Suara Reyhan di sampingku membangunkanku dengan perasaan terkejut. "Tidak ... Mika ... Tolong!" Seluruh tubuhnya tampak bergetar, keringat membanjiri wajahnya. "Mika ... Mika ... Mika ... Jangan pergi." Kuguncang tubuhnya untuk membangunkannya, ia tampak kesakitan dan mencengkeram selimut dengan kuat. "Reyhan, bangun, aku di sini, buka matamu." Aku mulai panik dengan Reyhan yang semakin terlihat gelisah. "Mika ... tolong, jangan pukul aku." Kukeraskan suaraku memanggil namanya dan guncanganku semakin hebat di tubuhnya, Reyhan mengerang, ia menangis, aku panik karena tubuhnya terasa mengencang di bawah tanganku. "Reyhan, buka matamu!!" kataku dengan cukup keras, hampir berteriak dan akhirnya ia membuka matanya. Napasnya terengah-engah, matanya dengan rakus menatap sekelilingnya,

