S

261 Kata
"Dokter, pasien gawat darurat sudah hampir sampai kurang lebih 5 menit sudah sampai di rumah sakit" ucap seorang perawat dengan lantang. Sandra Eugenia Herdiawan, Seorang Dokter Residen di sebuah rumah sakit, 26 tahun. "Satria, ramyeon meokgo gallae? hahaha" "Nyari pacar sana Ra, jomblo mulu jadi perawan tua mampus lu" "Besok lah, mau ngurus pasien dulu gak mau ngurus suami cepet-cepet." "Dokyan itu loh, single, free, and alone" "Palamu single, free, alone lebih enak kita makan abalone" "b*****t lah" Tetap menjadi single karena pasien lebih penting daripada jodoh, katanya. "San, sibuk malam ini?" "Nothing dokyan, bagaimana?" "Food legacy malam ini?" "ah, oya saya harus mengerjakan laporan, kapan-kapan lagi ya dokyan" selalu menghindar ketika diajak makan Dokyan, yah Ryandra Syahputra Dokter spesialis saraf, dan selalu menghindar, entahlah. -------------------------{}{}{}{}----------------------------- "Kenapa lo? Dimarahin konsulen kah? Ditekuk mulu dari tadi" Raja bertanya. "Ah enggak, pengen nikah aja tapi kok jodohnya masih blur ya ja?" Ucap Sandra dengan lesu. "aneh lo, makanya cari pacar, siapa kek gitu, gua kira dimaki-maki konsulen" Sahut raja sambil memegang tangannya. "dimaki mah makanan sehari ja, udah gak kaget sampai kayanya kalau ada kunti malah kuntinya yang takut sama gua dah" Ucapnya Raja masih saja mengenggam tangan sandra tanpa melepasnya dan sambil mengusapnya, bahkan untuk terbawa perasaan mereka berdua juga sudah sangat tidak mungkin, dikarenakan pertemanan mereka sudah sedekat itu. "Ja, Dokyan ngajak gua ke food legacy, boleh gak?" ucap sandra menanyakan kepada sahabatnya. "ya sana, tapi kalau gak nyaman mending jangan deh takutnya Dokyan ngira kamu memberi kesempatan untuknya." Komentar Raja yang membuat seorang Sandra bingung, Tuhan bisa bantu kegundahan Sandra?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN