Bab 10

1488 Kata

Aku masih duduk di ranjang dan memandang layar televisi yang mati. Tak mampu menyembunyikan rasa kecewa dan cemasku pada Alex. Ke mana dia pergi? Bagaimana kondisinya? Apakah dia sudah lebih baik? Apakah dia tak ingin bertemu denganku, kemudian berterima kasih secara langsung? Atau justru karena dia tahu itu aku makanya dia pergi begitu saja? Bel berbunyi membuyarkan lamunanku. Aku membuka pintu untuk Jessy. Wajahnya yang terlihat lelah (sama lelahnya denganku) menatapku dengan cemas. Aku bisa menebak ribuan pertanyaan sedang bergelung seperti awan mendung di sekitar rambut biru elektriknya yang tak membantu sedikit pun untuk membuat wajahnya terlihat sedikit bersinar. Aku sudah menghubunginya untuk memberi tahu tentang Alex dan di mana aku sekarang berada. “Bagaimana dengannya? Aku men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN