bc

MANTAN TAPI SAYANG

book_age18+
446
IKUTI
3.0K
BACA
HE
second chance
kickass heroine
boss
drama
bxg
brilliant
office/work place
sassy
affair
assistant
like
intro-logo
Uraian

SHORT STORY 21+ (TAMAT)

Ivy putus dari Gatha karena pria itu menghamili Jenna sahabat Ivy sejak kecil, Ivy merelakan Gatha menikahi Jenna namun ia tak mau lagi mengenal kedua manusia itu.

Sayangnya, setelah 5 tahun berlalu, Ivy kembali di pertemukan dengan Gatha di kantor tempat ia bekerja, Gatha menjabat sebagai wakil Direktur baru di Perusahaan Ivy bekerja.

Ivy muak kalau harus terus-menerus bertemu Gatha, apalagi ia sudah rela pindah ke luar kota agar tidak pernah bertemu baik Gatha ataupun Jenna, namun setelah berusaha menjauh, kenangan buruk itu datang kembali.

Jabatan Ivy hanya sebatas Wakil Manager membuatnya harus terus bersikap baik pada Gatha, namun karena diharuskan bertemu secara intens, keduanya terpaksa dekat dan Ivy terpaksa pura-pura baik di depan Gatha.

.

"Apakah Jenna dan anakmu kau bawa juga ke Kota ini?" tanya Ivy.

.

"Tidak!" jawab Gatha singkat.

.

"Kenapa kau tidak membawa keluargamu?" tanya Ivy balik.

.

"Karena mereka sudah berada di surga," jawab Gatha.

.

Ivy terkejut, matanya membola bahkan sampai menutup mulutnya karena kaget.

Bagaimana hubungan Ivy dan Gatha setelah masalalu yang begitu menyakitkan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Mantan & Sahabat Zhalim
"Aku udah gak dendam lagi, tapi sebaiknya kamu tidak perlu berbicara padaku kalau bukan urusan kantor!" tegas Ivy. Suaranya datar dan dingin. Ia bahkan tak menoleh sama sekali, padahal Gatha berada tepat di belakangnya. "Vy, ada yang ingin aku sampaikan-" Ting... Pintu lift terbuka, Ivy langsung keluar dan berlari kecil meninggalkan Gatha yang merupakan Wakil Direktur di perusahaan tempat mereka berdua bekerja. Ivy berlari masuk ke toilet, ia duduk di atas kloset, mengeluarkan tisu dari tasnya, meskipun sudah 5 tahun berlalu kenapa rasa sakitnya masih sama. Ivy berusaha menahan tangis karena ia tak ingin riasannya rusak. Ivy memegangi d**a yang terasa sesak sambil menutup mata. Dia tak mau mengeluarkan air mata lagi walaupun hanya setetes untuk pria seperti Gatha. "Kenapa kau harus muncul lagi b******k!" teriak Ivy. Syukurlah toilet memang sedang kosong. Ivy kembali teringat kejadian 5 tahun lalu, tepat di usianya yang ke-23 tahun. Hari itu ia sedang menunggu Kekasihnya Gatha di taman Kampus tempat mereka sama-sama sedang menimba ilmu, Ivy sudah tak sabar ingin bertemu dengan pria yang sudah ia pacari selama 3 tahun itu karena mereka berencana untuk merayakan ulang tahun Jenna, sahabat Ivy dari kecil yang berkuliah di kampus yang sama dengan mereka. Namun ia kaget saat Gatha dan Jenna datang bersama-sama. "Ka-kalian kok datengnya bareng?" tanya Ivy. Ia melirik ke arah Gatha, seharusnya ia dan Gatha hanya pergi berdua saja ke salah satu Restoran untuk melakukan reservasi dimana mereka berdua ingin memberikan kejutan pada Jenna. Tapi kenapa sekarang Gatha malah mengajak Jenna bersamanya. Mata Gatha tiba-tiba berkaca-kaca. Ivy bangkit dari duduknya "Kenapa Sayang?" tanya Ivy panik. Gatha menundukkan kepalanya, Ivy dapat melihat air mata Gatha jatuh ke tanah. "Sayang-" "Vy, jangan sentuh Gatha!" potong Jenna. Kini Jenna menggenggam tangan Gatha. Mata Ivy membola. "A-ada apa ini? ke-kenapa kalian pegangan tangan?" tanya Ivy. "Vy, aku hamil anak Gatha, kami akan menikah minggu depan," ujar Jenna tenang. Dunia seakan berhenti berputar saat kata-kata itu keluar dari mulut sahabatnya yang paling Ivy sayang. Kalimat itu seakan-akan menghantam d**a Ivy lebih keras daripada tamparan mana pun. Suara di sekelilingnya mendadak memudar, bising taman sore itu berubah menjadi dengung tak bermakna. Ia mematung. Matanya terpaku ke depan, tapi tak benar-benar melihat apa-apa. “Maaf, aku tahu ini berat,” suara Jenna kembali terdengar, terbungkus rasa bersalah dan iba. Namun Ivy tak menjawab. Dadanya sesak, pikirannya kusut. Bayangan wajah Gatha yang selalu tersenyum kearahnya terlintas, lelaki yang selama ini dia percayai, dia cintai, yang katanya ingin menikahinya setelah lulus kuliah muncul dalam pikirannya, padahal saat ini Gatha sedang menangis di hadapannya. Air mata tak langsung jatuh. Rasa sakit itu terlalu baru, terlalu asing. Lebih menyerupai kekosongan yang menggerogoti dari dalam, membuatnya merasa hampa, dingin, dan terasing dari dirinya sendiri. Dia ingin marah. Ingin berteriak. Tapi yang keluar hanya bisikan pelan, seperti suara dari orang lain. “Kalian sedang mengerjai aku? bukankah kau yang sedang berulang tahun Jen?” tanya Ivy meringis, ia masih berharap kalau semua ini hanya keusilan Jenna dan Gatha. Jenna menggeleng "Kami sedang tidak mengerjaimu Vy, aku benar-benar hamil anak Gatha, tolong ikhlaskan Gatha dan maafkan kami," ucapnya. Ivy meringis namun bibirnya menyungging karena ia ingin tertawa. "Gatha tolong jelaskan padaku?" ujar Ivy menatap ke arah sang Kekasih yang masih tertunduk dan menangis. "Vy, Gatha tidak bisa-" "Kau bisa diam tidak! aku sedang berbicara dengan pacarku!" bentak Ivy. Matanya melotot menatap Jenna. Jenna terdiam, ia menundukkan kepalanya juga. Sedangkan Gatha ia sudah mendongakkan kepalanya kaget karena ini pertama kalinya ia mendengar suara Ivy yang membentak. "Ma-af Vy," jawab Gatha singkat. Hanya itu saja yang di dengar oleh Ivy walaupun ia sengaja menunggu agar pria itu bisa mengeluarkan beberapa kata lagi. Ivy menarik nafasnya dalam-dalam. Darahnya berdesir melihat 2 anak manusia yang ada di hadapannya itu. "Baiklah, selamat atas pernikahan kalian, dan semoga anak kalian lahir dengan sehat dan sempurna," ucap Ivy. Ia mengambil tasnya yang tergeletak di atas kursi lalu pergi meninggalkan keduanya. Saat itu adalah terakhir kalinya Ivy melihat Gatha dan Jenna. Ia meminta kepada orang tuanya agar di pindahkan ke kota lain. Ia kembali berkuliah di tempat lain dan menjalani hari-hari yang sulit sendirian. Bahkan tak jarang ia sering bermimpi buruk dan trauma untuk menjalin hubungan dengan pria ataupun wanita. Tapi kenapa kejadian di masalalu seakan-akan bangkit kembali saat Gatha datang ke Perusahaannya bahkan menjabat sebagai wakil Direktur yang baru. Jabatan pria itu jauh di atas Ivy yang hanya wakil Manager. Sudah seminggu Ivy berusaha profesional, ia bahkan pura-pura tak mengenali Gatha. Ia tak mungkin pergi dan berhenti dari Perusahaan ini, setelah 4 tahun ini merintis kariernya. Tapi dia begitu terkejut, saat pagi ini mereka terpaksa berada di dalam lift yang sama dan pria itu mengajaknya berbicara secara pribadi dan terus meminta maaf. Ivy bangkit lalu merapikan kemeja dan roknya "Aku tidak akan lari lagi, aku bukan gadis 23 tahun yang melarikan diri dari masalah, lagipula dia dan Jenna pasti sudah hidup bahagia, kalau begitu aku juga harus tampak bahagia," tegas Ivy. Ivy keluar dari toilet lalu melihat wajahnya di cermin, ia merapikan rambutnya lalu pergi dengan penuh percaya diri. "Hai Vy," sapa Ryan, Manager divisi pemasaran yang berpapasan dengan Ivy. Pria itu sudah lama menyukai Ivy, dia juga tampan, mapan dan tentunya masih lajang, hanya saja Ivy selalu berusaha menghindarinya "Hai juga Pak Ryan," sapa Ivy balik, namun ia terkejut saat melihat Gatha masih di depan pintu lift seakan-akan sedang menunggu dirinya. Mereka sempat saling bertatapan tapi dengan cepat Ivy memalingkan wajahnya dan kembali menatap Ryan. "Makan siang bareng yuk?" ajak Ryan. Hampir setiap hari pria itu mengajak Ivy makan siang bersama, sayangnya Ivy selalu menolak dengan berbagai alasan, tetapi Ryan juga tak kalah gigih, ia sama sekali tak pernah menyerah mengajak Ivy walaupun setiap hari ivy juga gigih menolaknya. "Ayo Pak, makan siang dimana?" tanya Ivy. Mata Ryan membola, ia bahkan hampir pingsan saat mendengar ajakannya di terima. Ryan menepuk-nepuk pipi kanan dan pipi kirinya berharap kalau dia sedang tak bermimpi. "Kenapa bapak menampar pipi sendiri sih?" kekeh Ivy, sesekali ia masih melirik ke arah Gatha yang masih setia berdiri di depan lift, entah apa yang ada dipikiran pria itu. "Saya kira saya mimpi, kalau begitu nanti jam 12 saya tunggu di lobby ya," ujar Ryan. Ivy mengangguk. Ia pun langsung pergi meninggalkan Ryan begitu juga Gatha yang masih menatap dirinya dari kejauhan. Fiuh... Ivy mendaratkan bokongnya di kursi lalu menyandarkan kepalanya di kursi "Kenapa aku menerima ajakan Pak Ryan? apa karena tadi Gatha terus memperhatikan aku ya?" batinnya. Ivy langsung menggeleng-gelengkan kepalanya "Tidak! ini bukan karena Gatha, aku melakukannya karena aku ingin, lagipula sudah saatnya aku mencari pasangan, Mama dan Papa selalu bertanya kapan aku menikah, usiaku sudah 28 tahun sudah saatnya aku dekat dengan seseorang," jelasnya menenangkan diri sendiri. Ivy membuka laptop miliknya lalu melakukan pekerjaannya seperti biasa.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.2K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.3K
bc

Revenge

read
35.2K
bc

Oh, My Boss

read
386.7K
bc

Beautiful Pain

read
13.5K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.3K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook