“KAMU ITU EMANG CUMAN BISA MEMPERMALUKAN KELUARGA SAJA!” Bangun disambut dengan teriakan yang menggelegar sudah biasa bagi seorang Sofia. Kakaknya pasti membuat ulah lagi yang memancing amarah sang Ayah, entah apa yang diperbuatnya lagi kali ini, Sofia sudah lelah menghadapi Kakaknya itu. Sofia akhirnya bergegas bangun dari tempat tidurnya, berhenti di depan kaca rias memperlihatkan wajahnya yang sayu dan bagian kelopak bawah mata yang menggelap. Malam tadi, ia kembali tidur ketika pukul satu, padahal tidak ada yang ia kerjakan namun otaknya seperti hendak meledak karena memikirkan sesuatu. Setelah selesai mandi, gadis itu kembali mematut penampilan wajahnya agar terlihat lebih baik. Sofia menghembuskan nafasnya panjang sebelum mengambil tasnya dan keluar dari kamar. “LIHAT ANAK PAK RU

