Honeymoon

960 Kata
"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikanmu yang membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya.Sebab, wanita yang shaleh, meskipun buruk adalah lebih utama " (HR. Ibnu Majah)."   Semua terasa seperti mimpi di siang hari. Clara menikah lalu menjadi seorang istri dari CEO yang terkenal. Dan sekarang dia berada di Bali. Dulu Bali hanya sebatas angan yang seperti mimpi lalu sekarang dia benar-benar berada di Pantai Kuta Bali. Setelah acara resepsi kemarin yang menguras tenaga mereka. Mama Winda dan papa Agung langsung memberikan Zikri dan Clara  tiket honeymoon ke Pulau Dewata Bali. Mereka berdua hanya tinggal terima beresnya saja, karena Mama Winda dan Papa Agung telah mengurus semuanya. Mereka sampai ketika azan maghrib berkumandang, Zikri segera saja mandi dan mengambil wudhu lalu menunggu Clara untuk melaksanakan sholat berjamaah. Hadits No. 422 Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq Alaihi. Mereka melaksanakan sholat dengan khusuk. Satu Fakta mengejuktan lagi yang baru Clara tau adalah bahwa lantunan surah Ar-Rahman yang di bacakan Zikri ketika sholat sangat menenangkan hati. Clara sang wanita penyuka surah Ar-Rahman sangat terbius dengan satu persatu lafal ayat yang di bacakan Zikri. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (1).(Tuhan) Yang Maha Pemurah, (2). Yang telah mengajarkan Al Qur'an. (3). Dia menciptakan manusia, (4). Mengajarnya pandai berbicara. (5). Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (6). Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. (7). Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). (8). upaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. (9). Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (10). Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya).   Clara sangat berterimakasih pada Allah karena telah memberikan dia Pak Imam yang sungguh luar biasa, rasanya dia ingin mengucap ribuan rasa syukur, karena tidak tahu dengan cara apa lagi membalas semua rasa kasih Allah padanya, sungguh Allah maha sempurna yang tanpa pamrih mmberikan segalanya untuk umatnya. Awalnya Clara sama sekal tidak menyukai Zikri namun melihat ketaatan terhadap sang pencipta membuat dia yakin bahwa Zikri adalah pak imam terbaik yng diberikan Allah. Setelah selesai sholat berjamaah Clara segera menyalami tangan Zikri. Zikri terharu dengan apa yang di lakukan Clara, rasanya seperti didampingi bidadari tanpa sayap di depannya sekarang. "Pak Bos mau dimasakin apa?" tanya Clara dengan wajah polosnya. Zikri yang baru sadar dari lamunannya pun tergagap," E...mang ada kompor?" tanyanya dengan kerutan didahi. "Engga ada sih, nanti aku numpang masak di dapur hotel," jawab Clara dengan santainya. Yang membuat Zikri geleng-geleng kepala, "kenapa wanita se polos ini bisa jadi istrinya?" tanyanya dalam hati. Setelah membuka mukenahnya, Clara segera saja pergi dan berpamitan dengan Zikri diikuti suara cempreng dari wanita tersebut. Setelah menikah Zikri jadi tahu bahawa Clara itu sangat cerewet tapi menggemaskan. "Pak Bos, aku ke dapur dula ya! Jangan rindu! Berat biar Clara saja," teriak Clara sambil menirukan gaya Dilan di film Dilan 1990. Zikri yang sedang menonton televisi langsung saja mengelus dadanya, "Dasar anak itu!" ujarnya pelan. Semenjak mereka menikah, Clara selalu saja memanggilnya pak bos ntah apa alasannya, padahal Zikri ingin di panggil Mas. Biar seperti Rasullullah yang mempunyai panggilan sayang. *** Setibanya di dapur restoran, Clara meminta izin dengan muka yang dibuat sesedih mungkin kemudian bergaya seperti anak kecil. Mana ada yang akan mengira anak seimut, semanis dan secantik ini sudah menikah. "Mbak, Mbak, Mbak! tolong aku ya, aku harus masak karena busung lapar," ujar Clara dengan  muka memelas kepada  Mbak -Mbak manager restoran itu, Mbak-Mbak yang melihat muka Clara yang begitu ibanya dan badannya yang mungil langsung saja mengiyakan. "Yaudah, sana masak adik kecil!" ucapnya ramah memberikan izin kepada Clara. Clara yang mendengar itu rasanya ingin mengomel bagaimana bisa dia dikatakan adik kecil, sedangkan dia saja baru sudah menikah. "Makasih Mbak cantik," jawab Clara sambil berlari seperti anak kecil, semua orang yang melihatnya pun tertular senyuman manis dari gadis imut itu. Clara segera memasuki dapur restoran dan memasak ayam rica-rica, semua koki memadangnya takjub karena begitu terlihat terlatih dia memainkan alat-alat masak di dapur. Tidak sampai lima menit ayam rica-rica itu sudah siap untuk di hidangkan Sangat-sangat mengoda bagi siapa saja yang melihatnya. Clara pun segera beranjak dari dapur, sebelum pergi dia juga mengucapkan terimakasih pada semua koki di tempat tersebut. "Terimakasih semuanya," tutur Clara dengan senyum mengembang tidak terlepas dari bibirnya. "Makasih juga Mbak Manager cantik," ucap Clara dengan girangnya.                                                                                   *** Jam sudah menunjukkan angka delapan lewat enam malam, tapi istrinya belum juga kembali, katanya sebentar tapi lama. Zikri sudah ingin menyusulnya, namun tiba-tiba ada yang masuk dengan dua piring di kanan-kirinya yang satu berisi nasi dan yang satu lagi adalah ayam rica-rica. "Dari mana aja? Kok lama? Jangan suka pergi sendiri, kamu kan tau, ini bukan daerah kita Ra!” omel Zikri beruntun, namun serat akan nada khawatir di dalamnya. Clara yang mendengar itu rasanya ingin tertawa, "Nanyanya satu-satu suamiku, bilang aja rindu! Ditinggal 5 menit aja udah rindu gimana kalo ditinggal sebulan hehhehe," ujar Clara diikuti Kekehan dari wajah Clara yang membuat lesung pipinya serta mukanya menjadi sangat imut. Mana bisa Zikri marah lagi kepada wanita di depannya ini, jika dia telah mengeluarkan kelemahan zikri, wajahnya yang seperti itu. Zikri hanya menghelah nafas, "Ayo dong makan dulu!" pinta Clara dengan sangat semangat. Zikripun memakan dengan lahap, selain lapar dia juga sangat menyukai masakkan Clara ntah mengapa masakannya lima puluh delapan kali lipat dari masakan restoran manapun. "Enak engga Pak Bos?" tanya Clara dengan rasa penasaran. "Enak," ucap zikri dengan satu kata itu. Clara hanya dapat memandang zikri dalam diam, “dulu Mama Winda ngidam apa ya waktu hamil makhluk dingin dan galak ini?” tanya Clara dalam hati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN