Hai semua, jangan lupa love nya yaa dan jangan lupa share cerita ini jika kalian suka biar makin banyak orang yang membacanya dan yang pastinya Author makin semangat update tiap hari ❤️
*****
* Kantor Malik Group
Barra baru saja kembali setelah meeting dengan klien dari luar negeri di luar kantor. Saat ini Barra sedang sibuk dengan berkas - berkas yang ada di hadapannya.
Tok tok tok ( anggap aja suara pintu di ketuk ? )
" Masuk " ujar Barra dari dalam
Alvin masuk setelah di persilahkan untuk masuk dengan membawa berkas di tangannya.
" Tuan, ini berkas yang Anda minta tentang Nona Rose selama di London " kata Alvin
" Bacakan saja langsung " perintah Barra yang masih sibuk dengan berkas di hadapannya.
" Nona Rose selama berada di sana hanya kuliah jurusan desain Tuan, dalam waktu tiga setengah tahun dia menyelesaikan S1 nya dan melanjutkan S2 di jurusan yang sama, dan saat ini sedang menyelesaikan skripsinya. Nona tidak pernah bergaul dengan banyak orang disana, dia hanya memiliki dua orang teman yaitu Stella selaku pimpinan ARG Corp. dan satu lagi tidak di ketahui namanya. Oh ya Tuan, menurut informasi dari orang kepercayaan kita yang disana, Nona Rose juga bekerja di salah satu perusahaan yang ada di London yang tidak di ketahui perusahaan apa Tuan, sepertinya Nona Rose menutup rapat - rapat identitasnya supaya tidak diketahui Daddy nya kalau dia bekerja " jelas Alvin panjang lebar.
" Apakah dia tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki selain dua sahabatnya itu ? " tanya Barra
" Menurut Info yang saya dapat, Nona Rose tidak pernah berpacaran selama di London, Tuan " jawab Alvin
" Benarkah ? ... cukup menarik " gumam Barra tersenyum kecil
" Baiklah, terima kasih. Kau boleh kembali " kata Barra
Alvin menunduk pamit dan membalikkan badan.
" Vin, apa jadwal ku setelah ini ? " tanya Barra di saat Alvin akan membuka pintu.
" Tidak ada lagi Tuan " jawab Alvin membalikkan badannya lagi.
" Baiklah kau boleh pulang setelah ini, coba carilah pasangan supaya ada yang memperhatikan mu " ujar Barra
" Apa Tuan punya rekomendasi Cewek yang cocok untuk saya " tanya Alvin pada Barra dan tersenyum kecil.
" Ckckck. Kau ini cari satu wanita saja tidak bisa " jawab Barra mengejek
" Oh ya, dan satu lagi kalau sedang berdua seperti ini jangan bicara formal seperti itu ! " ujarnya lagi.
" Baiklah ... Bukannya aku tak bisa cari wanita hanya saja waktu ku habis selalu bersama mu " kata Alvin
Barra melemparkan Alvin boll point dan mengenai bahunya karena dia mengelak.
" Jangan sembarangan bicara. Jika ada yang mendengar mereka bisa salah paham dengan ucapan mu itu " ujar Barra kesal membuat Alvin tertawa melihat wajahnya yang kesal.
" Oke - oke baiklah. Apa kamu tidak ingin pulang menemui nona Rose ? Dia pasti sudah menunggu mu di rumah " kata Alvin
" Iya ya benar juga. Dia wanita yang berbeda dengan yang lain, bahkan masakannya sangat lezat " jelas Barra
" Benarkah ? aku jadi penasaran dengan masakannya " kata Alvin
" Kau harus mencobanya. Vin, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu.
Sebelum kami menikah, aku sudah membuat kesepakatan dengannya, jika dalam waktu satu tahun kami tidak saling mencintai maka kami akan berpisah. Dan aku tidak yakin akan bisa mencintainya atau tidak " ujar Barra
" Hm ... Sebaiknya di jalani aja dulu, tentang perasaan biarkan saja mengalir sebagaimana mestinya. Kita tidak ada yang tau jika suatu saat nanti kalian akan saling mencintai " jelas Alvin
" Hm ... Kau ada benarnya juga. Baiklah aku pulang dulu " Ujar Barra menepuk pundak Alvin dan berjalan keluar ruangannya di susul Alvin yang kembali ke ruangannya untuk membereskan semua pekerjaannya sebelum pulang.
*****
Barra baru saja sampai di mansion mewahnya yang di sambut oleh Rose.
" Kau sudah pulang ? " tanya Rose
' Aaiisss pertanyaan macam apa ini yang keluar dari muluk ku, sudah jelas dia ada disini. ' batin Rose.
Rose tersenyum meraih tangan Barra dan menciumnya, Barra melepaskan jasnya dan memberikannya pada Rose untuk menyimpannya.
*****
Waktu terus berputar, hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Kini pernikahan Barra dan Rose sudah memasuki bulan ketiga. Rose benar - benar menjadi istri yang baik untuk Barra dan Barra sudah mulai membuka hatinya untuk Rose.
Besok Rose akan wisuda, Rose sudah memberitahu Daddynya, tapi Daddynya tidak bisa hadir karena sedang berada di luar negeri, hanya Devan yang bisa hadir menemaninya sedangkan Mama tirinya jangan di tanya lagi sudah pasti dia tidak akan datang.
Rose menghampiri Barra di ruang kerjanya.
" Barr ? " panggil Rose
" Hm .. "
" Hm ... apa kau besok bisa hadir di acara wisuda ku ? " tanya Rose hati - hati.
Dia terlihat berpikir sejenak dan Barra menatap Rose dalam.
" Sepertinya aku tidak bisa, karena besok aku ada meeting penting di luar kota dengan klien dari luar negeri " jelas Barra merasa bersalah
" Tidak masalah, maaf sudah mengganggu waktu mu " ucap Rose kecewa karena Barra tidak bisa hadir.
" Tidak, seharusnya aku yang minta maaf pada mu " kata Barra
" Tidak tidak kau tidak salah .. Baiklah aku kembali ke kamar dulu " ucap Rose tersenyum berjalan keluar ruangan dan menutup pintu kembali kekamarnya.
*****
Pagi pagi sekali, Barra sudah berangkat ke luar kota dengan Alvin. Kini telat pukul delapan, Rose sudah siap menuju tempat wisudanya dan di jemput Devan. Hari ini Rose terlihat sangat cantik dengan kebaya dan rambut yang di gerai begitu saja. Rose turun menghampiri Devan.
Sesampainya di tempat acara wisuda, ia terlihat sedikit sedih karena tidak ada yang menemaninya bahkan Barra pun pergi ke luar kota.
" Hhhuuhhh ... " Rose membuang nafas berat
" Kakak jangan sedih, masih ada aku disini nemenin kakak " hibur Devan tersenyum
" Iya sayang kakak tidak sedih " ucapnya pada Devan tersenyum
" Rose ... Roseee ! " teriak seseorang memanggil Rose. Rose menoleh dan tersenyum melihat orang tersebut. Orang itu berlari memeluk Rose.
" Stell ... aku kira kau tidak akan datang " ucap Rose sedih.
Yaa orang yang teriak tadi adalah Stella, sahabat Rose yang di sangka Barra dan Alvin adalah pimpinan ARG Corp.
" Itu tidak akan terjadi. Aku pasti datang " kata Stella
" Oh yaa kenalin ini Devan adikku " mereka berjabat tangan
" Stella teman kakakmu " ujarnya pada Devan
*****
thisisririnn