Chapter 2

1081 Kata
Suara hiruk pikuk ramai banyak pejalan kaki, banyaknya calon pembeli untuk berbelanja dari mulai anak kecil hingga dewasa datang di awal bulan. Melihat banyak discount besar hingga discount-discount barang branded terkenal. Hanya ada tampak wajah senyum Andrea Drexler dengan memegang banyak sekali kantong papperbag belanja kebutuhan Shi Xia. Ia tidak akan menyangka bahwa dirinya akan menemani Shi Xia berbelanja sebanyak ini. Sudah hampir lima puluh enam menit Shi Xia berbelanja dan sudah menghabiskan uang tunai banyak. Andrea merasa perutnya sangat lapar, mendapati banyak sekali kedai-kedai di pusat perbelanjaan mencuri perhatian kedua matanya. "Shi ke Outlet The Long Tea yuk, sudah lama kita tidak kesana," Andrea mengajak Shi Xia kesebuah kedai teh ketika dirinya dan Shi Xia pernah dekat. Mungkin ini semua akan menjadi hal yang tidak akan marah ketika Andrea mencoba menjelaskan fakta yang sebenarnya. Shi Xia membenarkan rambut panjangnya dengan berjalan manis di sisi Andrea, kedua matanya melirik Andrea ketika memanggil, "Memangnya kamu masih ingat? Tentang Kedai The Long Tea? Aku pikir kamu akan melupakan semuanya." Andrea terkekeh malu ketika mendengar Shi Xia mencoba jujur, dirinya hampir tidak pernah melupakan sedetikpun bersama Shi Xia. Bahkan selalu mengingatnya. "Traktir aku ya Gege," Shi Xia memanggil Andrea dengan panggilan Gege. Andrea memang sudah menjadi kakak-kakak angkat Shi Xia. Tidak hanya persahabatan yang lekat tetapi memang keberadaan Shi Xia sudah berarti bagi seorang Andrea Drexler. Kedai The Long Tea. 'Kenapa lo seperti sengaja sih ikutin gue ke mall seperti ini, padahal gue kesal karena melihat seorang wanita. Bagaimana bisa? Pagi ada wanita dan sekarang lo ikuti gue ke mall Cibubur Junction. Sumpah lo cowok yang ga tau diri dan ga tau terima kasih Re. Gue benci sama lo. Awas aja kalo ada pembicaraan yang bikin gue sakit hati. Gue ga akan memaafkan lo. Ga akan pernah!' Kepala Shi Xia mengikuti suara hati. Bergumam mengoceh seperti ada hantu yang berbisik. Merasakan dendam seketika. Andrea mendapati Shi Xia melamun dengan berdiri. Seperti pandangan yang selalu menatap Kedai The Long Tea dengan banyaknya pengunjung. "Hey, Shi? Kok melamun," tanya Andrea. "Ah, iya ge! Maaf ... maaf." Shi Xia menjawab gamblang disana. Rona merah pipi tak tertahankan karena malu. Seperti biasa Andrea memanggil pegawai kedai dan meminta daftar menu makanan, "Pesan mie ramen seafood sama mie ramen komplit sama jus strawberry satu sama teh bunga rosella dingin satu." "Masih ingat ge? Aku pikir kesukaanku engga kamu ingat, huuuu curang," canda Shi Xia dengan memanyunkan bibirnya dihadapan Andrea sembaring memegang handphone miliknya. Andrea merapikan banyak kantung belanja disisi dirinya. Mengambil tempat untuk makan di sofa besar pojok Kedai sungguh membuat dirinya merasa santai. Berjalan bersama dan dalam kondisi lapar. Untung saja Shi Xia mau diajak makan sembaring mengenang nostalgia lama yang dulu pernah ia lakukan bersama Shi Xia sebelum study ke Australia. Dua orang pegawai membawa beberapa makanan dan minuman yang dipesan oleh Andrea, para pegawai membawanya ke meja nomor delapan belas. "Selamat menikmati," sebuah sapaan pembuka para pegawai untuk membuat pengunjung merasa senang. Shi Xia bermain handphone dihadapan Andrea. Sudah terbiasa Shi Xia memain-mainkan handphone miliknya ketika sedang melakukan aktifitas. "Makan dulu, baru main lagi handphonenya. Disimpan saja dulu Shi," Andrea mengomel sembaring mengaduk mangkuk mie ramen seafood. Shi Xia tersenyum menggoda seraya memanyunkan bibirnya disana, "iya bawel huuuu…." Andrea hanya menikmati makanan yang Kedai The Long Tea saat ini bersama Shi Xia. Ia tidak ingin merusak keadaan jika ia harus berkata jujur. Mungkin disaat pulang iapun akan berkata jujur. Entah kapan itu, tetapi saat ini ia hanya tidak ingin situasi kebersamaan Shi Xia rusak. 'Maafin aku Shi, aku yang salah udah bikin kamu nunggu. Maafin aku juga udah bikin diri aku sendiri seorang pengecut yang hingga detik ini enggak bisa jujur sama diri aku sendiri dan dihadapan kamu. Baru saat ini aku menyadari bahwa kebahagiaanku selama ini ada didekat aku sendiri. Seandainya, seandainya semuanya ini bagaikan mimpi mungkin aku sudah bersama kamu Shi.' Perkataan hati Andrea Drexler begitu lekat ketika menatapi Shi Xia yang sedang makan. Hanya ada senyuman dan tertawa kecil yang ia perlihatkan dihadapan Shi Xia. Berbalas Shi Xia dengan senyuman tertawa kecil disana. Kebahagiaan berdua yang mungkin tidak akan lama lagi berubah menjadi kebencian. "Kamu enggak kangen sama siberian husky kamu? Anjing kesayangan kamu? Aku merawatnya hingga besar tetapi kamu enggak pernah ada telepon lagi selama setahun terakhir ini ke aku, Siberian husky anjing kesayangan kamu kangen banget tuh sama kamu. Oh iya' siberian husky anjing kesayangan kamu juga sekarang jadi penurut ditambah lagi setiap ada orang yang datang ke rumahku dia selalu menggonggong. Haha ... kadang lucu kalau lihat tingkah siberian husky dan sekarang kamu pemiliknya pulang," Shi Xia sangat lancar berbicara tentang siberian husky anjing kesayangan milik Andrea Drexler dihadapan Andrea Drexler. "Buat kamu Shi kalau kamu suka, hadiah ulang tahun buat kamu. Kan kamu menyukainya, aku dulu merawat siberian husky karena lihat dia ditinggal pemiliknya waktu lari pagi. Entah siapa yang buang dia di pinggir jalan. Makanya aku bawa dia dan rawat dia. Eh, kamu pindahan dekat rumahku. Jadi kamu enggak pernah tau asal usul anjing kesayangan aku dan aku baru menceritakan semuanya sama kamu," Andrea berbicara dihadapan Shi Xia dengan memakan semangkok mie ramen dengan desahan pedas. Shi Xia hanya tertawa ketika melihat Andrea kepedasan dan tersedak, tangan kanannya membantu Andrea memberikan minuman teh bunga rosella dingin untuknya. Andrea memang herbalist. Ia sangat pecinta kesehatan sehingga tidak ada sedetikpun ia tanpa berolahraga. "Xiexie ge, udah mau ceritain semuanya sama aku. Terimakasih juga kamu udah merawat siberian husky dari awal anjing itu dibuang. Mungkin itu enggak mudah buat orang yang enggak siap buat adopsi hewan. Tapi kamu mampu ge," Shi Xia memuji Andrea ketika ia tersedak. Hanya ada romansa malu dan pipi yang memerah disana. Andrea berkulit putih sehingga tampak jelas rona ruam pipi merah yang ia perlihatkan dihadapan Shi Xia. Hanya ada tertawa kecil disana. Shi Xia menghabiskan mie ramen komplit kembali miliknya. Sungguh romansa yang kembali lagi bersemi. Shi Xia tetap ingin mencari tahu siapa wanita yang ada di rumah Andrea pagi hari ini. Ia sangat tahu bahwa Andrea bukan seseorang pria yang mengumpat-umpat. Ia pasti tahu jika anjing miliknya siberian husky yang di titipkan kepada Shi Xia dan dirinya ada di balkon pagi tadi. Flashback ON. "Cantik, sangat cantik," kedua mata yang melihat wanita berambut panjang dari dalam kamar tanpa membuka tirai. Andrea menatap jendela dalam-dalam dari balik tirai kamar miliknya. Sebuah perasaan yang mungkin tidak akan pernah berbalas, ia tidak mungkin lari dari hal yang ia hadapi atas semuanya. Rasa cinta yang mungkin tidak akan bisa berbalas untuk Shi Xia. Flashback OFF.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN