sehingga lesung pipi di pipi kirinya muncul dengan manisnya. "Iya, Bunda! InsyaAllah aku sering main kesini kalo gak banyak tugas." Tama dan Zahra terkekeh karena ucapan Tama sendiri. "Besok Bunda mau bikin brownies, kamu ikut Mama kamu, ya? Abis jemput abang kamu." "Pasti, Bun," jawab Tama, sambil membentuk O di jarinya. Ia lalu melirik Taeyong, cowok itu sedang duduk manis di atas motornya dengan menopang wajah. "Yaudah, aku pamit dulu, ya, Bun. Assalamualaikum." Zahra mundur selangkah, lalu mengangguk pelan. Agak gak rela membiarkan Tama pulang. "Waalaikumsalam. Hati-hati, ya, Sayang!" Tama naik keatas motor. Dia mengangguk, dan tersenyum pamit kepada Zahra. Seperginya mereka, Zahra masih berdiri disana sambil menatap kedua remaja tersebut. Ia menghela napas panjang setelah m

