Menyusuri pos tiga derap kaki melangkah
Sisa nestapa audah hilang rupa berganti arah
Hijau dedaunan mengubah lara mata jadi indah
Melukiskan setapak perjalanan dalam catatan sejarah
Titian harmoni bertebaran
Nyanyian burung berkicauan
Desah dedaunan melantunkan alunan
Selaras napas menjejak alas dalam pijakan
Ada sesuati di kejauhan
Mata menikam objek warna kemerahan
Makin didekati makin membuat penasaran
Oh! Titian jalan rupanya
Jalan penghubung punggung gunung
Bentuk mirip jembatan gantung
Di atas jurang pada tebing lengkung
Sering dilewati pendaki linglung
Terkenal dengan nama jembatan merah
Bukan karena banyak perrumpahan darah
Hanya memang di cat merona
Untuk wahana alas langkah supaya mata waspada
Ternyata ada mitosnya
Pengalaman ratusan nyawa berkunjung jiwa
Banyak rupa menjelma jelang senja
Puluhan sosok lalu-lalang saat malam tiba
Panjangnya sepuluh meter dalam hitungan
Dihiasi tebing curam membekas ingatan
Tempat melepas lelah sesaat dalam penat
Menghela napas menghimpun udara cadangan perjalanan
Tak seseram yang dibayangkan
Apa karena kami datang siang?
Dan menghindari dinginnya perjalanan malam?
Bisa jadi, satu tujuan merekam jejak kenangan
Di atasnya kami ceria, membuat sedikit konten drama
Tidak ada maksud apa-apa, hanya agar raga gembira
Perjalanan menjadi teman setia, dengan segala pesona
Itu saja!
Dibalik memerah wajah warna
Tersimpan misteri alam dalam mitosnya
Membalut kisah dalam pandangan mata para pejalan
Menjadikan salah satu tempat impian
#
Jembatan Merah, Pos 3 Watu Rejeng
Mt. Semeru (3676 mdpl)
Lumajang, Jawa Timur, Indonesia