bc

Nikahi Aku, Bang!

book_age18+
1.4K
IKUTI
10.1K
BACA
HE
age gap
kickass heroine
sweet
bxg
office/work place
secrets
lonely
like
intro-logo
Uraian

Jatuh cinta kepada Devan yang hanya menganggapnya adik, membuat Elvira frustasi. Gadis itu semakin putus asa saat mengetahui Devan berniat menjalankan wasiat kedua orang tuanya yang telah tiada.

Tidak ada yang bisa Elvira lakukan selain terpaksa menerima perjodohan yang telah disiapkan oleh Devan. Meskipun dalam hatinya, Elvira terus berharap Devan lah yang akan menikahinya.

Akan tetapi, harapan Elvira kandas saat mengetahui Devan sudah memiliki kekasih. Gadis itu akhirnya nekad menerima perjodohan dengan Andaru meski menyadari Andaru sesungguhnya mencintai wanita lain. Elvira bahkan bersedia dipoligami oleh Andaru asalkan bisa segera menyingkirkan Devan dari dasar hatinya.

Seperti apa reaksi Devan saat mengetahui Elvira sedang berjalan menuju jurang dengan menerima perjodohan dengan Andaru?

Apa yang akan Devan lakukan ketika Elvira justru meminta laki-laki itu menikahinya demi membatalkan perjodohan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Dipaksa Menikah
"Aku tidak mau," jerit Elvira seraya menatap kedua manik hitam di hadapannya dengan tajam. "Mau sampai kapan kamu terus mengelak seperti ini? Aku udah kasih kamu kesempatan untuk cari pasangan hidup kamu sendiri. Tapi apa? Sampai sekarang kamu tidak pernah mengenalkan satu orang pun padaku," balas Devan dengan nada tak kalah tajam dari Elvira. "Aku enggak mau nikah. Titik," tegas Elvira seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Devan mengusak rambutnya frustasi menghadapi gadis bertubuh mungil di hadapannya itu. Sudah beberapa kali Devan mencoba menjodohkan Elvira pada anak rekan bisnisnya. Akan tetapi, semua berakhir gagal. Tidak sekalipun Elvira menggubris wasiat terakhir yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Laki-laki bertubuh jangkung itu hanya bisa mendesah pasrah melihat Elvira kekeh dengan pendiriannya. Bukan tanpa alasan Devan memaksa Elvira untuk menikah. Sebagai pewaris tunggal dari Hoult Company, Elvira diharuskan menikah sebelum usianya menginjak dua puluh satu tahun. Itu berarti hanya tersisa beberapa bulan sebelum paman serta bibi Elvira mempunyai kesempatan untuk mengambil alih semua aset yang ditinggalkan oleh orang tua gadis itu. "Mulai hari ini semua kartu kredit dan akses keuangan kamu akan aku bekukan. Mobil kamu juga akan aku sita. Kamu hanya boleh keluar rumah diantar supir," ujar Devan tegas. "Enggak bisa gitu dong. Abang enggak punya hak buat sita credit card aku," balas Elvira terlihat ketar-ketir. "Kamu lupa kalau aku adalah wali kamu? Sampai kamu berumur dua puluh satu tahun semua hal yang kamu inginkan harus atas persetujuanku." "Abang jahat," ucap Elvira mulai terisak. Devan tampak mendesah saat melihat Elvira mulai meneteskan air mata. Namun, kali ini Devan harus menguatkan hati agar tidak luluh pada air mata Elvira yang selalu berhasil membuatnya mengabulkan semua keinginan gadis itu. Ia tidak punya jalan keluar lain kecuali mengancam Elvira agar menurut padanya. Apa yang dia lakukan hanya berusaha memberikan yang terbaik bagi adik angkatnya itu. Meskipun gadis itu menentangnya habis-habisan. "Aku bukan bermaksud jahat sama kamu, El. Semua yang aku lakukan itu demi kebaikan kamu sendiri," ucap Devan seraya menghampiri Elvira. Devan menekuk lututnya di hadapan Elvira sembari meraih kedua tangan gadis itu. "El, aku udah janji sama mama dan papa untuk menjalankan amanat terakhir mereka. Kamu tahu kan, mereka hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, El. Mereka cuma berharap ada seseorang yang bisa melindungi kamu." "Tapi enggak dengan memaksa aku menikah muda, Bang," kilah Elvira dengan air mata bercucuran. "Ini satu-satunya jalan keluar yang masuk akal. Aku bisa memahami mengapa mama sama papa menginginkan kamu menikah muda. Semua ada alasannya, El,” ujar Devan meyakinkan Elvira. Elvira menepis tangan Devan yang menggenggam jemarinya. Ia lantas mengusap air mata yang masih terus membanjiri pipi seraya menahan kesal ketika Devan terus mendesaknya. Sorot matanya memperlihatkan kekecewaan mendalam pada lelaki di hadapannya itu. "Abang ngerti enggak sih? Ini tuh hidup El, Bang. Masa depan El," ucap Elvira dengan nada mulai meninggi. "Aku ngerti El. Tapi yang harus kamu pikirkan bukan cuma diri kamu sendiri. Ada ribuan karyawan dibawah naungan Hoult Company beserta keluarganya bergantung sama kamu. Semua ini akan berimbas pada perusahaan kalau kamu tidak bisa mengikuti wasiat papa, El." "Abang enggak perlu cari-cari alasan. Selama ini perusahaan baik-baik aja," sanggah Elvira sembari sesenggukan. "Berapa kali aku harus jelaskan sama kamu? Aku ini hanya orang luar. Aku cuma orang kepercayaan papa yang dianggap anak sama mereka. Status hukumku tidak kuat untuk meneruskan kepemimpinan di Hoult Company. Posisiku akan dengan mudah digugat," jelas Devan dengan nada terdengar sama frustasinya dengan Elvira. "Karena itu kamu harus menikah dengan salah satu calon yang sudah aku siapkan," lanjut Devan mengultimatum. "Tapi, Bang ...." Elvira menggantungkan kalimatnya lantaran tidak sanggup melanjutkan kata-kata yang menyangkut di tenggorokan. "Setelah kamu menikah, tidak akan ada lagi yang bisa menggoyang posisi suami kamu menjadi pemimpin Hoult Company. Itu akan menciptakan kestabilan di perusahaan. Mengertilah, El," imbuh Devan dengan tatapan memohon. Elvira mengusap air mata yang menderas di pipi. Pikirannya kembali melayang pada kejadian lima tahun silam dimana ia melihat ayah serta ibunya terbaring sekarat di Rumah Sakit karena kecelakaan. Sebelum meninggal, ayah Elvira yakni Edric Hoult, menyerahkan dirinya pada Devan. Kejadian itu berlangsung saat Elvira masih remaja tanggung yang baru masuk SMU. Ia sama sekali tidak mengerti mengenai harta warisan serta perusahaan yang ditinggalkan untuknya. Bagi Elvira, kehadiran Devan cukup menjadi pengobat sepi setelah kedua orang tuanya meninggal. Elvira sebenernya memiliki kerabat dekat yakni paman dan bibi dari sebelah ibunya. Namun, hubungan mereka tidak terlalu harmonis. Ada masalah apa diantara mereka dengan keluarganya, Elvira sendiri tidak memahami. Ia hanya mengetahui setelah kepergian orang tuanya, Devan yang terpaut usia sepuluh tahun dengannya menjadi wali baginya. Devan juga lah yang mengambil alih semua aset milik orang tua Elvira dan mengelola perusahaan dengan segenap kemampuan yang laki-laki itu miliki. "El ...." panggil Devan membuyarkan lamunan Elvira. Elvira mengalihkan tatapannya pada wajah tampan di hadapannya. "El enggak bisa nikah sama orang yang enggak El cinta. El mohon, Bang," pinta Elvira dengan tatapan sendu. "Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu, El. Aku yakin salah satu dari orang yang aku pilih pasti ada yang bisa membuat kamu tertarik," ucap Devan seraya melepaskan genggaman tangannya. Devan mengambil satu map di atas meja berisi beberapa profil laki-laki yang sudah ia selidiki latar belakangnya. "Coba kamu lihat dulu ini. Aku enggak mungkin pilih orang sembarangan untuk dinikahkan sama kamu," ucap Devan seraya menyodorkan map ditangannya pada Elvira. "Kamu tidak harus langsung menikah, El. Kamu bisa melakukan penjajakan terlebih dahulu agar bisa saling mengenal satu sama lain, sebelum memilih siapa diantara mereka yang akan kamu nikahi," lanjut Devan saat melihat Elvira hanya terdiam seribu bahasa. "Cinta enggak bisa dipaksa hanya dengan saling mengenal satu sama lain, Bang. Ini soal hati," elak Elvira sekali lagi. "Kamu itu orang yang mudah untuk dicintai, El. Aku yakin laki-laki yang akan menjadi suami kamu nantinya pasti bisa cinta sama kamu dengan mudah. Begitu juga sebaliknya." Tidak ada yang bisa Devan lakukan selain berusaha meyakinkan Elvira. Selama lima tahun ini ia memang berperan sebagai wali bagi Elvira. Akan tetapi, tugasnya sebentar lagi selesai. Devan yakin, baik paman serta bibi Elvira tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil alih perusahaan saat tugasnya sebagai wali berakhir. Jika itu sampai terjadi, sudah pasti ia akan didepak dari kehidupan gadis dengan mata coklat jernihnya itu. jika itu sampai terjadi, maka Ia tidak lagi bisa menjaga serta mengawasi Elvira. Oleh karena itu ia harus memastikan jika Elvira menjalankan wasiat kedua orang tuanya. "Kamu bisa lihat dulu ini baru kemudian memutuskan, bagaimana?" desak Devan lagi seraya menyelipkan map ditangannya ke tangan Elvira. Sudah ada beberapa laki-laki yang berasal dari keluarga sepadan dengan keluarga Hoult yang siap menikahi Elvira. Tidak sulit mencarikan jodoh yang bersedia menikahi gadis mungil tersebut. Elvira memiliki bentuk wajah yang sempurna dengan kulit putih mulus mempesona. Meski mungil, tapi tubuhnya padat berisi dan proporsional. Hanya melihat fotonya saja, para laki-laki akan bertekuk lutut padanya. "Kalau memang aku orang yang mudah untuk dicintai, kenapa Abang enggak bisa jatuh cinta sama aku? Kenapa enggak Abang aja yang nikahi aku?"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
209.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
192.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
103.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook