Rania Cantik

462 Kata
Pagi ini Rania sudah siap dengan seragam sekolahnya, gadis itu pun segera mengambil tasnya dan bergegas turun menemui ayahnya itu. "Pagi ayah..." sapa Rania kemudian mencium pipi Hermawan, pria itu pun menyambut hangat putri nya itu. "Pagi sayangnya ayah... Ayo kita sarapan dulu, habis itu ayah antar ke sekolah." ucap Hermawan, Rania pun duduk di hadapan Hermawan. Mereka berdua pun mulai menyantap sarapan pagi nya. Beberapa saat kemudian Rania sudah berada di sekolahnya, gadis itu berjalan dengan santainya menuju kelas nya yang berada di lantai dua. Namun saat ingin berbelok tak sengaja Rania menabrak seseorang, hingga Rania pun terjatuh. Brugghh..!! "Aduh...!!!" "Eh sorry, sini gue bantu!" ucap Pria itu. Pria yang tak sengaja di tabrak oleh Rania pun mengenalinya. "Lo yang duduk di depan gue kan?" tanya pria itu yang tak lain adalah Rei. "Iya." jawab Rania pelan. "Nama lo siapa?" tanya Rei, kemudian Rania menunjukkan name tag di bajunya. "Rania." Rei membaca nama itu, kemudian mengangguk paham. "Oh nama lo Rania?" balas Rei membuat Rania pun hanya mengangguk, kemudian berjalan meninggalkan Rei. "Hei! Lo mau ke mana? Gue minta maaf! Gue gak sengaj!" kata Rei sambil memperhatikan Rania, namun gadis itu tak memperdulikan Rei. "Dasar cewek aneh!" gumam Rei kemudian melanjutkan langkah kakinya. *KELAS 10 IPA 1* Di dalam kelas seperti biasa, Rania selalu menghabiskan waktunya untuk menyendiri. Sambil menunggu bel masuk Rania pasti akan membaca buku pelajaran atau pun novelnya. "Pagi Rania... Baca novel apa hari ini? Gue boleh pinjam novel yang kemarin?" tanya Nina kemudian duduk di sebelah Rania, setiap hari Nina memang selalu menyapa Rania dan Rania pun tak mempermasalahkan hal itu. "Ini." Rania memberikan buku novel dari dalam tasnya kepada Nina, Nina pun tampak senang sedikit demi sedikit Rania mulai memiliki kemajuan. Yang tadinya Rania akan selalu diam jika di tanya, kini ia pun sudah mulai mau menjawab pertanyaan Nina. Walau sesingkat itu tapi cukup membuat Nina senang. "Thanks ya Nia, gue pinjem yah nanti kalau udah selesai bacanya gue balikin." kata Nina pada Rania, gadis itu pun hanya mengangguk. Kriiinggg... Kriiinggg... Kriinggg... Bel masuk pun berbunyi, semua murid mulai masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya masing-masing. Begitu juga dengan Rei, pria itu nampaknya sedang memperhatikan Rania. Ia selalu menatap ke arah Rania sampai ia duduk di kursinya. "Lo suka sama Rania?" tanya Dewo teman sebangku Rei, ia tahu Rei memperhatikan Rania sejak mereka masuk ke dalam kelas. "Gila kali lo, gue suka sama cewek aneh ini." jawab Rei sambil berbisik." "Tapi dia cantik, cuma sayangnya dia ansos!" balas Dewo. "Emang apa masalahnya sih?" tanya Rei lagi. "Denger-denger sih dia punya trauma, terus ketakutan gitu, sering di kecewain lah makanya dia jadi ansos banget." jawab Dewo kemudian Rei pun hanya mengangguk. Benar apa kata Dewo, Rania memang cantik tapi sayangnya gadis itu terlalu menutup dirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN