1

1001 Kata
Saska masih saja terisak di dalam kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi Saska masih saja menangis karena perjodohan yang masih belum dapat diterima. Saska mengambil ponselnya yang bergetar tanda ada pesan masuk, dia segera membaca pesan yang dikirimkan oleh Dafa. Sayang malam ini kita jalan-jalan yuk, sekalian nebus dosa aku karena tadi aku gak bisa anterin kamu pulang Ingin rasanya Saska berteriak saat melihat isi pesan dari pacar yang teramat dia cintai, dia tidak akan pernah bisa bercerita kepada Dafa kalau sudah dijodohkan, dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Dafa nantinya setelah tau hal ini yang terkesan sangat mendadak. Lain kali aja ya sayang, soalnya nanti malam aku ada acara keluarga,aku gak marah kok walaupun tadi kamu gak sempat anterin aku pulang. Saska sengaja berbohong kepada Dafa karena dia belum bisa berkata jujur kepadanya. Mungkin Saska memerlukan banyak waktu sampai benar-benar siap. Akhirnya Saska memilih untuk menelepon Violetta. "Halo Vio gue mau ke club sekarang, lo dateng sama Rena ya." Belum sempat Violetta menjawab apa yang di katakan Saska tapi Saska sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan telepon dengan sepihak. Saska memakai baju dress berwarna maroon sebatas pahanya dan segera keluar dari kamarnya. Saska mengintip ke ruang tamu ternyata tidak ada mama maupun papanya, dia segera keluar rumah dan langsung masuk ke taksi yang sudah di pesan sebelumnya. Setelah sampai di tempat tujuan, Saska segera masuk ke club malam itu dan bertemu dengan Violetta dan juga Rena yang ternyata sudah lebih dahulu tiba. Saska mulai meminum alkohol, terus menambah, dan sudah setengah mabuk sekarang. "Sas, lo kenapa ke club. Emang ada masalah apa sih?" tanya Rena. "Gue mau dijodohin Na, lo tau sendiri 'kan kalau gue udah cinta banget sama Dafa," sahut Saska dan masih meneguk minuman beralkohol itu. "Dafa udah tau kalau lo dijodohin?" tanya Rena lagi. "Belum gue kasih tau sama Dafa, gue gak berani kasih tau dia. Gue gak mau dia kecewa," jawab Saska. "Di jodohin sama siapa Sas? Kenapa mendadak gini sih." sambung Violetta. ''Sama rekan kerja papa gue Vio," ujar Saska. "What? sama rekan papa lo, berarti udah tua dong!" Rena sedikit berseru karena kaget. "Namanya Sergio Adiatama. Dia berumur kira-kira 20 tahun. Jujur dia orangnya ganteng tapi sayangnya gue gak suka sama dia, gue benci sama papa gue. Dia selalu lebih mentingin kebahagiaan kak Celia, kenapa gak kak Celia yang dijodohin sama dia kenapa juga harus gue yang masih SMA." Saska mulai mengoceh. "Sas lo pulang sekarang ya, lo udah terlalu mabuk. Gue gak mau sampai lo kenapa-kenapa malam ini, apalagi kalau sampai orang tua lo tau," ajak Rena. "Gue gak mau pulang Ren, gue mau di sini, gue gak mau ketemu papa gue. Mereka jahat, mau gue di sini juga gak akan ada yang peduli. Malahan lebih baik kalau mereka marah atau ngusir dari rumah. Dengan begitu, gue terbebas dari perjodohan ini." Saska semakin meracau lalu tertawa sendiri. "Gak usah ngaco deh lo, gue telepon Dafa aja ya biar dia jemput lo sekarang," saran Violetta. "Dafa? Kenapa gak daritadi sih, cepat telepon Dafa gue kangen sama dia," ucap Saska sedikit berteriak dengan suaranya yang terdengar serak. Violetta pun segera menghubungi Dafa. Sesuai dugaan Dafa agak sedikit terkejut saat mengetahui kalau Saska sedang berada di club malam. Violetta lega karena Dafa langsung menuju ke club malam sekarang. "Saska stop! Lo udah terlalu banyak minum, mendingan kita keluar dan nunggu Dafa di sana." Rena menarik pergelangan tangan Saska. Saska yang sudah terlanjur mabuk itu pun mengikuti Rena dan Violetta yang sudah mengenggam tangan kiri dan kanannya. Setelah lima belas menit menunggu Dafa pun tiba ke club dan segera menghampiri mereka bertiga. "Saska udah terlanjur mabok, Daf," ujar Rena memberitahu. Dafa berjalan mendekati Saska yang tengah duduk bersama Violetta di teras club itu. "Sas kita pulang sekarang ya," ucap Dafa lembut dan menyentuh kulit wajah Saska yang terasa hangat di tangannya. "Jangan bawa aku pulang Daf, aku gak mau pulang ke rumah." Saska mulai mengeluarkan suara tangisannya. ''Kenapa gak mau pulang Sas, emangnya ada masalah apa? Kenapa kamu ada di club ini? Bukannya tadi kamu bilang sama aku kalau kamu ada acara keluarga, makanya kamu gak sempat jalan sama aku?" tanya Dafa bertubi-tubi karena sejujurnya dia memang sangat kaget saat mendapatkan telepon dari Violetta secara mendadak. Rena menarik tangan Dafa dan membawa Dafa agak menjauh dari Saska. "Stop tanyain semua pertanyaan itu sama Saska, Daf. Gue harap lo bisa ngertiin posisi Saska sekarang, berat buat Saska kasih tau semuanya sama lo. Saska lagi frustasi makanya dia ada di sini sekarang," ucap Rena. "Emangnya kenapa sih Ren? apa yang sebenarnya terjadi sama Saska sampai dia ada di club ini?" tanya Dafa. "Dia dijodohin Daf. Tadi sepulang sekolah ada seorang cowok yang jemput dia, awalnya Saska kira itu sebatas orang suruhan papanya. Tapi setelah sampai ke rumah, Saska baru tau kalau lelaki itu akan dijodohkan dengan dia. Saska jelas menolak karena dia belum siap dan gak mau bikin lo sakit hati." Rena menjelaskan apa yang sudah dia tau. "Semendadak itu? Pantesan Saska sampai kayak gini, gue benar-benar gak bisa terima ini kalau sampai Saska langsung setuju tadi. Gue penasaran siapa cowok itu, berani-beraninya dia mau rebut Saska dari gue. Gak tau diri banget sebagai orang baru." "Gue juga penasaran sama cowok itu. Yang jelas dia udah kerja sekarang. Daf, kalau lo emang beneran cinta sama Saska, gue harap lo bisa nyemangatin Saska dan berjuang bersama dia dalam melewati semua ini. Jangan pernah tinggalin Saska, kalau itu sampai terjadi gue dan Violetta gak pernah mau maafin lo!" Rena memperingatkan. "Gue gak bakalan ninggalin Saska kok, tanpa lo minta gue juga bakalan selalu sama dia. Lo tenang aja," ucap Dafa. "Gue berharap lo emang bisa pegang kata-kata lo yang barusan, Daf. Setelah selesai berbicara dengan Rena, Dafa pun kembali berjalan mendekati Saska, "Sas aku anterin ke apartemen kamu aja ya, kalau kamu emang gak mau pulang ke rumah." ucap Dafa lembut Saska hanya menganggukkan kepalanya. Dafa menuntun Saska untuk masuk ke mobilnya dan segera melajukan mobil itu pergi meninggalkan club malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN