10 Amel dan Gino

1393 Kata
Braaak Kevin langsung menggepak meja yang ada di sana, saat mendengar nama pria yang disebutkan oleh Amel. Lea yang ada di sampingnya langsung menatap Kevin dengan wajah ditekuk, sungguh baru saja ia menyuruh laki-laki itu tidak berpaling, tapi apa sekarang? Kevin malah terlihat paling menentang keras pertunangan tersebut. "Kenapa Lo?" tanya laki-laki yang sudah berdiri di samping Amel saat melihat tiba-tiba Kevin menggepak mejanya. Kevin menghampiri laki-laki tersebut. "Lo?" Kevin menarik kerah bajunya. "Kevin!" bentak Amel sambil berusaha melepaskan cengkeraman Kevin dari kerah baju laki-laki yang baru berdiri disampingnya. "Maksud lo apa?" tanya Kevin nyalang sambil menatap kearah Amel, meminta penjelasan dari gadis tersebut. "Gue mau tunangan sama Gino. Itu doang maksud gue," balas Amel. Masih ingatkan dengan Gino, ketua dari geng Wolf. Musuh bebuyutan dari geng LK, apalagi saat ini mereka sedang panas-panasnya. "Lo kenapa nggak bilang ke gue masalah ini?" "Lo juga nggak bilang kalau udah punya pacar," sanggah Amel tidak mau kalah. Kevin terdiam. "Kenapa lo? Gak terima?" tanya Gino santai, tapi lebih tepatnya menyindir Kevin. "Ya gue ga terima!" balas Kevin yang membuat seisi Pesta terdiam. Amel sempat tersenyum miring sekilas saat mendengar balasan dari Kevin. "Tapi tunangan ini bakal terus berjalan," sahut Amel. "Gue ga setuju!" "Gue nggak perlu persetujuan lo! Gue cuman butuh restu orang tua Amel," balas Gino. Amel menagguk, lalu ia melangkah menghampiri Kevin dan membisikkan sesuatu. "Please bantu gue Kev, Gino maksa gue. Gue nggak mau tunangan sama dia," bisik Amel dengan suara bergetar. Kevin langsung menatap Gino tajam. "Le, gimana itu?" tanya Alin cemas. "Kalau dia lebih milih Amel, gue juga bisa milih yang lain. Inget masih banyak yang nungguin gue," balas Lea santai, namun sesungguhnya hatinya sedikit sesak saat melihat Kevin dengan tidak langsung, jika ia tidak rela kalau Amel di miliki oleh orang lain. Sedangkan anggota LK lainnya juga ikut tegang, mereka menerka-nerka keputusan apa yang akan Kevin pilih. "Kalau bos pilih Amel, gue aja yang gantiin jagain neng Lea," celetuk Reza. "Uang jajan seminggu lo nggak cukup buat ngajak Lea makan," sahut Fino. "Haha, sadar diri bro," Devan tertawa mengejek Reza. Kembali lagi ke panggung pesta, suasana di sana begitu mencengkam. "Gue nggak terima semua ini!" ujar Kevin. "Lo mau batalin ini semua?" tanya Gino dengan tersenyum remeh, "Inget keluarga Amel udah nyebarin undangan pertunangan putrinya, kalau sampai batal. Keluarga dia pasti bakal malu," lanjut Gino. "Kev," panggil Amel pelan dengan suara parau seakan ia sudah pasrah dengan hidupnya. "Ck pertunangan ini nggak bisa dibatalkan." Gino berdecak pelan. "Satu cara buat gue nggak tunangan sama dia," ujar Amel. Kevin menaikkan sebelah alisnya. "Ganti. Kalau Gino diganti dengan orang lain, gue pasti nggak bakal tunangan dengan dia Kev, dan keluarga gue juga nggak bakal malu," lanjut Amel yang membuat seisi pesta kembali tegang. Sungguh sedari tadi tidak ada yang memulai percakapan, membuat suasana pesta tersebut cukup hening. Lea memilih diam, ia lebih baik menonton drama yang sedang berlangsung di depannya ini, lumayan drama gratis Live lagi. Gino tersenyum kearah Kevin. "Amel udah jadi milik gue," ujar Gino lalu menarik tangan Amel dengan kasar, membuat gadis itu meringis pelan. Kevin yang melihat itu langsung menarik Amel kembali, dan menatap Gino tajam. "Kev, siapa yang bakal gantiin Gino? Gue takut sama dia hiks.." ringuk Amel. "Gue." Deg Jika tadi Lea masih santai dan tenang namun sekarang tidak lagi, degup jantung gadis itu mulai menggila saat mendengar perkataan dari Kevin. Sungguh ia sudah menaruh kepercayaan besar pada laki-laki itu, tapi ia malah di patahkan oleh keyakinannya sendiri. Lea memandang miris kearah wajah Kevin yang tengah menatap Gino tajam. "Lo sama aja Kev," lirih Lea. "Lo ga papakan?" tanya Alin khawatir. Geng LK yang berada di sana pun juga ikut khawatir dengan sang pawang ketuanya. Mereka sama-sama terkejutnya saat mendengar pernyataan dari Kevin tadi. "Gue izin pergi," lirih Lea pelan lalu ia berlari keluar tanpa sepengetahuan orang lain selain teman-temannya tadi. Semuanya yang fokus pada panggung pesta membuat tidak ada yang menyadari kepergiannya, anggota LK sempat menahannya namun mereka urungkan saat mengerti posisi Lea, mungkin gadis itu masih ingin sendiri. "Jahat banget si tuh Kevin," ucap Reza yang diangguki yang lainnya. **** "Gue mau pulang ke rumah Mama," lirih Lea. Kini gadis itu sedang berada di dalam sebuah tapi online. Dan benar saja taxi itu berhenti di depan rumah kawasan Alison. Dengan wajah kusut nya Lea membuka lebar pintu rumahnya. Sudah dua seminggu ia tidak pulang ke rumahnya, dan lebih memilih tidur di apartnya. Alasannya kembali ke sini, karena ia tidak mau ketemu Kevin untuk saat ini. "MAMA LEA KAMBEK!!" teriak Lea nyaring. Sudah lama ia tidak menyapa rumah ini. "Yuhuuu... karpet merahnya mana?" lanjutnya. Jika kalian pikir Lea akan sedih, maka kalian salah. Ingat masih banyak cogan yang sedang menanti jomblonya. "Sayang," panggil Dinda haru saat melihat putrinya yang akhirnya pulang. "Mama nggak usah sedih gitu, udah kayak kehilangan Lea aja." "Mama kangen nak," balas Dinda. Bilang saja Dinda lebay, tapi dia memang merindukan putri tunggalnya ini. Lea berlari menghampiri Dinda lalu memeluk wanita tersebut erat. "Mam, kalau Mama liat Papa selingkuh, Mama bakal apain Papa?" tanya Lea asal. "Mama bakal cari pria lain, ingat Mama mu ini cantik. Buat apa harus mengemis tentang masalah cinta," balas Dinda yang membuat Lea langsung tertawa. Pantas saja sifatnya seperti ini, ternyata turunan dari ibunya. "Kalau Kevin nyakitin Lea, Mama bakal apain si Kevin?" tanya Lea penasaran. "Mama buang dia ke kebun binatang, biar hidup sama habitatnya," balas Dinda. "Emang Kevin ngapain kamu?" lanjutnya bertanya. Jika Lea suda memanggil nama asli Kevin dan bukan Leo, sudah dipastikan Lea sedang marah pada laki-laki itu. "Lea lagi marahan sama Kevin," balas Lea acuh. "Mam, Papa mana?" tanya Lea heran saat tidak melihat Alison ayahnya, bukannya biasanya jam segini Alison sudah pulang. "Lagi ada pertemuan penting sama ayahnya Kevin, jadi bakal telat pulang," jawab Dinda dan di balas anggukan paham oleh Lea. "Lea," panggil seseorang dari arah pintu, kedua perempuan itu langsung menatap kearah panggilan tersebut. "Itu Papa kamu sudah datang," ujar Dinda saat melihat suaminya dan juga rekan kerjanya. "WHAT Papanya Kevin juga ada di sini, mampus ni gue kalau tiba-tiba Kevin nyamperin gue. Eh tunggu bukannya bagus ya, jadi gue bisa putusin Kevin langsung. Lagian Kevin juga nggak bakal ke sini, si singa s****n itu pasti lagi sama Amel," batin Lea. "Papa, Lea kangen," tutur Lea lalu memeluk erat sang ayah, dan dibalas pelukan eratan pula oleh Alison. "Lea udah pulang dari pesta?" tanya Kendrick ayah kandung Kevin. "Udah Dad," jawab Lea seadanya. "Tumben pestanya selesai jam segini." "Lea pulang duluan Dad, soalnya Lea udah ngantuk," sela Lea cepat. "Oh, Kevin juga udah pulang?" Lea terdiam saat ditanyakan pasal Kevin. "Gimana tanya jawabnya dilanjutkan di ruang tamu. Kalau berdiri seperti ini, sepertinya kurang nyaman," ujar Dinda yang membuat Lea bernafas lega, sungguh ibunya memang paling pengertian. Dan benar saja mereka semua mengangguk dan pindah ke Sofa besar yang ada di alam ruang tamu. Kendrick pun sepertinya lupa dengan pertanyaan tadi, terlihat sekarang pria itu tengah asik berbincang dengan ayahnya masalah bisnis. Sedangkan Lea dan Dinda sedang asik berpelukan, sungguh mereka berdua masih sama-sama ingin menuntaskan kerinduannya. "Mam, kalau Lea putus sama Kevin. Pokoknya Mama harus setuju sama Lea," ujar Lea pelan takut Ken ayah Kevin mendengarnya. Dinda mengangguk mantap, "Mama pasti dukung kamu sayang," balasnya. Lea tersenyum senang saat dapat dukungan dari sang ibu, kini ia tinggal bernego dengan ayahnya nanti. "Oh ya Lea, Kevin udah pulang jugakan?" tanya Ken yang kembali ingat dengan pertanyaan yang belum Lea jawab. Duh Lea bingung untuk menjawabnya, apakah iya harus menjelaskan kejadiannya secara rinci. Pasti Ken akan marah, dan menyuruh Kevin untuk minta maaf, terus dirinya gagal putus dengan si singa s****n itu. "Anu.. itu--" "Ada apa Dad cari Kevin?" tanya seorang pemuda yang baru saja masuk kedalam ruang tamu mereka. "Mampus!" batin Lea menjerit saat melihat Kevin yang ternyata sudah ada di sana. Di tambah dengan santainya laki-laki itu berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya. Dan dengan santainya, Kevin mengambil alih pelukan Lea dari Dinda. Lea yang masih terkejut hanya bisa diam di pelukan Kevin. "Cuman tanya," balas Ken. "Oh, Kevin kira ada a--" "Aku mau putus!" celetuk Lea tiba-tiba yang membuat empat orang di depannya langsung diam, apalagi Lea bisa merasakan tubuh Kevin yang terasa menegang. Gleg Lea menelan salivanya susah payah saat melihat ketiga pria di depannya sedang menatapnya dengan tajam, termasuk ayahnya. "Please bantu Lea Mam," batin Lea menjerit. Hanya wanita itulah saat ini yang bisa membantunya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN