingga akhirnya dia pun teringat akan sesuatu yang membuatnya tercekat. "Nggak, nggak mungkin …?" Tangan kirinya menutup mulutnya yang terbuka lebar saking terkejutnya. "Tenang dulu Kirana!" Wanita itu bicara pada diri sendiri, lalu mulai memperbesar gambar kiriman dari pacar onlinenya itu dan benar saja, beberapa label "sign here" dengan motif kucing itu adalah miliknya di kantor. "Nggak … ini nggak mungkin. Jangan-jangan pemilik akun Dewa Perang itu adalah Rangga?" Kirana masih tak percaya dengan pemikirannya. Namun, seakan tak rela, wanita itu menampik karena tentu saja dia tidak mau jika pria yang selama 5 bulan dekat dengannya adalah pria menyebalkan yang selama ini dia benci. "Nggak, nggak, ini mustahil, lagi pula bukannya banyak label seperti itu dijual di pasaran?" Saat Kirana masih bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk hingga terdengar notifikasi dari ponselnya. Dewa Perang: Itu adalah tumpukan pekerjaanku sampai sore tadi, pegawai d***u itu menyelesaikan sebagian tugas yang kuberikan. Suasana hatiku cukup senang. "d***u … siapa yang dia panggil d***u? Jika pria ini benar-benar Rangga, berarti yang dia maksud d***u itu adalah aku." Saat membayangkan jika pria itu benar-benar Rangga, Kirana dengan cepat menggelengkan kepala. Tentu saja gadis itu tidak rela jika pria yang sudah berhasil membuatnya nyaman adalah atasan yang dianggapnya sebagai pria paling menyebalkan di muka bumi. Dewa Perang: Apa kamu sudah tidur? Kenapa tidak membalas lagi? Kirana pun tersadar. Dengan cepat, dia mulai mengetik kata demi kata sebelum mengirimnya. Dewi Matahari Terbit: Tidak, aku belum ngantuk. Boleh aku bertanya tentang pegawai dungumu itu, apa kamu benar-benar membencinya? Dewa Perang: Iya, aku sangat membencinya. Kamu tahu, Sayang. Aku tuh benar-benar tidak suka dengan orang yang masuk melalui jalur koneksi, apalagi dia sangat bodoh dan tidak bisa diharapkan dari segi mana pun, beberapa pekerjaannya masih banyak kesalahan. Dia sangat sembrono. "Ya Tuhan, kenapa aku merasa kalau pria ini memang Rangga, ya?" batin Kirana, merasa yakin jika pekerja d***u yang dibicarakan pacar onlinenya itu adalah dia, terlebih karena dia bisa bekerja di perusahaan Rangga memang berkat bantuan sepupunya. Masih setengah gemetar, Kirana mencoba mengingat beberapa hal yang sering mereka bicarakan dan banyak kejadian yang cocok, tetapi wanita itu masih berupaya untuk mencari bukti lainnya. "Aku harus mencari bukti lainnya dan jika ini benar, maka Dewa Perang sudah pasti adalah …." Kirana tak sanggup membayangkannya. Bukan hanya kaget, tetapi dia merasa aneh karena dari sekian banyak laki-laki di dunia ini, kenapa pacar onlinenya itu Rangga. Dewi Matahari Terbit: Aku akan menemui klienku di Jepara besok lusa. Mari kita bertemu di sana. Setelah mengirim pesan itu, Kirana sedikit ketakutan membayangkan yang akan terjadi jika memang benar itu adalah bosnya. Dewa Perang: Baiklah, aku akan menemuimu di sana, aku sudah tidak sabar. Dewi Matahari Terbit: Aku minta syarat tambahan. Kirana sengaja mengirim pesan itu hanya untuk jaga-jaga jika saja dugaannya benar, dia harus mempersiapkan encana selanjutnya. Dewa Perang: Katakan saja, aku akan senang hati memenuhi syarat Dewiku ini! Dewi Matahari Terbit: Ijinkan aku bertanya terlebih dahulu. Dewa Perang: Silakan saja, aku akan menjawabnya selagi aku bisa, asal kamu bertanya hal yang masuk akal saja. Dewi Matahari Terbit: Pertama, bagaimana jika aku ternyata tidak sesuai ekspektasimu? Kedua, apa kamu sanggup menerimaku apa adanya? Ketiga, apa kamu mau menerima syarat yang kukatakan tadi? Dewa Perang: Kamu pegang ucapanku, aku cukup konsisten dengan apa yang aku katakan, semua pertanyaanmu akan aku jawab menjadi satu jawaban yang tak terbantahkan, aku akan menerima apa pun kondisimu dan semua syarat yang kamu ajukan, aku pasti menyanggupinya. Membaca jawaban itu Kirana sedikit merasa lega. Setidaknya ada jaminan jika sampai ketakutannya benar-benar terjadi. Namun saat ini, masalahnya bukan hanya itu, tetapi lebih ke perasaannya. Apa rasa di hatinya masih tetap ada jika pada kenyatannya pria itu benar adalah Rangga? Dewi Matahari Terbit: Baiklah, malam ini kamu tidur dulu. Aku juga sudah sangat lelah hari ini. *** Keesokan hari di kantor, pagi-pagi sekali Rangga mengajak rapat beberapa karyawannya dan menggantikan posisi Kirana untuk pergi ke Jepara. Perubahan formasi ini sangat tiba-tiba dan Rangga turut dalam rombongan itu, lalu Kirana kebagian tugas untuk mengumpulkan data penjualan satu tahun terakhir perusahaan dan membuat analisanya, artinya dia harus tetap tinggal di kantor. Dewa Perang: Besok aku akan ke Jepara sekalian untuk urusan pekerjaan bersama beberapa orang staff perusahaanku. Hubungi aku di mana kita bisa bertemu, aku akan menghampirimu! Kirana membaca pesan itu semakin penasaran, situasinya sama persis dengan apa yang terjadi di tempatnya bekerja. Untuk lebih memastikan lagi, Kirana pun kembali bertanya tentang salah satu karyawan yang sering diceritakan oleh Rangga. Dewi Matahari Terbit: Wah, aku akan sangat senang sekali akhirnya kita akan segera bertemu, tapi ngomong-ngomong, apa hari ini kamu masih usil dengan karyawanmu itu? Dewa Perang: Agar moodku tetap baik saat bertemu denganmu, maka hari ini aku menyuruhnya menganalisis data dan membuat laporan, jadi dia tetap tinggal di perusahaan agar besok dia tidak ikut pergi bersama staffku yang lain ke Jepara. Tiba-tiba tubuh Kirana menjadi lemas seketika, ternyata tebakannya semalam memang tidak meleset. Atasannya itu adalah Dewa Perang, pacar onlinenya! "Ya Tuhan, sekarang bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sementara aku sudah terlanjur nyaman saat menghabiskan waktu dengannya, walau itu hanya lewat online?" batin Kirana, raut wajah sendu semakin menampilkan kesedihan yang menggambarkan jika perasaannya memang benar-benar kacau.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook