Aku terbangun oleh sinar matahari yang menyinari wajahku, kututup wajahku dengan tangan untuk menghalau sinar matahari yang menyilaukan itu. Beberapa menit kemudian, kusingkirkan tangan dari wajahku karena sinar matahari telah lenyap, mataku mengerjap, terasa lengket dan berat, saat penglihatanku membaik kulihat Reyhan duduk di dekatku yang masih terbaring, wangi sabun mandinya yang segar memenuhi indera penciumanku, dia tampak segar dan menggoda dengan penampilannya yang saat ini hanya mengenakan handuk di sekitar pinggangnya, aku tersenyum lemah ia pun membantuku bangkit dari posisi berbaringku. "Maaf untuk semalam," lirihnya, dan aku kembali teringat akan pertengkaran kami, aku hanya terdiam. Kami harus menemukan titik terang untuk masalah ini, aku lelah jika topik ini selalu saja mun

