bc

CEO Tampan Menikahi Penulis Online

book_age18+
4.1K
IKUTI
67.4K
BACA
drama
tragedy
sweet
humorous
serious
like
intro-logo
Uraian

Erika Wijaya seorang penulis online asal Semarang yang bercita-cita ingin menjadi seorang penulis terkenal dan berkuliah seperti kakaknya-Aldin. Namun, ia tidak mau merepotkan kakaknya atau pun ibunya yang sudah tua. Dan suatu ketika Erika mendapatkan tawaran untuk membuatkan novel kisah cinta antara Jo dan juga Yoevanca, dengan membuat novel tersebut, Erika diiming-imingi gaji yang cukup besar dan akan diorbitkan menjadi penulis terkenal dengan bantuan Jo. Tanpa lama ia menerima tawaran itu dan hijrah ke Jakarta meninggalkan ibunya seorang diri di kampung. Konflik terjadi ketika di malam pernikahan, Yoevanca melarikan diri dari rumah dan pergi bersama dengan Aldin, Jo marah besar karena ternyata diam-diam mereka menjalin hubungan di belakang Jo. Dan karena hal inilah, Erika yang tidak seharusnya bertanggung jawab atas kegagalan pernikahan Jo, harus menanggung akibatnya. Apa yang akan Jo lakukan pada wanita itu untuk menebus kesalahan kakaknya yang telah berkhianat darinya? Inilah awal mula penderitaan si penulis online, Erika Wijaya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Memutuskan Pergi
** Empat puluh hari sudah pahlawan keluarga ini meninggalkan dunia. Tanpa sebab, tanpa gejala apapun, beliau menuntaskan tugasnya sebagai seorang ayah dan suami yang baik dalam keadaan berdzikir selepas salat Maghrib. Rasa takut itu masih terasa, bayang-bayang ketika menemukan Bapak meninggal dalam keadaan duduk bersila sambil memegangi butiran tasbihnya masih terbayang hingga sekarang. Dan canda, tawa hangat mereka sebelum Bapak pergi bekerja menggarap sawahnya pun juga masih terasa. Sungguh Allah semudah itu mengakhiri segalanya, tanpa harus menunggu renta, tanpa harus menunggu sakit. Semua yang sudah saatnya tutup usia pada akhirnya akan tetap tiada. Kini istri dan ke dua anak beliau hanya bisa berusaha ikhlas dan terus mengirimkan doa demi melapangkan hidup Bapak yang kekal di sisi Allah SWT. "Nduk, apa kamu tega ninggal Ibu? Bapak wes ndak ada lagi, Nduk. Ibu sendirian," kata seorang Ibu pada anak wanitanya yang kini sedang mengemasi baju-bajunya ke dalam tas besar. "Nggih, Bu. Demi masa depan. Aku pingin ngerubah nasib keluarga kita terutama nyenengin Ibu," sahutnya yang bergeming meski Ibu sudah menahannya untuk pergi. "Sudah ada Masmu yang akan bekerja keras buat kita, Nduk. Kamu mending terima lamaran Sofyan saja to! Wanita itu takdirnya ya ngurus suami dan anak," bujuk Ibu. Tidak tahu lagi ini sudah yang ke berapa kalinya Ibu mengatakan hal yang sama, tapi si anak yang memiliki tekad yang kuat tak juga mau mengurungkan niatnya. Keinginannya untuk menggapai cita-citanya sudah berkobar begitu dahsyat dalam hati dan juga dirinya. ** Dua hari kemudian. Sore hari telah tiba. Seorang CEO muda bernama Johan Adyasta sedang duduk diam di tempatnya seraya menunggu seseorang tiba. Di sampingnya stand by seorang assisten pribadi kesayangan sang CEO, Aldin Wijaya namanya. Mereka memiliki umur yang sama yaitu dua puluh tujuh tahun. Mereka teman semasa kuliah hanya saja nasib Aldin yang kurang beruntung menjadikan dirinya hanya bisa menjadi tangan kanan sang sahabat. Meski begitu tak ada yang Aldin sesalkan. Jo menggajinya dengan bayaran tinggi, karena Aldin bekerja dengan sangat profesional, lagi pula Aldin sudah ia anggap sebagai saudara sendiri. Aldin dan Jo bersahabat sejak kuliah hingga sekarang. Meski anak orang kaya tapi Jo menolak untuk kuliah di luar negeri sehingga Aldin akhirnya mendapatkan sahabat sebaik Jo yang kerap ringan tangan membantunya termasuk secara financial juga. Aldin memiliki tubuh tegap namun tak setinggi Johan. Lelaki berkulit cokelat ini memiliki hidung yang mancung seperti keturunan India padahal dia asli orang pribumi. Dan bagaimana penampakan Jo? Lelaki berkulit putih itu memiliki senyum yang sangat mempesona, pembawaannya yang santai dan rame membuat dia terlihat tidak seperti orang penting petinggi perusahaan. "Mana adik lu? Lama bener sich?" tanya Jo sambil mengetuk-ngetukkan jemari tangannya di atas meja. "Katanya lagi otewe, Jo. Sabar lah! Dia kan baru pertama kali datang ke Jakarta," jawab Aldin kemudian menyeruput es capucino yang tadi dipesannya. Jo ikut menyeruput vanila late miliknya hingga meninggalkan bekas busa di sudut bibirnya. "Kenapa tadi nggak kamu jemput aja sich? Caca udah nungguin aku di rumah." Jo menjadi tidak sabaran menanti orang yang sudah membuatnya menunggu hingga hampir setengah jam lamanya. Tidak lupa ia menarik tissu untuk menghapus sisa kopi yang mengotori bibirnya. "Aku udah tawarin tapi dia nggak mau. Mau belajar mandiri katanya." "Pokoknya kali ini gue harus bisa bikin suprise buat Caca, Al. Gue tahu gue gak romantis, tapi seenggaknya berusaha romantis nggak apa kan?" "Iya, moga aja Caca suka, Ya," ucap Aldin santai sambil mengaduk-aduk kopinya menggunakan ujung sedotan. Lima menit kemudian yang ditunggu akhirnya datang juga. Dia membawa tas besar di kanan dan kirinya. Dia juga masih memikul ransel di punggungnya. Benar-benar seperti orang kampung yang baru pulang dari kota. Dia celingak-celinguk ke kanan kiri, menyapukan pandangan matanya mencari keberdaan orang yang sudah membuat janji dengannya. "Iki (Ini) aku sudah benar apa belum ya alamat'e?" tanyanya takut jika salah masuk tempat, secara dia orang asing di kota ini dan hanya mempercayakan pada supir taksi online untuk mengantarnya. Misalkan bapak sopir mengajaknya ke tempat lain pun ia juga tidak akan tahu. "Rik!" panggil Aldin seraya melambaikan tangannya ke udara. Untung saja matanya cukup jeli mengidentifikasi keberadaan orang tersebut. "Nah itu Mas Aldin, Alhamdulilah aku ndak nyasar," katanya. Ia segera berjalan menemui orang yang tadi menyerukan namanya dengan lantang. "Tak pikir kamu nyasar, Dek," kata Aldin ketika orang itu sudah ada di depan matanya. "Alhamdulilah orak (tidak), Mas. Cuma radak (agak) bingung aja si, Mas," kata perempuan itu sambil meletakkan tas bawaannya di lantai dan juga melepaskan ransel yang ada di punggung dan meletakkannya asal-asalan. "Ndak apa-apa, Rik! Sing penting selamat! Tadi mau mas jemput, tapi kowe (kamu) nggak mau!" sahut Aldin kemudian menarik kursi untuk diduduki oleh perempuan tersebut yang tidak lain adalah adik kandungnya. "Sini duduk dulu!" perintah Aldin sambil menepuk kursi tersebut. "Aku kesel (capek) lho, Mas. Ternyata adoh (jauh) juga ya Semarang Jakarta, wes koyok (seperti) nyebrang pulau!" keluh wanita itu sambil menyeka keringat yang mengucur di keningnya. Selama ke dua kakak beradik ini asyik berbincang, Jo hanya sibuk memerhatikan. Dia sedikit mengerti Bahasa Jawa karena Aldin suka mengajarinya, tapi kosakata yang Jo kuasai belum terlalu banyak, jadi ia sempat mengerutkan keningnya pada bagian yang dia tidak mengerti artinya. "Ehem!" Jo berdeham. Dia memberi kode bahwa ada makhluk lain di antara mereka yang harus diperhatikan juga. Aldin dan adiknya kompak menoleh ke arah Jo. Ealah, ganteng banget koncone (temannya) Mas Al. Biasanya cuma lihat di foto. Pas dilihat langsung ternyata lebih ganteng aslinya. Batinnya sambil menelisik lebih jauh wajah teman kakaknya yang begitu mempesona. "Sorry, Jo! Ini kenalin, Dek! Namanya Mas Johan," kata Aldin memperkenalkan. Erika mengakhiri aktivitas matanya yang sedang menikmati ketampanan Jo. Astagfirullah! Zina mata aku, Ya. "Hai, Mas! Aku Erika." Perempuan itu mengulurkan tangannya pada Jo. Adik Aldin bernama Erika Wijaya, perempuan dua puluh tiga tahun, tinggi badan seratus enam puluh cm dengan berat badan lima puluh kilo. Dia berambut merah panjang, wajahnya tidak terlalu cantik dengan kulitnya yang berwarna kuning langsat dan dikala senyum banyak pria menjadi terpesona. Kalau kata orang Jawa bilangnya 'manis'. Orang cantik itu membosankan kalau orang manis nggak ngebosenin, begitu kata Ibu yang selalu diingat Erika hingga sekarang. "Aku Jo. Bosnya Masmu yang ndeso ini," jawab Jo sambil membalas uluran tangan Erika.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook