Melupakan cinta masa lalu sama susahnya seperti meminum jus mangga muda tanpa gula.
***
Bianca memejamkan matanya menikmati pelukan hangat yang diberikan Arka kepadanya. Arka-Nya telah kembali, itu artinya hidupnya telah kembali bersinar.
Tapi bagaimana dengan Arwanda? Bagaimana dengan status hubungan mereka? Dan apa yang Bianca rasakan selama ini kepada Arwanda? Apa Bianca mencintai Arwanda? Atau dia hanya sekedar mengagumi sosok Arwanda?
"Apa yang sedang kau pikirkan, hmm?" tanya Arka penasaran. Sudah hampir setengah jam dia dan Bianca-nya tidur berpelukan diatas ranjang wanita itu. Tapi jauhkan pikirkan kotor kalian karena dia dan Bianca hanya sekedar berpelukan tanpa embel-embel melakukan hal yang negatif.
Bianca menggeleng, dia semakin menenggelamkan kepalanya didada Arka. Bagaimana bisa dia mengatakan kepada Arka kalau saat ini dia sedang memikirkan status hubungannya dengan Arwanda.
"Arka tau aku tinggal di sini dari siapa?"
"Dari mama."
Bianca mengernyitkan dahinya. "Mama? Mamaku gitu?"
Arka mengangguk. " ia mamamu sayang..." ucap Arka sambil memberikan satu kecupan di pucuk kepala Bianca. "Aku sangat-sangat merindukanmu. Dan kau tau aku sudah ingin menemuimu dari jauh-jauh hari namun, Mami mengatakan aku bisa bertemu denganmu ketika aku berhasil menjadi seorang pria sukses. Dan lihatlah aku sekarang, aku berhasil menjadi pengusaha sukses di usiaku sekarang dan itu semua berkatmu gamuk." jelas Arka panjang lebar.
Akhirnya penantiannya hampir 10 tahun belakangan ini untuk bisa bertemu dengan gamuknya kesampaian juga. Dia terlahir dari keluarga Stevano, keluarga yang memegang teguh prinsip akan mengejar cinta nya ketika ia menyandang seratus menjadi pria sukses. Dan seorang status itu telah ia dapat dan itu artinya dia sudah mendapat lampu kuning untuk bisa mengejar cinta pertamanya.
"Apa kau masih mau menjadi pengantinku gamuk?" tanya Arka penuh harap.
Bianca Diam. Matanya menerawang mengingat masa-masa kecil mereka.
Arka kecil berlari melepaskan genggaman tangannya dari tangan Mami-nya. "Arka pesawatnya mau take of sayang." Arka menghiraukan panggilan Maminya-Sinta dan tetap melangkahkan kaki kecilnya kearah seorang gadis kecil.
"Gamuk!!!!" triak Arka kecil, kepada Bianca yang sedang menangis sesugukan di pangkuan Mamanya-Ayu.
Bianca kecil yang mendengar teriakan Arka langsung turun dari pangkuan Ayu dan berlari menghampiri Arka.
Bianca kecil menyentuh kedua pipi Arka dengan kedua tangan mungilnya. "Alka nggak jadi pergi kan ya? Alka tetap di sini kan, nemanin gamuk main? Dan Alka bakal tetap di sini untuk jadi pengantin pria gamuk kan?" tanya Bianca kecil sambil menyerka air matanya yang mengalir dipipih chubbynya.
Arka kecil tersenyum dan meraih kedua tangan Bianca dan menggenggam nya erat. "Alka harus pergi gamuk, tapi Alka janji bakal datang lagi untuk menjadikan gamuk pengantin Alka." janji Alka kecil kepada Bianca.
"Aku pergi dulu ya, gamuk harus tetap ingat kalau Alka bakal kembali lagi untuk gamuk." ucap Arka melepas genggaman tangannya pada tangan Bianca. Ia kembali melangkah kearah Sinta yang sudah menunggunya.
Alka kecil harus pergi ikut dengan kedua orang tuanya pindah ke negeri orang. "Sampai jumpa gamuk..." triak Arka sebelum ia benar-benar hilang ditelan tikungan bandara.
Bianca kecil menangis sesugukan diperlukan Ayu dan Dimas-papanya.
***
Bianca menahan napasnya, jantungnya berdetak tak karuan. Ingatannya akan janji masa lalunya bersama Arka membuat kepalanya sakit. Apa yang harus dia jawab? Ia aku masih berharap Arka atau maaf Arka aku telah memiliki kekasih jadi lupakan semua harapan masa lalu kita.
"Mengapa kau diam saja. Apa kau sudah tidak berniat lagi? Atau kau__
"No!!! Arka, aku masih menginginkan mu untuk jadi pengantin priaku. Tapi hanya saja ada beberapa faktor yang membuatku harus berpikir ulang." lirih Bianca sedih.
Arka bangun dari rebahannya dan menarik Bianca agar ikut duduk saling berhadapan dengannya. "Berpikir ulang? Apa kau sudah memiliki kekasih?" tanya Arka was-was.
Bianca menunduk. "Ya, Arka. Aku sudah memiliki kekasih." ucap Bianca lebih seperti menyerupai bisikan.
Arka terdiam mendengar pengakuan Bianca. Gadisnya telah memiliki kekasih, itu artinya apa dia masih memiliki kesempatan untuk mendekati gadisnya dan menjadikan Bianca sebagai pengantin wanitanya seperti yang mereka janjikan dulu?
"Apa kau mencintainya?"
Bianca diam. Kalau semalam dia mengatakan dengan percaya diri kalau ia mencintai Arwanda-kekasihnya, maka sekarang dia tidak tau harus mengatakan apa.
Rasa cintanya kepada Arwanda seperti sirna begitu saja diterpa angin. Dan lalu apa yang dia rasakan selama ini kepada pria itu?
"A..
Drrrrrtrt..dtrrttt.
Bianca menghentikan ucapannya ketika ia menemukan ponselnya bergetar diatas nakas samping king-sizenya. Ia meraih ponselnya dan menemukan nama 'My Prince CEO' nama kontak yang dia berikan untuk Arwanda.
Dengan tak yakin Bianca menggeser tombol Hijau pada ponselnya.
"Hallo Wan.."
"Bie, aku mencintaimu." suara Arwanda terdengar parau.
"Me to." lirih Bianca setengah hati. "Ada apa denganmu wan? Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik Bie, selama kau masih ada disisiku."
Bianca diam, dia tidak tau mau menjawab apa.
Arwanda terdengar menghela nafas kasarnya. "Berjanjilah Bie, kalau kau tidak akan pergi diriku .
"Ya.." jawab Bianca singkat.
"I love you."
Tut.
Bianca menghela napas gusar. Rasa bersalam menggerogoti hatinya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia mencintai kekasihnya Arwanda atau malas sebaliknya dia tidak pernah mencintai pria itu.
Ia menyentuh dadanya, jantungnya berdegup kencang ketika ia melihat bayangan wajah Arwanda yang sedang tersenyum kepadanya.
Bianca mengalihkan fokusnya dan menatap Arka. "Maaf Ka, aku nggak bisa menikah denganmu. Aku mencintainya dan mungkin aku sangat mencintainya." jawab Bianca yakin.
Tangan Arka mengepal, urat-urat di lehernya menegang. Itu artinya Arka sedang emosi. "Kau mengecewakanku Bianca." Bianca menunduk mendengar ucapan Arka. Pria itu pantas marah atau bahkan membencinya. "Kau menghianati kepercayaan dan janji tulus kita. Kau pembohong!!!" tidak Arka benar-benar murka.
"Maaf Ka."
"Maaf? Kau bilang maaf? Apa dengan kata maafmu itu, maka sakit hatiku akan hilang? Kau salah besar Bianca Zamora!!!" Bianca menatap was-was Arka.
Pria itu seperti kerasukan setan, pria itu benar-benar menyeramkan.
Dan seperti alarm dalam pikirannya berbunyi Bianca dengan cepat ingin meloncat lari menjauhi Arka. Namun nihil, Arka sudah lebih dulu menangkapnya dan menindih tubuhnya.
Bianca memberontak. "Apa yang kau lakukan Arka." triak Bianca ketakutan. Kakinya masih berusaha menendang-nendang kaki Arka.
Arka tersenyum dan memberikan satu kecupan pada leher Bianca. " Aku akan memberimu pelajaran, karna kau telah mengkhianatiku." bisik Arka dan mengecup kasar leher jenjang Bianca.
"Arka please jangan lakuin ini." mohon Bianca. Air matanya telah mengalir deras dipipihnya. Berbagai macam doa telah ia panjatkan.
"Arrhhhhhhhh." erang Bianca kesakitan, ketika Arka menggigit lehernya dengan kasar.
Tangan Arka beralih menyibak dengan kasar kaos yang dikenakan Bianca. Pria itu seperti kerasukan setan. Hal yang ada dalam pikirannya adalah cara bagaimana supaya gadisnya kembali menjadi miliknya.
"Arrrrgghhh" erangan Bianca semakin menjadi ketika Arka dengan gemas meremas p******a sebelah kanan Bianca.
"Ahh..arkaaa pleaaaseee." mohon Bianca agar Arka mau menghentikan ini semua. Bagaimanapun dia tak ingin membenci Arka.
"Argggggghh." triak Bianca. Air matanya menetes deras membasahi pipinya.
Arka mengusap pipi Bianca. "Kau memberikan hartamu yang seharusnya milikku kepada pria itu." Geram Arka murka.
Dia benar-benar tak habis pikir dengan Bianca nya saat ini. 10 tahun berpisah dari Bianca membuat dirinya tak lagi mengenali Bianca. Ia merasa kalau Bianca yang saat ini ada dibawanya bukan gamuk-nya.
Karena sudah kepalang terjadi, mau nggak mau Arka harus menyelesaikannya. Apalagi saat ini inti dalam Bianca menjepit miliknya dengan erat.
Bianca memejamkan matanya. Ia mencoba meyakinkan dirinya kalau ini hannyalah mimpi, mimpi yang seharusnya tidak pernah ia mimpikan. Namun kenapa semuanya terasa nyata. Sentuhan Arka, ciuman Arka dan kata-kata Arka semuanya nyata.
Ini bukan mimpi, ini nyata kalau dia sekarang bukan hanya akan menjadi wanita-Arwanda kekasihnya. Dia kotor, dia telah menodai cintanya dan Arwanda. Dia melarang Arwanda untuk tidak melakukan dengan wanita lain, tapi saat ini dia sendiri berada di bawah tindihan pria lain.
"Aargggghhhhhh..." triak Arka ketika mencapai puncaknya.
***
#tbc