“Ken, jika kamu terus seperti ini, Papa bisa menghukummu.” Aeron kesal setiap kali melihat Ken memecat seseorang dari rumah mereka. “Apa sih, Pa? Kenapa ikut campur urusan Ken?” “Ikut campur urusanmu? Ada ya urusanmu yang tidak Papa ketahui?” “Papa mau membela ART dibandingkan anak sendiri?” “Ya ampun, Ken, sampai kapan kamu dewasa? Dulu, ketika kamu masih kecil, kamu tidak pernah seperti ini, apa kamu benar-benar tidak mengingat bagaimana dulu kamu bersikap?” tanya Aeron menatap putranya, berusaha memberikan pemahaman, karena selama ini Aeron tak pernah mendisiplinkan putranya karena menganggap sikapnya hanya lah sebuah pemberontakan kepadanya. Namun, semakin hari semakin tak karuan saja. “Sudahlah, Pa, jangan sok perhatian pada Ken, semua ini juga karena sikap Papa pada Ken,” jawab

