“Ken,” ucap Nata tersenyum. Ken terlihat tumbuh dengan wajah yang tampan, wajah yang berkharisma. Ia tumbuh menjadi tinggi dan putih, sangat mirip dengan papanya, Ken menautkan alis melihat sang Mama yang saat ini berdiri di sampingnya. “Hai, Ken,” ucap Nata lagi karena belum ada tanggapan dari Ken. “Ini Mama, Nak, kamu lupa sama Mama?” “Mama buat apa di sini?” tanya Ken acuh tak acuh. “Kamu tak merindukan Mama?” “Rindu? Ken tidak pernah rindu sama Mama. Mama saja yang berlebihan,” jawab Ken dengan kesal, lalu memalingkan wajah, walaupun Ken tahu hal itu akan membuat sang Mama terluka atas perkataannya barusan. “Mama tidak usah kemari dan mencari Ken.” “Ken, kok kamu ngomong gitu sama Mama? Mama kangen loh sama kamu. Mama pengen ketemu kamu.” “Setelah 8 tahun, Mama baru mau menemui

