Setelah hampir seminggu dirawat, Vay pun diperbolehkan pulang dan tentunya Erlang tetap bersama dengan Vay dimanapun gadis itu berada. Erlang membantu mendorong kursi roda Vay setelah ia memindahkan Vay dari dalam mobil. Pembantu yang biasa bersama Vay membuka pintu rumah untuk mereka dan membawa barang-barang Vay yang masih berada di dalam mobil.
“Makasi ya bi.” ucap Erlang pada Bibi Sri namanya. Erlang menghentikan kursi roda tepat didepan tangga dan menguncinya. Lelaki itu berjongkok didepan Vay.
“lu mau istirahat langsung atau mau makan? tadi gue udah minta bibi Sri untuk masak sebelum lu pulang." Vay menggeleng. “ Gue belum laper jadi bisa bantu gue buat ke kamar?” Erlang paham kemudian ia menggendong Vay. Gadis itu memerhatikan Erlang dari bagian samping wajah. Vay tersenyum tipis ketika melihat wajah Erlang yang tampan dengan standar ketampanan asia cukup membuat wanita jatuh hati secara instan olehnya.
“Gausah liatin gue terus.” Vay langsung saja berdecak yang sukses membuat Erlang tertawa. Iya, seperti inilah mereka sejak satu minggu bersama terus-menerus. Bercanda bersama dan terkadang mencurahkan isi hati masing-masing mengenai hal yang membuat mereka stres. Erlang membuka pintu kamar Vay perlahan agar ia tak menjatuhkan calon istrinya itu dan membuat tulangnya kembali patah. Sebenarnyaa Vay bisa berjalan sendiri tapi Erlang yang melarangnya jadi apa boleh buat. Vay harus patuh dengan calon suaminya. Erlang meletakan Vay secara perlahan diatas kasur.
“berat juga ya lu.” Erlang merenggangkan badannya kemudian dihadiahi pukulan oleh Vay pada pahanya.
“protes mulu lu.” Erlang tertawa kecil kemudian mengacak rambut Vay. Laki-laki berumur 24 tahun itu melihat sekeliling kamar Vay yang tertata dengan rapi. Suasana kamar yang dominan berwarna putih serta balkon kamar yang sangat amat indah membuat hati Erlang menjadi nyaman dan tenang.
“Erlang.” Ia langsung menoleh ketika Vay memanggilnya. Gadis itu memberikan isyarat untuk duduk di dekatnya.
“ada apa?” ucap Erlang setelah ia duduk didekat Vay.
“ Terima kasih ya, lu udah mau ngerawat gue selama seminggu ini setelah ini gua bisa mandiri kok jadi lu engga perlu bolak-balik ke rumah gue ya, kasian lu nya nanti capek."
“Ini bentuk tanggung jawab gue atas apa yang gue perbuat, Vay jadi lu gausah sungkan. Intinya lu tanggung jawab gue sekarang apapun keadannya. Ngerti?”
Vay merasa tenang, Vay merasa nyaman setiap berada didekat Erlang. Vay yang selalu merasa kesepian dan kehilangan sosok laki-laki yang menjaganya kini kembali merasakan kehangatan tersebut dari Erlang. Vay bahagia tentunya memiliki calon suami dan calon keluarga baru yang amat baik dengannya. Vay akan memulai lembaran baru dengan Erlang dan ia telah meneguhkan hatinya untuk hanya mencintai Erlang seorang. Vay akan selalu berada disisi Erlang sampai kapanpun dan dikeadaan apapun. Vay berjanji akan hal itu.
~~
3 bulan telah berlalu.
Hari ini adalah hari terakhir jadwal Vay kontrol ke dokter pilihan keluarga Erlang. Vay mengalihkan fokusnya ketika ada yang mengetuk pintu kantornya. Iya, Vay sudah mulai kembali ke kantornya sejak seminggu yang lalu walaupun Erlang bersikeras agar Vay tidak bekerja dulu sampai sembuh tapi menurutnya terlalu banyak hal yang akan menumpuk nantinya jika ditunda terus.
“masuk.” Calon suaminya itu muncul dari balik pintu dan juga bersama dengan kedua calon mertuanya? Vay tahu hari ini jadwal kontrolnya dan akan diantar oleh Erlang tapi kenapa Om Nathan dan Tante Kesha juga datang.
“Halo Vay, sayang.” Kesha dengan semangat menghampiri Vay. Gadis itu segera berdiri dari singasananya dan menyalami kedua orang tua Erlang sedangkan Erlang hanya tersenyum tipis melihat Vay yang sedang menyalami kedua orang tuanya.
“tante sama om kenapa ikut kesini? kata Erlang cuma Erlang yang mengantar kontrol Vay nanti.”
“Memangnya kami juga tidak boleh mengantar calon menantu kami, hm?” Itu suara om Nathan. Wajah Om Nathan hampir 11 12 dengan Erlang.
“Boleh kok Om, tapi apa tidak merepotkan kalian?” Kesha kemudian merangkul Vay.
“Tidak dong sayang, jangan panggil om dan tante lagi dong. Panggil Ibu dan Ayah.” Vay menatap Erlang penuh dengan kebingungan sedangkan Erlang hanya tertawa kecil.
“Hehe, Iya Ibu.” Kesha tersenyum bahagia.
“Ayo, kita makan siang dulu baru mengantar Vay kontrol.” Erlang mengangguk. Nathan mengenggam tangan Kesha dan berjalan mendahului Erlang dan Vay. Erlang kemudian merangkul pundak Vay dan berjalan berdampingan dengan calon istrinya itu.
“Kenapa lu engga bilang kalo kedua orang tua lu ikut?” protes Vay pada Erlang.
“ Mereka aja tiba-tiba ikut masuk ke mobil setelah aku bilang mau mengantar lu kontrol, terus gue harus gimana?” Bisik Erlang di telinga Vay. Gadis itu hanya memutar bola matanya dan pasrah mengikuti bagaimana calon keluarga barunya itu. Semua karyawan Vay telah tahu mengenai Vay yang memiliki hubungan dengan Erlang dan pada saat itu juga satu kantor heboh ketika pertama kalinya Erlang mengantar Vay ke kantor seminggu yang lalu. Siapa yang tidak heboh ketika dua orang pemilik perusahaan terbesar di Indonesia akan menjadi suami istri ditambah Erlang begitu banyak orang yang menyukainya. Semakin heboh sudah. Tapi semua orang yang tahu tentang hubungan mereka berdua merasa setuju karena Vay dan Erlang memiliki value yang sama serta paras yang menawan juga. Semua orang merasa iri dengan pasangan ini karena kadar kecocokan mereka terlalu tinggi dan selalu tampak serasi dari manapun mereka melihat pasangan itu.
Hari ini Vay dan Erlang berasa di kawal kemanapun mereka pergi dan Vay juga merasa sedikit canggung jika ingin berkomunikasi dengan Erlang dikarenakan ada kedua orang tuanya takut Vay membuat kesalahan didepan orang tua Erlang. Setelah Vay selesai kontrol, Erlang membawa Vay dan kedua orang tuanya ke suatu tempat yang bisa dibilang membuat Vay terkejut. Mereka berempat turun setelah Erlang memarkirkan mobilnya.
“Erlang, kita ngapain kesini?”
“fitting baju, kan pernikahan kita sebentar lagi.” Vay bingung jujur saja.
“Ibu yang minta hari ini sekalian. Mumpung lu udah sembuh kan?” Vay hanya bisa mengangguk pasrah. Mereka berempat pun masuk ke dalam boutique khusus baju pengantin langganan para pemilik kekayaan besar di seluruh dunia.
Vay hanya memerhatikan ibu Erlang yang berbicara dengan pelayan disana kemudian membawa mereka berempat ke ruangan yang cukup luxury menurut Vay.
“Vay, sayang. Hari ini fitting baju untuk kamu sama Erlang ya. Pilih yang bener-bener kamu suka ya sayang jangan ada beban.”
“Iya ibu, Vay pasti pilih yang Vay suka.” Vay pun mengikuti pelayan yang akan membantunya memilihkan baju dengan design yang terbatas disini sesuai permintaan Kesha. Tentunya Kesha tak ingin ada yang menyamai baju yang akan dipakai oleh menantunya.
Erlang bersama kedua orang tuanya duduk dihadapan tirai merah besar. Ia memainkan handphonenya sambil menunggu Vay nantinya yang akan muncul dari balik tirai merah didepan mereka. Kesha menyenggol lengan putranya itu ketika tirai mulai terbuka. Erlang dengan segera mengalihkan perhatiannya dan ia terdiam ketika melihat gaun pertama yang Vay gunakan.
Gaun pertama dengan model ball gown dengan aksen balon di kedua lengan berbahan dasar kain satin berwarna putih mengkilap sukses membuat jantung Erlang berdegup kencang dikarenakan Vay yang begitu cantik menggunakan itu.
“Bagaimana Erlang?” untung saja suara ayahnya membawanya kembali ke dunia.
“Ini bagus tapi kita lihat yang lain dulu lagi.” Tirai kemudian kembali tertutup dan Erlang pun berusaha menetralkan detak jantungnya.
“Vay cantik kan, sayang?” Erlang menoleh kearah ibunya.
“Iya dia cantik.” Kesha tersenyum gemas dengan putranya. Tak lama tirai kembali terbuka menampilkan Vay yang menggunakan Long slevees glitter wedding dress berwarna putih disertai mutiara-mutiara kecil disetiap detail gaunnya. Persis seperti gaun princess.
“Ini bagus sih Bu, Ayah tapi terlalu glamor tidak?”
“ Menurut ibu sih tidak sayang. Kalau ayah bagaimana?” tatapan Erlang beralih ke ayahnya.
“Ayah sangat suka ini, Vay benar-benar cantik dengan ini.” Erlang berpikir sejenak.
“Coba yang lain dulu lagi, Vay.” ucap Erlang. Tirai kembali tertutup. Entah apa alasannya, Jantung Erlang berdegup lebih kencang setiap tirai merah didepannya ini terbuka dan menampilkan Vay dengan gaun-gaun yang indah. Tirai kembali terbuka dengan menampilkan Vay menggunakan gaun berdesign mermaid off-shoulder dengan bagian bahu dihiasi lace dan juga ekor yang dihiasi lace panjang serta mutiara-mutiara yang menghiasi bagian punggung. Erlang telah menjatuhkan pilihannya.
“Gimana Erlang?” tanya Nathan
“Ini pilihan Erlang, tapi kembali ke Vay lagi, Yah.”
“Gimana sayang, yang mana pilihanmu?" Tanya Kesha pada Vay.
“ Ini pilihan Vay, Bu.” Erlang tersenyum lebar ketika Vay memiliki pilihan yang sama dengannya. Gaun yang ketiga sangat cocok dengan Vay. Gaun itu sukses memperlihatkan lekukan tubuh Vay yang sangat bagus serta memancarkan kecantikan Vay lebih dari yang lain.
“Kalo begitu, kita beli yang ini.” Ucap Nathan. Vay dan Erlang saling menatap satu sama lain dengan perasaan bahagia mereka.
“Tinggal menghitung hari lagi, kami akan menjadi pasangan suami istri yang sah.”