Sejak Majapahit mengalami masa suram
Karam oleh serbuan pasukan Mataram
Rakyat memilih pergi mencari perlindungan diri
Tersebutlah "Tetenger" kemudian dikenal bernama "Tengger"
Suku asli Indonesia, peradaban jaman dulu kala
Wujud nyata keaneka-ragaman budaya nusantara
Bhinneka Tunggal Ika
Tersemat pada lambang Pancasila
Berdiam di wilayah Bromo dan Semeru,
Bercocok tanam dan berkebun bukanlah hal baru
Keseharian mereka seru,
Jauh dari suara bising putaran mesin yang menderu
Cara hidup klasik
Masyarakat Tengger terlihat sangat epik
Pendaki yang lewat serasa tergelitik
Ingin mendekat dan merasakan alam mereka yang unik
Hidup berdampingan dengan alam
Mereka nyaman tiada beban
Angin menembus dahan, suara burung berkicauan
Kedamaian bukan hanya dalam dongeng dan khayalan
Sebuah lapak,
Tempat melepas lelah setelah beribu langkah berpijak
Tenda telah selesai di pasak
Saatnya menikmati udara pagi dan segelas kopi
Menikmati pisang goreng dan tahu isi
Sambil mengobrol sana - sini
Petuah dari Bapak asli Tengger tentang alam ini
Mengajarkan kita arti berbagi
Hidup mereka yang alami
Tak terbersit sekalipun keinginan dan ambisi
Walau terkadang marah dan menghukumi
Pendaki seperti kami yang tak tahu diri
Buang sampah sembarangan
Puntung rokok dilempar seakan tak bertuan
Bungkus mi instan, membuat perapian
Sesiapa ketahuan, bawa turun sampah sebagai hukuman
Kau mengajarkam arti menghargai
Seolah ingin berkata pada kami
Bahwa alam juga punya naluri dan ambisi
Punya ego, bila tak di mengerti
Jangan tinggalkan apapun selain langkah
Jangan ambil apapun, kecuali potret wajah
Jangan membunuh apapun selain waktu tempuh
Dan bawa turun sampahmu
#
Desa Adat Ranupani
Mt. Semeru (3676 mdpl)
Lumajang, Jawa Timur, Indonesia