BAB 3

1179 Kata
Mr. Davidson menangkupkan sebelah tangannya di pipi. Di permukaan meja kacanya menampakkan wajah Mr. Davidson yang semakin tua dan menyedihkan. Hidupnya sedang terpuruk. Nyaris keseluruhan investor asing membatalkan proyek kerjasama karena alasan ketidakcocokkan. Padahal Mr. Davidson paham kalau alasan sebenarnya adalah bukan ketidakcocokkan tapi ketakutan karena perusahaan Mr. Davidson berada di ambang kebangkrutan akibat ketidakbecusan anak tirinya, Rey Davidson. Dalam bisnis diperlukan sesuatu yang menyerupai tipu muslihat demi memuluskan bisnis. Ya, tentu saja tanpa mengabaikan etika bisnis dan prinsip-prinsip dalam etika bisnis. Tapi Rey terlalu bodoh jika harus memegang kendali perusahaan. Suara ketukan pintu memecah lamunan Mr. Davidson. “Masuklah,” Mr. Davidson mencoba menenangkan diri dan menetralisir ketegangan di wajahnya. Dua orang pria mengenakan jas hitam, bertubuh kekar masuk didampingi seorang karyawati wanita. “Tuan—“ sebelum karyawati itu berkata, Davidson mengangkat sebelah tangan dan mengibaskannya. Wanita itu paham, mengangguk dan melesat pergi di balik pintu. “Ada perkembangan apa mengenai putriku?”             Pria berkacamata hitam dengan rambut cepak menjawab, “Ada seorang gadis usia sekitar 18 tahun yang bernama Cinderella Elliot. Dia tinggal bersama keluarga Elliot. Keluarga Elliot menemukan bayi mungil 18 tahun lalu dan mengadopsinya setelah mereka tidak menemukan orang tua Cinderella itu. Dia tinggal di London, Mr. Davidson.” Ada kelegaan dan binar cerah yang dipancarkan mata Mr. Davidson. Putri yang dibawa wanita simpanannya menemukan titik terang keberadaannya. Putrinya bernama Cinderella. Ya, Cinderella. Davidson ingat kalau Anne—wanita simpanannya itu menulis sebuah pesan tentang nama putri mereka. Anne berasal dari London. Meski hanya wanita simpanan, tapi Davidson masih mencintai wanita itu. Sangat mengaharapkan pertemuan itu untuk menuntaskan kerinduannya. Tapi, itu mustahil mengingat Anne sudah berada di tempat lain yang jauh dari dunia. “Okay, aku akan pergi ke London.” Ungkapnya seraya tersenyum. *** “Aku menyesal kenapa kau tidak lahir sebagai anak perempuan,” Mrs. Davidson mengeluh di hadapan putranya yang sedang menikmati sandwich keju dan segelas s**u di meja makan kayu mahoni. “Agar aku bisa menikah dengan pria berengsek itu, Mom? Aku rasa dia juga suka dengan pria tampan sepertiku.” Celoteh Rey, santai. Dia menenggak susunya sampai habis. “Astaga... Rey, kau pikir calon pewaris jaringan hotel terbesar di dunia itu seorang gay?” Mrs. Davidson menatap tajam putranya. “Mungkin dia ingin menikmati percintaan yang berbeda. Barangkali dia bosan bercinta dengan wanita.” Sebuah ekspresi terluka terlukis di wajah Rey. Mrs. Davidson keterlaluan dengan mengungkapkan penyesalannya memiliki anak seorang putra pada Rey secara langsung. Kadang Rey berpikir, dia pun menyesal lahir dari rahim seorang ibu yang lebih mementingkan harta dan tahta dibandingkan segalanya. “Berpikirlah Rey, satu-satunya jalan agar perusahaan Dad tidak bangkrut adalah dengan bekerjasama dan menjadi satu kesatuan perusahaan dengan pemilik jaringan hotel terbesar di dunia itu. Keluarga Sanders bosan dengan kelakuan tengil anaknya yang memacari berbagai macam tipe wanita yang kurang ajar. Mereka ingin Noah menikah dan hidup berkeluarga layaknya keluarga lain. Aku sangat berharap Davidson menemukan putrinya yang terbuang itu dan menikahkannya dengan Noah. Sungguh, aku mengharapkan itu.”             “Mom, Noah baru berusia 27 tahun. Dia berhak menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang.”             Mrs. Davidson tertawa hambar. “Rey, usiamu 26 tahun saat ini dan  kau berencana menikahi Melissa yang ternyata malah jatuh ke pelukan Noah. Kau masih dendam dengan Noah?”             Rey terbatuk mendengar pertanyaan tak terduga itu. Melissa, mantan kekasihnya itu? Ya Tuhan, jauhkan nama itu dari Rey. Rey berhak bahagia tanpa Melissa. Perempuan seperti Melissa berhak memilih kepada siapa dia melacurkan diri. Kebangkrutan Rey mungkin alasan utama Melissa pergi enam bulan lalu dan melabuhkan cinta juga tubuhnya pada Noah.             “Ayolah, Rey, Amerika memiliki banyak stok perempuan seperti Melissa. Jangan terjebak dengan cinta sialanmu itu. Tapi, ya, tentu saja aku tidak berharap Noah menikah dengan Melissa.”             Rey berpura-pura tak mendengar perkataan Mrs. Davidson, ia sibuk membersihkan debu tak kasat mata di kemeja biru mudanya.             Mrs. Davidson menikah dengan Mr. Davidson ketika umur Rey menginjak 17 tahun. Waktu berputar cepat, 9 tahun berlalu dan Rey masih begitu ingat ketika mata remajanya melihat Mr. Davidson mencumbu mesra ibunya sebelum istri sah Mr. Davidson meninggal. Dia melihat dengan mata telanjangnya di rumah, saat ia baru pulang sekolah. Sejak itu hubungan Rey dan ibunya renggang. Seperti bukan anak dan ibu lagi. Rey bahkan memandang sebelah mata ibunya. Okay, Rey memang salah. Tetapi, betapa berdosanya seorang ibu, dia  tetap seorang ibu. Ibu Rey. Ibu yang melahirkan dan menyusui Rey.             “Nyonya, ada Mrs. Sanders di ruang tamu.” Seorang pelayan berkulit hitam memberitahu Nyonya-nya dengan sopan.             “Mrs. Sanders? Ada apa dia datang pagi-pagi ini? Gumamnya dengan dahi mengernyit heran.             “Okay, Lena, aku akan ke sana. Tanyakan padanya apakah dia ingin minum atau apa pun. Pokoknya kau harus menawarkan berbagai minuman dan makanan yang ada di rumah.” Sekejap Mrs. Davidson panik.             “Iya, Nyonya.” Pelayan itu mengangguk dan melesat pergi, tampaknya rasa panik Mrs. Davidson menular pada Lena.             Beberapa saat kemudian, Mrs Davidson menyapa ramah Mrs Sanders dan mereka duduk di sofa berwarna camel yang megah. Mrs. Davidson menuangkan anggur di gelas Mrs. Sanders lalu secara bersamaan mereka meminumnya.             Mrs. Sanders adalah makhluk paling moralistik di atas muka bumi ini. Dia selalu tampil anggun dan menawan. Memakai pakaian dari brand-brand terkenal dunia. Dan hari ini, dia mengenakan jumpsuit warna hijau muda yang tampak manis dan membuatnya terlihat lebih mudah. Mrs. Davidson yang hanya memakai rok model high waisted abu-abu dan kemeja warna cokelat muda sempat merasa inferior.             Mereka berbasa-basi selama beberapa menit hingga Mrs. Sanders mengutarakan maksud dan tujuannya datang sepagi ini. Sejenak, Mrs. Sanders bergeming. Ada jeda yang membuat atmosfer sekitar sedikit canggung.             “Kapan Davidson akan menemukan putrinya itu?” tanya Mrs. Sanders dengan gaya khasnya yang anggun dan nada suara yang tenang namun terkesan tegas.             Sepersekian detik Mrs. Sanders kebingungan untuk menjawab pertanyaan perempuan di sampingnya itu. “Aku belum tahu, tapi suamiku pasti akan mengusahakan untuk menemukan putrinya itu.”             Sebelumnya Mrs. Davidson dan Mrs. Sanders berniat untuk menjodokan Noah dan putri Davidson yang hilang. Meski mereka tahu kalau umur putri Davidson masih terlalu muda untuk menikah. Mrs. Sanders jengah dengan kelakuan putranya yang memiliki image sebagai bad boy. Dia ingin Noah segera menikah dengan harapan perubahan dalam diri Noah. Perubahan yang berdampak positif karena dengan pernikahan Noah akan menjadi pria bertanggung jawab seperti ayahnya.             “Kau tahu, Kell, ayah Noah tidak akan segan untuk memperluas dan memperbesar jaringan bisnis suamimu jika pernikahan itu terjadi. Kita akan menjadi besan dan hidup bahagia dengan kelucuan cucu-cucu kita nanti.” Mrs. Sanders tersenyum riang membayangkan dirinya menggendong cucu.             Mrs. Davidson pun tersenyum. Tapi yang dibayangkannya bukan seorang cucu melainkan harta. Harta suaminya jelas akan bertambah. Beruntunglah Davidson dipercaya dan disukai oleh keluarga Sanders.  Dulu sebelum Davidson dan Sanders sesukses ini, mereka pernah mengalami banyak kesusahan sebagai mahasiswa. Davidson menyukai kejujuran Sanders dalam berbisnis dan Sanders menyukai Davidson dalam banyak hal. Itulah penyebab kenapa keluarga Sanders menginginkan putri Davidson yang—walaupun dari seorang wanita simpanan, mereka tetap menginginkan berbesan dengan keluarga Davidson. Di dalam hati Mrs. Davidson muncul tekad kuat untuk menemukan putri suaminya. Jika Davidson tidak menemukannya, aku sendiri yang akan menemukannya. Diam-diam Rey menguping pembicaraan ibunya dan Mrs. Sanders ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN