Rumah megah, dihiasi dengan kerlap kerlip lampu warna warni, dengan bunga gantung menghiasi pekarangan rumah. Rumah itu nampaknya sudah ramai dihadiri oleh tamu undangan yang kebanyakan kolega-kolega besar dari manca Negara. Mobil hitam milik Fahri memasuki gerbang yang menjulang tinggi dan disusul dengan mobil lain di belakangnya. Naja sedari tadi meremas jari-jari tanggannya yang sudah terasa dingin dan berkeringat, jantungnya terpacu dengan capat karena Ia gugup, pasti banyak sekali wanita-wanita cantik di dalam. “Nggak usah gugup kali. Lu udah cantik kok.” Puji Fahri dengan seulas senyum manis di bibirnya. “Bentar, lu jangan keluar dulu!” peringat Fahri. Naja yang hendak membuka seat beltnya pun harus terhenti karena perintah Fahri. “Kenapa?” tanya Naja sedikit bingung, seisi ota

