Engga Peka !!!

1060 Kata
  “Cinta itu datang seperti ridho yang di berikan Allah, jika sang pemilik hati memutar balikkan hatimu maka yang perlu kau lakukan hanyalah menjaga cinta suci itu layaknya putih yang tak pernah tergores tintah.”   Pemandangan pulau Dewata Bali yang begitu indah membuat siapa saja ingin menikmati semilir angin tanpa batas di waktu malam hari. Seperti yang dilakukan Zikri dan Clara, sebenarnya hanya Clara saja karena Zikri ingin beristirahat setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. "Ihh Pak Bos! ayo bangun! aku udah ganti baju nih !" ujar Clara sambil menarik-narik tangan Zikri. Clara sudah memakai baju gamis berwarna coklat muda dengan jilbab hitam yang dibuatnya se simple mungkin dan tidak lupa kacamata bertengger di jilbabnya seakan menambah kesan imutnya. "Aku capek," jawab Zikri terlihat jelas muka lelahnya. "Aku nangis, kalo Pak Bos engga mau bangun dan ajak jalan," ancam Clara seperti anak kecil yang ngambek. Alhasil itu membuat Zikri bangun dan segera beranjak ke WC untuk mengganti baju. "Itu bajunya udah Aku siapin di atas meja," tunjuk Clara memberi tahu, diikuti senyuman lebar. Zikri segera mengambil baju tersebut dan menggantinya ke kamar mandi. Tidak sampai satu menit Zikri sudah keluar dengan baju casual lengan panjang yang berwarna senada seperti baju Clara. Clara tidak bisa berkedip melihat ke arah Zikri, "Pak bos, jangan terlalu ganteng, nanti aku susah jaganya," keluh Clara polos seperti tanpa dosa karena cemburu jika ada yang mendekati Zikri . Zikri yang mendengar itu langsung saja menarik tangan Clara dan mengandengnya.   ***   Ketika sampai di Lobi, semua tatapan memuja dari perempuan tidak bisa terlepas dari Zikri, Clara yang melihat itu langsung saja mengeratkan gandengannya ke arah suaminya itu. "Sayang, itu baju kamu yang sebelah kiri kegulung," teriak Clara kencang karena kesal melihat tatapan memuja dari kau hawa itu. Clara segera membenarkan baju Zikri, dengan jarak sedekat itu Zikri dapat mencium aroma coklat yang dimiliki istrinya. Yang lebih parahnya jantung Clara berdetak dengan kencang. Dia segera menjauh kan tubuhnya yang kecil dari Zikri. "Kamu kenapa?" tanya zikri dengan muka polosnya. "Jantung kamu kok bunyinya kencang?" tanya Zikri lagi. Tamatlah sudah rasa malu Clara. "Bu susi tolong tenggelamkan saja Clara," doanya dalam hati. Clara berjalan mendahului Zikri karena saking malunya. Zikri yang melihat itu langsung saja mengejar istrinya tersebut. "Sini pegang tangan aku, nanti kamu hilang!" perintah Zikri sambil mengambil jemari istrinya itu. Clara menatap jemari tangan mereka yang saling bertautan, dia rasanya ingin memeluk Zikri saking terharunya. Tapi kan jaga image lah namanya cewek. Mereka memilih berjalan kaki untuk melihat pantai karena letaknya tidak jauh dari penginapan yang mereka tempati. Semua menatap iri pada mereka, serasa melihat pasangan yang paling serasi. Yang satu tampan dan satunya lagi cantik. Zikri tidak pernah memperhatikan orang-orang dia hanya menatap Clara saja. ***** Sekarang mereka telah sampai di tepi pantai dengan semilir angin menemani ditemai suara ombak laut yang begitu menenangkan. Clara yang ceria langsung saja menarik Zikri untuk bermain air. "Pak Bos kena!" ujar Clara usil dan menyirami air ke arah Zikri . Alhasil baju Zikri terkena basahan air, Zikri yang menyadari itu, langsung saja membalas perbuatan Clara, jadilah mereka perang air seperti anak kecil. "Yahh basah deh baju Aku hehehe," gumam Clara sambil terkekeh. Zikri yang melihat itu benar-benar ingin muncubit pipi chubby perempuan itu,namun dia urungkan. "Ayo pulang, kamu kedinginan," ajak Zikri dengan melihat baju Clara yang basah dan muka wanita itu yang pucat. “Tapi, masih mau main air,” jawab Clara sendu. “Nanti kamu sakit,” jelas Zikri penuh perhatian. Clara pun pasrah dan mengikuti langkah kaki suaminya itu, di perjalanan pulang Clara sudah mulai menggigil, Zikri segera merangkul istrinya itu agar tidak kedinginan. Zikri yang melihat  ada toko belanja baju segera saja berhenti. Karena dia ingin membelikan jaket untuk Clara. "Kamu tunggu di depan sini! Jangan kemana-mana, aku engga lama," perintah Zikri penuh perhatian, namun serat akan nada tak terbantahkan. Clara yang mendengar itu langsung saja mengaggukkan kepala. Dia sudah tidak kuat lagi untuk sekedar menjawab karena dinginnya baju dan angin malam tak dapat dihindari. Zikri segera berlari ke dalam toko tersebut, dia langsung menuju tempat jaket dan langsung saja mengambil jaket tebal secara asal, namun tiba-tiba ada seorang wanita yang menghadang jalannya. "Pak Zikri kan?" tanyanya dengan muka sok cantik. Namanya Angela, seorang pengusaha yang pernah bekerja sama dengan Zikri, namun Zikri kurang suka melihatnya karena pakaiannya yang robek sana robek sini. Zikri tidak pernah mau berlama-lama dekat dengan perempuan itu kecuali saat penting ketika tidak bisa di wakilkan oleh Lian. "Maaf, saya harus buru-buru," ucap Zikri sopan sambil menundukkan pandangan. Angela yang melihat itu segera menggeser tempatnya berdiri, "Selalu saja membuat aku jatuh cinta dengan sikapnya," gumam Angela kagum.   *** Zikri segera membayar jaket tersebut dan segera keluar dengan berlari kecil akibat khawatir. Dia langsung saja memakaikan jaket itu ke badan istrinya yang telah kedinginan. Semenjak lafazh ijab Kabul di bacakan, maka saat itulah perasaan Zikri untuk menjaga Clara semakin besar. "Makasih ya, Pak Bos," ucap Clara tulus. Zikri mengaggukan kepalanya, dia berjongkok menghadap depan. "Naik!" suruhnya singkat, padat dan jelas. Clara yang bingung langsung saja tergagap, "Hah?" Zikri yang merasa Clara belum juga naik, segera saja menariknya untuk digendong. "Eh..ehh..eh Pak Bos turunin!" teriak Clara meronta di gendongan Zikri, namun zikri mengabaikan itu. Lambat laun Clara juga nyaman berada di belakang Zikri, dia diam. "Padahal Aku berat," ucapnya dengan merendahkan diri. "Iya emang berat," balas zikri dengan ironi. "Ihh nyebelin, engga peka banget sih Pak Bos! Kalo cewek ngomong berat jangan diiyain itu sensitif loh!" omel Clara di belakang. "Kan kamu sendiri yang bilang," jawab Zikri polos. "Ihh! itu artinya Aku tu mau di bilang, kamu engga berat kok, malahan ak seneng bisa gendong kamu kaya beban di pundak aku terasa ringan," jelas Clara dengan memukul punggung Zikri. "Kan aku jujur, bohong itu dosa, jadi kamu lebih suka aku bohong?" tanya Zikri bingung. Memang perempuan itu sulit dimengerti gilaran gendut salah, giliran kurus pengen gendut udah ideal aja masih mau kurus lagi. “Rasullulah aja berbohong untuk menyenangkan hati istri karena gak mau lihat istrinya sedih,” protes Clara tidak mau kalah. “Tapi, istri Rasullulah tidak pernah mempermasalahkan bentuk fisiknya, mau kamu gendut, mau kamu berat, mau kamu kurus, atau bahkan nanti ketika tubuh kita sudah termakan usia, aku akan tetap berdiri kokoh untuk menatapmu dalam setiap hariku,” jawab Zikri dengan penjelasan yang membuat hati Clara menghangat. Mereka menyusuri jalan dengan perbedaan pendapat seperti itu, sampai Clara tertidur di punggung nyaman Zikri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN