Sudah hampir dua jam Aretha berada di dalam club. Dengan segelas sirup yang menemaninya.
Kali ini ia sendiri, menunggu kedatangan Greno. Tapi sepertinya yang ditunggu-tunggu belum menampakkan tanda-tanda akan datang.
Pandangan Aretha menjelajahi setiap inci club ini. Hingga tak sengaja bertemu pandang dengan manik mata tajam. Seketika itu juga Aretha mengalihkan pandangannya, entahlah kenapa ia takut dengan manik mata pria itu.
"Kau sendirian?" tiba-tiba suara bariton mengejutkannya.
"Ha?"
Ketika Aretha melihat siapa orang disebelahnya. Tubuh Aretha langsung kaku, ternyata pria ber manik mata tajam itu. Pria yang saat ini sudah disampingnya.
"Kau sendirian?" ulangi pria itu.
"Menurutmu?" nada bicara Aretha kelihatan angkuh.
"Sendiri." pria itu mengangkat bahunya.
"Namaku David." terlihat pria itu mengulurkan tangannya.
Aretha diam, dan akhirnya mengambil uluran tangan kekar itu. "Aretha."
"Kelihatannya kau wanita baik-baik. Kenapa kau berada disini?"
"Untuk menghilangkan penat." kata Aretha dengan acuh.
Pria itu menyeringai tipis, ditatapnya wajah wanita disampingnya. Dan betapa beruntungnya dia bisa bertemu wanita itu disini.
"Apa kau ingin bermain?" tanya David tiba-tiba.
"Bermain apa?"
"One night stand."
Seketika Aretha membelakkan matanya, "Tidak terima kasih."
"Kau menolak ku nona." ucap pria itu dengan s*****l, seraya menyesap Vodka nya.
Aretha tidak menjawab hingga terasa ada tangan, kekar yang merangkul pinggangnya.
Aretha meloleh dan mendapati Lucas dengan wajah datarnya. "Kau kesini?" tanya Aretha.
"Iya."
"Kenapa?"
"Menurutmu?"
"Bersenang-senang."
"Benar."
David hanya mendengarkan perbincangan dua manusia di sampingnya.
"Hay wanita kecilku." sapa Sam diakhiri dengan kecupan di pipi Aretha.
"Kenapa kau disini, aku masih marah kepadamu." balas Aretha.
"Come on Aretha." Sam terkekeh kecil.
David masih diam dengan menyesap Vodka nya. Ia tak mengerti siapa para lelaki disampingnya. Dalam pikirannya, ia bingung kenapa lelaki itu berani mencium dan merengkuh pinggang Aretha.
"Aretha." terdengar suara yang sangat familiar ditelinga Aretha.
"Greno."
"Hai kak Lucas." sapa Greno pada Lucas. Lucas hanya tersenyum menanggapi sapaan Greno.
"Kau tak menyapaku?" tanya Sam dengan lirik kan mata tajam.
"Oh ternyata ada kau kak Sam." Greno dan lainnya tertawa.
"Baiklah kalau begitu, aku bersenang-senang dulu." Lucas pergi dan merengkuh pinggang, salah satu w***********g disana.
"Aku juga." ucap Greno dan Sam bersamaan. Meninggalkan Aretha sendiri, dengan pria menyeramkan di sampingnya.
Tangan David mulai beraksi, dengan menyentuh paha mulus Aretha. "Kau sangat menggoda."
"Lepaskan tanganmu."
Bukanya melepaskan, David malah semakin menjadi. Tangannya sudah berada di d**a Aretha, dan meremasnya pelan.
"Ahhhh." satu desahan lolos dari bibir sexy Aretha, dan setelah sadar Aretha terus merutuki dirinya sendiri.
"Jaga batasan mu!" peringat Aretha. Aretha berdiri berniat pergi, tapi tangan David menahan pergelangannya.
"Lepaskan aku." desis Aretha.
"Jika kau pergi, apa kau bisa menjamin bahwa orang-orang disini bisa diam, menatap tubuh sexy mu ini?"
Aretha terdiam, benar juga apa yang dikatakan David. Apalagi Sam, Lucas dan Greno tidak ada. Mereka sedang bersenang-senang.
Akhirnya Aretha kembali duduk, meskipun ia sedikit risih dengan David, dan tatapannya.
David hanya tersenyum miring, dan tanpa Aretha sadari, minuman sirupnya sudah tercampur sesuatu.
Aretha mengambil gelasnya lagi, dan meminumnya. David yang melihat semakin tersenyum.
Bagaimana tidak, sebentar lagi David akan menguasai Aretha.
"Panas." lirih Aretha.
Tubuhnya semakin panas, membuat dirinya tersiksa.
Tangan David bergerak mengelus paha Aretha. Membuat sang empunya mendesah nikmat.
Tapi tak lama David menjauhkan tangannya, "Lagi please." pinta Aretha tanpa sadar.
Tapi, David masih diam membuat Aretha semakin tersiksa.
Ya, David mencampurkan obat perangsang ke minuman Aretha. Dengan mengalihkan perhatian Aretha, rencana David hampir berhasil.
"Ikutlah denganku, akan ku bantu mendinginkan tubuhmu baby." bisik s*****l David, tepat ditelinga Aretha. Dan mengulum daun telinga Aretha, membuat Aretha mendesa.
Aretha yang sudah diliputi gairah pun, langsung menganggukkan kepalanya. Ia berdiri dan berjalan mengikuti David. Dengan David yang menarik pergelangan tangannya.
David membawanya keluar dari club. Dan menuntun Aretha menuju mobilnya.
"Masuk!" perintah David.
Aretha langsung masuk ke mobil David. David memutari mobil, dan duduk disebelah Aretha. David menyalakan mobilnya, dan menjalankan dengan kecepatan sangat lambat.
Diperjalanan tangan David tak henti-hentinya bergrilia di paha Aretha. Membuat Aretha mengerang frustasi.
Kepanasan terus menyerang tubuhnya, membuat ia tidak kuat lagi.
"Ah.."
"David..."
Desahan terus keluar dari bibir Aretha. Membuat David semakin mengembang senyum remeh nya.
"Setelah ini kau tak akan bebas, Aretha Franklin Frandes. Selama bertahun-tahun aku menunggu waktu yang tepat, untuk mendapatkan dirimu. Dan ini waktu yang tepat." batin David, tersenyum kecil.
Tak lama mobil David tiba didepan hotel. Ya, David membawa Aretha ke hotel.
David keluar dan menuntun Aretha memasuki hotel.
Ternyata semua sudah disiapkan David. Ternyata David sudah memesan kamar hotel.
Sesampainya didepan pintu kamar. David masuk dengan Aretha, dan tak lupa mengunci pintunya.
Ia merengkuh pinggang Aretha, menempelkannya dengan tubuhnya.
Aretha yang sudah tidak kuat menahan gairahnya, langsung mencium bibir David. Dan hal itu memuat David senang.
Dengan masih berciuman, David menuntun Aretha berjalan. Hingga sampai di ranjang. Dengan perlahan David menidurkan tubuh Aretha, dengan tubuhnya yang diatas Aretha.
Dan malam ini malam diambang David akan menguasai Aretha untuk selamanya. Dan membuat Aretha tertahan dengannya, untuk selamanya.
Dan malam ini, adalah malam dimulainya kehidupan Aretha. Dan tanpa Aretha sadari, kehidupan yang akan datang adalah bagian dari masa lalu.