Perempuan yang saat ini berdiri di depan ku bernama Liu Jiao, perempuan yang berusia 27 tahunan yang berparas cantik dan berkulit putih. Dia adalah pemilik dari kontrakan yang sedang aku tempati saat ini. Dia Selalu memakai pakaian yang menurutnya nyaman tanpa mengkhawatirkan ucapan dari orang-orang sekitarnya. Dia adalah perempuan yang sangat tegas dan pemarah namun dia juga sangat baik terhadap orang-orang di sekitarnya.
“Zhao lei, kapan kau akan membayar sewa bulan lalu,” ucapnya langsung setelah aku membuka pintu.
“Kak Liu aku belum gajian sekarang, tolong mengertilah ”Jawab ku sambil menggaruk-garuk kepala ku.
“Huh seminggu yang lalu kau juga bilang seperti itu tapi setidaknya pakailah pakaian yang pantas saat berbicara dengan perempuan muda” ucapnya sambil mengalih kan pandangannya dari ku.
“Perempuan muda? Kak Liu bukankah kau sudah berumur?”
Bugh....
Belum selesai aku melanjutkan kata-kata ku, tinjuan kak Liu sudah mendarat di perut ku yang menyebabkan aku jatuh bersujud sambil memegangi bagian perut ku yang di pukul kak Liu.
“Bukan kah sudah ku katakan berkali-kali, jangan pernah menanyakan atau menyebutkan umur dari seorang perempuan!”ucapnya sambil mengepalkan tangan dan menunjukkan tatapan mata yang mengerikan.
“Maafkan hamba nyonya!” ucap ku memohon ampun pada kak Liu.
“Sebutkan semua hal tabu yang tak boleh kau katakan di depan seorang perempuan, sekarang!!” teriak kak Liu.
Aku segera duduk dengan posisi bersimpuh dan mencoba mengingat kata-kata yang pernah di ucapkan kak Liu dulu saat dia menghajar ku habis-habisan ketika. Di posisi ini aku bisa melihat warna celana dalam yang di pakai kak Liu sekarang karena pendeknya rok yang dia pakai.
“Hitam seperti kepribadiannya ” pikir ku.
“Cepat!!!” teriak kak Liu memecahkan lamunan ku.
“Yes Ma’am, satu jangan pernah menanyakan atau menyebutkan umur dari seorang perempuan. Dua jangan pernah bertanya tentang berat badan dari seorang perempuan. Tiga jangan pernah bertanya pada perempuan tentang kapan dia menikah!” ucap ku sambil menirukan gaya bicara dari prajurit.
“Bagus, karena kau sudah kuanggap seperti adik ku maka akan ku maafkan kali ini,” ucap kak Liu sambil melepaskan kepalan tangannya dan mulai bersikap seperti biasa.
“Terima kasih atas kebaikan anda ma’am,” ucap ku meledeknya sambil melirik celana dalamnya.
“Berdirilah kau b******n kecil, kau pikir aku tidak sadar dengan apa yang kau lakukan ” ucap kak Liu sambil menggeretakkan tinju nya dan menatap ku dengan tatapan yang menakutkan.
Aku segera bangun dan memberi hormat layaknya seorang prajurit yang bertemu dengan komandannya. Kak Liu menghela nafas dan mulai membuka tas nya untuk mencari sesuatu.
“Xiao Lei apakah kau sudah makan hari ini?” ucapnya dengan lembut.
Karena merasa kak Liu sudah tak marah, aku menurunkan tangan ku yang sedari tadi memberi hormat padanya.
“Belum kak, saat kakak mengatakan itu aku jadi lapar,” jawab ku sambil memegang perut ku yang mengeluarkan bunyi.
Kak Liu menunjukkan senyum manis dan memberikan kotak yang berisi makanan kepada ku.
“Makanlah ini, aku membuat terlalu banyak makanan pagi ini jadi dari pada aku buang, maka kuberikan pada mu saja”
“Waaahhh terima kasih Kak Liu, kau memang Dewi penyelamat ku,” ucap ku sambil membuka kotak yang kak Liu berikan.
Kotak itu berisi beberapa dim sum yang masih hangat dan masih mengeluarkan uap. Meskipun jumlahnya tak terlalu banyak namun ini cukup sebagai sarapan ku hari ini.
“Xiao lei kau sebentar lagi akan berangkat kerja kan?” tanya kak Liu pada ku.
“Hmm iya aku masuk 2 jam lagi,” jawab ku sambil memakan dim sum dari kak Liu.
“Kalau begitu ambil uang ini sebagai pegangan, aku tau kau tak punya uang sama sekali sekarang,” ucapnya sambil menyodorkan uang sebesar 8000 yuan kepada ku.
Seperti yang di harapkan dari insting seorang perempuan, dia bisa tau aku sedang tak punya uang sekarang. Karena merasa terlalu banyak merepotkan kak Liu aku berpikir untuk menolak pemberiannya.
“Tidak usah kak, aku masih punya sedikit uang,” ucap ku.
“Kau terima uang ini atau aku akan menaikkan biaya sewa kontrakan ini!” ucapnya dengan tegas.
“Baiklah-baiklah jika kakak memaksa,” ucap ku sambil mengambil uang yang dia berikan.
“Aku akan membayar semuanya saat aku sudah gajian,” tambah ku.
“Terserah lah. Aku pergi dulu karena masih ada urusan,” ucapnya sambil pergi dari depan pintu.
Bukankah dia perempuan yang sangat baik, dia bahkan repot-repot membawakan aku makanan dan memberikan ku uang, yah meskipun ada beberapa sikapnya yang mengerikan. Mungkin saja suatu saat nanti jika dia berkenan, maka aku tidak keberatan membuatnya menjadi wanita ku.
Tiba-tiba sebuah suara mulai terdengar dari kepala ku, suara yang hampir mirip dengan suara ku mengatakan,“Tuan anda memiliki 1 undian untuk hari ini.”
“Hah undian apa?” tanya ku dengan kebingungan.
“Undian ini adalah hadiah bagi anda sebagai user baru,” jawabnya.
“Apa saja hadiah di dalamnya,” tanya ku kembali.
“Anda bisa mendapatkan skill unik atau pun langka sebagai hadiah utama dari undian ini, anda juga bisa mendapatkan poin yang dapat di gunakan di store, semakin langka skill yang menjadi hadiah, semakin banyak juga kotak kosong yang menandakan anda tidak mendapatkan apa-apa ” jawab sistem.
“Silahkan menutup mata anda untuk memulai undian,” tambahnya.
Aku pun menuruti apa yang System katakan, aku menutup mata dengan perlahan dan tiba-tiba aku berada di sebuah ruang yang aku tak tau dimana itu. Ruangan itu cukup besar dengan berbagai macam hal yang terbang di sekitarnya, ini seperti berada di luar angkasa namun dengan area yang hanya berada di sekitar ku.
“ Ini adalah ruangan undian tuan, tempat ini tidak terhubung dengan keadaan di luar sana namun waktu yang berjalan tetap sama. Tuan bisa mengaksesnya kapan saja Tuan mau, namun untuk memaksimalkan penggunaan ruang, Tuan harus dalam keadaan tak sadarkan diri atau tidur,” jawab System.
“Namun karena kali ini tak ada tanda-tanda kehidupan di sekitar Tuan, maka Tuan bisa menggunakannya dengan keadaan sadar,” tambahnya.
Di depan ku keluar sebuah cahaya hologram yang sedikit demi sedikit membentuk seperti mesin lotre. Mesin ini kian jelas dan terlihat sangat nyata, dengan berbagai macam skill dan hadiah yang tertulis di layarnya.
“Silahkan tarik tuas yang ada di mesin itu kapan saja ketika tuan siap, karena ini pertama kali maka undian yang pertama akan di gratiskan atau tanpa biaya,” ucap System.
Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung menarik tuas dari mesin lotre yang ada di depan ku ini sesuai dengan petunjuk yang di katakan oleh System. Sebuah cahaya kotak mulai berputar serah jarum jam melewati kotak-kotak yang menurut System berisi hadiah dan juga kosong.
“Ayo kita lihat keberuntungan ku!” teriak ku sambil menunggu cahaya di mesin lotre berhenti berputar.
Putaran dari kotak cahaya semakin lama semakin melambat dan dengan perlahan melewati beberapa kotak hitam yang ku yakini kosong dan kemudian berhenti di sebuah kotak berwarna ungu.
“Yeaahh! System apa hadiah yang ku dapatkan?” tanya ku pada System dengan berteriak.
“Mohon tenanglah Tuan, hadiahnya akan muncul beberapa saat lagi di layar mesin,” jawab System.
Seperti perkataan dari System, sebuah tulisan sedikit demi sedikit mulai menampakkan diri dan dapat di baca.
“Life Dan 10x? Apa ini?” tanya ku pada System.
“Selamat, Tuan mendapatkan pil Life Dan yang berarti pil kehidupan,” jawab Sytem.
“Pil ini bisa menyembuhkan seseorang yang tengah sekarat dan hampir mati, anda hanya tinggal memasukkan pil ini ke dalam mulut dan pil ini akan bereaksi dengan cepat. Catatan, pil ini tidak bisa di gunakan pada orang yang sudah mati!” tambah System.
“Ehh? Apa pil ini bisa membuat ku menjadi kuat?” tanya ku kembali.
“Tidak Tuan, tapi anda bisa selamat dari kematian jika memakan pil ini saat sekarat!” jawab System.
Aku menghibur diri sendiri dengan mencoba senang atas hadiah ku saat ini. Meskipun tak membuat ku kuat, tapi pil ini bisa membuat ku menghindari kematian dan juga aku bisa menyelamatkan orang-orang yang membutuhkannya. Karena jumlahnya hanya sepuluh butir maka aku harus memakainya dengan sebijak-bijaknya.
Sebuah kantung kecil yang ku yakini berisi pil-pil tadi, mulai keluar dari layar yang menunjukkan hadiah ku. Aku menyambar kantung itu dengan cepat dan memeriksa kantung kecil itu.
“Yah mari bersyukur dengan pil ini,” ucap ku.
“Sekarang ayo sarapan dulu dan mandi setelahnya itu,” tambah ku sambil menggenggam kantung yang berisi pil ini.