Pendonorku Seorang Petarung

1832 Kata
*** Berkat si petarung murah hati itu, aku akhirnya bisa mendapat supply darah. Aku bisa merasakan hidup kembali. Bahkan hari ini aku duduk di kursiku memimpin rapat bersama dewan direksi. “jadi apa kita akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi itu?” Jennie memulai pembicaraan di rapat pagi ini. “itu akan sangat menguntungkan kita terlebih-“ “terlebih CEO kita sangat membutuhkan obat agar tak kehabisan darah bukan begitu Mr. Aaron Scoth?” Jennie berkata begitu didepan semua orang diruangan ini. aku menatapnya tajam, menjadi bulan-bulannya saat rapat seperti ini memang sudah biasa. Mereka selalu tepat menyerang titik lemahku.  aku tahu dan sangat sadar, penyakitku ini membuatku tampak lemah dan kredibilitasku sebagai CEO ini sangat di ragukan. Seorang pesakitan, hantu, vampire yang menjabat sebagai CEO. Terlebih Jennie sangat senang sekali menyudutkanku, ia merasa menang dariku saat melakukan itu. ia berani begitu karena memiliki banyak orang di belakangnya yang sangat setia padanya. “lalu apa kita harus membantu wali kota seperti usulanmu, terjun kedalam politik, hanya untuk mendapat kucuran dana yang akhirnya membuat perusahaan kita mendapat masalah audit?” Balasku, Jennie malah tersenyum menyebalkan. “ck, CEO kita sangat pengecut, Kak kamu terlalu takut dan tak cukup berani untuk berada di posisi CEO, jadi kamu sangat takut pada audit? hahahah” Aku benar-benar ingin melemparkan gelas di atas mejaku saat ini pada wajah cantiknya itu. “ehmm” Suara itu, ayahku. Sudah berdiri di depan pintu ruangan rapat hari ini. semua orang langsung berdiri. “ayah” Panggil Jennie “aku komisaris hari ini. perhatikan sikapmu” “ah…ya, maaf Komisaris Scoth” Ucapnya, “ehemm” Begitu ia berdeham, aku tahu ini sudah harus menjadi akhir dari rapat hari ini tanpa menjatuhkan sebuah keputusan. Aku mengikuti ayahku, menuju keruanganku. Seperti ekornya. Plakkk Pipiku mendapat tamparan keras darinya, “memalukan! Bagaimana bisa kamu di permalukan seperti itu oleh adikmu!” Aku merapatkan bibirku, menunduk. Aku tahu ayah pasti sangat kecewa padaku. “sudah kukatakan untuk lebih kuat! Mereka itu sudah siap menjatuhkanmu, kamu tahu itu!!!” Wajahnya jadi sangat merah padam. “maaf” “aku tak butuh maafmu, yang ku mau hanya kamu bisa menjaga perusahaanku dari ular itu” Begitu ayahku memanggil Jennie, anaknya, hanya seekor ular licik dimatanya. “belilah manusia” Aku mendongak mendengar ucapannya. ‘Beli manusia’ “manusia kini bisa kita dapatkan hanya dengan memberikannya sejumlah uang, belilah satu untuk membuatnya selalu ada untukmu, bisa memberimu darah sampai kamu puas, dan bisa kamu hisap sampai habis” “Lisa sedang mengusahakan obat untukku, dan tranplantasi sumsumkupun pasti bisa dilakukan” “jadi kamu hanya ingin mati di meja operasi?!! Bagaimana jika orang-orang yang membedah tubuhmu itu bekerja untuk Jennie dan malah membunuhmu bukan menyelamatkanmu!!” Aku sudah tak bisa melawan orang tua ini. “cepat carilah, atau jika perlu nikahi jika wanita dan berikan setengah assetmu untuknya jika itu pria” “hahh tuhan apa salahku memiliki anak monster penghisap darah seperti ini” Gerutu ayahku sambil menepuk punggungku. Aku merasa bebanku terlalu besar untuk memangku perusahaan ini sendiri. Aku kemudian mengantar ayahku sampai di depan lift. “komisaris Scoth, sampai jumpa di rumah” Jennie menyempatkan datang menghampiri ayah unutuk menyapa sebelum lift tertutup dan membuat ayah turun. “jadi gimana rasa tamparan ayah? Apa masih sama rasanya seperti ia menamparku dulu karena tak bisa menjaga kakakku yang sangat lemah ini” Ucapnya, aku tahu ia menyindirku, tangannya mengelus dadaku. “behenti, aku tahu kamu membocorkan soal project baru pada KEY electronic holding yang membuat kita kalah tender” Bisikku padanya, wajanya berubah. Tertangkap sudah. “jadi sekarang kakak akan membocorkannya atau akan menggunakan itu untuk mengancamku, begitu?” “aku tak mengancammu, kakakmu ini hanya akan diam demi adik kakak agar tak mendapat tamparan karena selalu membuat onar” Balasku sambil kubelai wajah cantiknya. DNA memang tak pernah berbohong. Anak jalang ini memang sangat cantic, sayang ia malah seperti bunga yang buruk setelah di petik. Jennie adalah anak dari wanita yang ayah tiduri, usiaku saat itu baru 4 tahun ketika Jennie bayi tiba-tiba hadir di rumah. Ibu sangat marah dan kecewa saat itu. Ayah berkata Jennie hanya sebuah kesalahan di hidupnya. Tak lebih dari itu. itu karena Jennie beberapa kali membuat perusahaan terancam di akuisisi oleh perusahaan asing. Entah bagaimana keinginannya yang ingin menjual perusahaan itu begitu besar dalam diri perempuan ini. “pergilah turun, ini lantai 64, hanya CEO yang bisa berada di sini” Tangannya langsung mengepal dan iapun menggeretakan giginya saat mendengarku berkata begitu padanya. Kemudian ia Berbalik dan berjalan dengan cepat menjauh dariku. Setelah Jennie pergi aku kembali pada masalahku sendiri. “dimana aku harus membeli manusia?” “jikapun aku bisa menemukannya, Jennie pasti akan melakukan segala cara untuk membuatku tak bisa memilikinya” Aku berjalan dengan cepat menuju ruangan Will, namun langkahku terhenti. “will, bukan aku tak percaya padamu, hanya saja aku pikir lebih baik merahasiakan ini darimu untuk sementara waktu sampai aku menemukan manusia itu” Gumamku dan berbalik menuju ruanganku. Mengurungkan niatku untuk meminta bantuan darinya. “Kelly bisa buatkan aku janji dengan orang ini” Kataku menyerahkan kartu nama, jasa pencarian orang. “baik” “ah satu lagi rahasiakan ini” Kelly adalah perempuan yang selalu berdiri tepat di depan muka lantai 64, ia menjaga ruanganku. Hanya seperti satpam cantik di lantaiku ini. Aku harus cepat mendapatkan orang. “yah, aku butuh beberapa orang, carikan untukku, pastikan untuk mencari yang tak memiliki keluarga, atau terlantar dan kesulitan ekonomi” Pintaku dalam telpon. Harus yang memiliki kriteria seperti itu, aku takut jika Jennie sampai mencelakai orang yang kucari. Seperti insiden tahun lalu. Aku menemukan seseorang yang bisa membantuku, ia adalah tulang punggung keluarganya, dengan iming-iming akan membantu ekonomi keluarga, iya mengiyakan dan setuju untuk menjadi pendonor tetapku. Sayang Jennie dengan tega membuatnya terluka dalam sebuah kecelakaan sampai ia kehabisan darah kerena kecelakaan itu. meninggal di tempat. Aku harus menyesal untuk waktu yang lama pada keluarganya yang ia tinggalkan. Mereka kini menjadi salah satu penerima donasiku, aku berjanji pada diriku untuk menanggung semua kebutuhan mereka. Toktok “ya” “Mr. ini data dari dokter Lisa” Kelly memberiku amplop yang berisi data dari Lisa ucapnya. Apa ini hasil pemeriksaanku, kenapa ia tak kirim melalui emailku. Saat kubuka. Foto. Dan kartu nama disana. “gedung apa ini?” Gambar foto itu seperti gedung terbengkalai di pinggiran kota. Dan ini Don lee boxing. “sebenarnya apa yang-“ “tunggu-” Aku baru menyadari ini mungkin data yang kemarin Lisa katakan padaku soal pendonorku sabtu lalu. Tapi kenapa datanya hanya ini. Don Lee? Apa itu nama pendonorku. Aku mulai melakukan pencarian Don lee, “kenapa yang keluar actor Ma Dong Suk yang bertubuh kekar seperti ini?” “apa pendonorku juga seseram dia?” Tak dapat ku temukan pencarian dimanapun nama di kartu yang di berikan Lisa. “apa gedung ini illegal karenanya tak secara resmi memiliki website atau terdaftar secara online” Aku memandangi lama foto gedung tua itu. tiga tingkat, warna dindingnya sudah berlumut. Ada pagar kawat di sekitarnya. Satu foto lagi ini menujukan saat malam. Lampu jingga yang cukup redup menjadi satu-satunya yang bisa menerangi area di sekitar gedung itu. “mengapa sangat menyeramkan seperti ini? orang seperti apa yang sudah mendonorkan darahnya padaku?” Akhirnya ku serahkan pencarian foto itu pada tim cyber. Itu sangat memudahkan untuk melacak tempat hanya dengan menggunakan foto seperti itu. ** Aku menelusuri jalanan gelap, sama seperti yang berada dalam foto. Tapi ini jauh lebih menyeramkan. Satu orang kulihat tengah merokok di depan sebuah pintu tua. “hey, orang baru?” Tanyanya padaku, menatap wajahku namun ia perlahan mundur kemudian. “atau vampire?” Tangannya memukulku “ah, masih manusia, tapi kenapa pucat seperti mayat begitu, masuklah” Ucapnya. Aku merasa tempat ini menyeramkan, tanpa sadar wajahku dan kulitku akan sangat menyeramkan dimata orang lain yang melihatku. Aku memasuki pintu itu, lorong panjang hanya lampu-lampu redup yang meneranginya. Aku hanya berjalan mengikuti lorong ini sampai di dekat ujung kulihat cahaya. Ku ikuti cahaya redup yang berasal dari sebuah ruangan. “akhhh aahhh” Sepasang manusia tengah bergulat saling mencumbu, mereka menyadari dan melihatku menggannggu mereka. “ah lanjutkan” Kataku, aku buru-buru keluar dari pintu itu. dan memasuki ruangan di ujung dari lorong ini. Seorang wanita tengah duduk disana. Matanya coklat tatapannya sendu, rambutnya terurai, memeluk lututnya. Kulitnya hampir sama sepertiku. Aku seperti menemukan sesama speciesku. Aku mendekat padanya, aku hanya penasaran apa wanita itu nyata atau ini hanya khayalanku saja.  “aw aww” Begitu suaranya saat ku cubiti pipinya. “hey, berhenti bersikap tak sopan padaku” Ucapnya sambil membuang tanganku dari pipinya “ahhh ternyata nyata” Kataku, membuatnya menaikan alisnya mata indahnya semakin membulat. Cantic sekali wanita ini. ruangan ini cukup redup, tapi aku bisa melihat bagaimana garis wajahnya, hidung kecil mancung dan tegas. Juga Bibir merahnya. “kamu yang tak seperti nyata, ku pikir kamu ini.. vampire penghuni gedung ini” Ucapnya, ia kemudian bangkit dari duduknya berjalan keluar pintu tadi aku masuk. Dorrr Suara tembakan itu sangat keras membuatku kaget. Dan jadi tak sengaja memegang pundak wanita itu yang sudah memunggungiku. Bersembunyi padanya reflex. brakk “awwww” Aku meringis kesakitan. Wanita itu membuatku terkapar di lantai, tubuhku tiba-tiba di bantingnya kuat menggunakan tubuhnya yang jauh lebih kecil dariku itu. aku bertanya-tanya dia ini apa? kenapa seperti memiliki kekuatan super power saja. “jika ingin melakukan sesuatu padaku, kuperingatkanmu lebih awal, jangan pernah terpikir olehmu! atau aku akan membuat tubuhmu remuk” “hey, aku hanya memegangmu karena kaget, kenapa kamu berlebihan sekali seperti ini akhhh” Kataku. Ia tiba-tiba berbalik berjongkok disampingku. “modus” Ucapnya. Matanya seperti teralih pada sesuatu, “shiit aku sudah harus naik” Ucapnya, berlari meninggalkanku. Aku buru-buru berdiri dan mengejarnya. Bayangannya sudah tak terlihat lagi, tapi kudengar suara riuh dari ujung lorong di sebelah kanan. Aku mendekat pada sumber suara itu. dan saat kulihat, banyak sekali orang berkumpul disana. Mengitari sebuah ring, ku tebak aku berada di tempat Don Lee berada. “kita panggil di sisi kanan ada Master Yuu” Mc itu memperkenalkan petarungnya, semua orang berteriak untuk petarung itu. “dan sisi kiri Doon Leee” Semua orang bersorak ketika sosok Don Lee itu memasuki ring. Aku tak bisa melihat dengan jelas. Don Lee orang yang kucari.. ia akan bertarung. Aku terus berjalan kesamping, ada tangga yang menuju ke tempat semua penonton itu berada menyaksikan pertarungan itu. “Aaarghhhhh!!!!” Teriaknya, seorang wanita? Benar Don Lee ..dia ternyata seorang wanita yang memasuki ring itu dan tengah berteriak akan bertarung di depan mataku bersama lawannya sekarang ini. Kulihat bagaimana kokoh kakinya, pahanya yang seperti sekuat kayu meski tak tebal malah terlihat lebih kecil dibanding lawannya. Perutnya yang terukir oleh otot-ototnya disana, tangannya yang sudah terbungkus, siap untuk bertarung. Aku berjalan mendekat untuk melihat wajahnya. “apaa, dia itu? wanita tadi? jadi Don Lee adalah wanita yang membantingku tadi? Bagaimana bisa? bagaimana bisa wanita cant-…ah, bukan maksudku wanita yang membantingku tadi.. dia adalah Don Lee pendonorku??” ….    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN