Reighan Putra Atmaja, anak pasangan dari Danendra Atmaja dan Runna Alesia itu memiliki paras yang tampan. Di sekolahnya yang dulu, Rei sapaan akrabnya itu selalu di dekati oleh siswi di sekolahnya. Rei juga di kenal dengan sebutan Badboy, karna sering kali Rei membuat ulah.
Hal itu karna Rei hanya ingin di perhatikan oleh ke dua orang tuanya yang sibuk, mereka lebih mementingkan pekerjaannya dari pada Rei. Oleh karna kesibukan mereka pun Rei menjadi sering membuat ulah, Setelah ayahnya di pindah tugaskan ke kota ini Rei berharap Ayah dan Ibunya tidak terlalu mementingkan pekerjaannya itu, tapi nyatanya? Sama saja tak ada perubahan.
"Bi, papa sama mama belum pulang?" tanya Rei ketika masuk ke dalam rumahnya, jam dinding sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB namun pria itu baru saja tiba di rumahnya.
"Belum den, Aden kok baru pulang? Nyasar ya Den? Atau sekolahnya jauh?" tanya bi Lastri membuat Rei pun terkekeh geli.
"Ya ampun bibi... Mana ada kamusnya Reighan nyasar, tadi tuh kumpul-kumpul dulu sama temen. Biasalah namanya juga anak muda."
"Oh gitu, bibi kira nyasar Den. Abisnya Aden pulangnya jam segini, udah sana ganti baju terus makan bibi udah siapin makanannya." ucap Bi Lastri.
"Hem.. iya bi."
Reighan pun berjalan menaiki satu persatu anak tangga, hari ini tak begitu buruk. Rei pun langsung bisa akrab dengan teman-temannya yang lain.
Sesampainya di kamar Rei segera berganti pakaian, setelah itu ia pun langsung turun ke bawah untuk makan.
"Bi.. bibi!" panggil Rei kemudian duduk di kursi.
"Kenapa Den?"
"Bibi udah makan?" tanya Rei menatap ke arah asisten rumah tangganya itu.
"Belum, nanti saja. Yang penting Aden makan dulu sekarang."
"Duduk bi, kita makan sama-sama." ajak Rei sambil tersenyum.
"Aduh... Emm... Gak usah Den, bibi belakangan saja."
"Jangan nolak bi, Rei gak bisa makan sendiri. Rei udah anggap bibi itu keluarga, jadi mau kan temenin Rei makan?" tanya Rei lagi.
Bi Lastri bisa melihat sorot mata Rei yang memendam kesedihan, bi Lastri juga paham pasti Rei kecewa dengan orang tuanya itu.
"Iya Den, bibi temenin. Bibi ambilin yah nasinya." ucap Bi Lastri sambil tersenyum.
Mereka berdua pun menikmati makan malam layaknya seorang ibu dan anak, bi Lastri yang sudah merawat Rei sejak bayi sudah paham betul bagaimana sifat dan sikap anak itu. Ia juga merasa kasihan terhadap Rei, sudah dewasa seperti ini orang tuanya tak memperdulikan Rei ada.
****
Setelah makan malam, Rei duduk di balkon kamarnya.
Udara malam yang dingin tak membuat Rei mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam, setiap malam Rei selalu berharap agar orang tuanya bisa menyayanginya, bisa memperdulikannya lagi.
*FlashBack On*
Anak kecil berusia 10 tahun itu sedang memilih-milih sebuah Ice Cream kesukaannya, ia sepertinya tampak bingung harus membeli yang mana.
"Rei sayang, kok lama sih ambil Ice Creamnya?"
"Iya mah, maaf Rei bingung mau beli yang mana semuanya Rei suka."
"Kalau Rei suka, ambil aja semua."
"Emangnya boleh ya mah? Kalau Rei beli semua nanti uang mama dan papa habis."
"Sayang... Apapun keinginan kamu akan mama dan papa penuhi, kami bekerja untuk kamu jadi mama dan papa akan bahagia jika lihat Rei juga bahagia."
"Asiik... Makasih mama dan papa udah sayang sama Rei, tapi Rei pilih dua aja yah soalnya nanti kalau beli banyak kata bi Lastri Rei bisa batuk."
"Anak pintar! Ya sudah ayo kita ke Kasir, kasihan papa menunggu di luar."
*FlashBack Off*
Reighan tersenyum kecut jika mengingat saat-saat indah bersama keluarganya dulu, ambisi ke dua orang tuanya yang ingin hidup sukses malah menelantarkan anaknya.
"Rei cuma pengen di perhatiin sama mama, Rei cuma pengen di sayang sama papa. Rei gak butuh uang kalian, yang Rei butuh cuma kalian, kalian yang selalu ada buat Rei." batin Reighan bermonolog, pria itu pun menghabiskan waktunya untuk menatap langit-langit malam.