Suara Langkah kaki dengan terburu-buru terdengar menuju Hall dimana mobil Shi Xia terparkir. Suara sepatu dengan hak rendah itu berbunyi, kini Shi Xia berada di dalam mobil. Kakinya getir ketika mendengar kabar yang ia dengar setelah makan bersama Andrea.
Kaca spion memperlihatkan kedua mata Shi Xia yang menangis dan melihat sosok pria yang ia cintai keluar dari mall dengan kondisi panik. Andrea mengetahui plat nomor Shi Xia dan menghampiri mobilnya dengan mengetuk kaca jendela mobil, "Shi dengerin aku dulu Shi.. Shi! Aku mau jelasin semuanya Shi."
Kaca mobil Shi Xia terketuk sudah lima kali dengan keras, Shi Xia hanya bergetar dan menangis ketika melihat wajah Andrea yang terlihat panik, tatapan matanya mengeluarkan air mata yang berderai. Ia tak tahu harus berbuat apa.
Kaki kananya menginjak rem dan kaki kirinya menginjak gas mobil.
Andrea menyingkir ketika melihat sosok yang ia sakiti kini akan menyetir mobilnya. Mobil Shi Xia melaju dengan cepat. Hall parkir yang sepi membuat mobilnya melaju denagn kecepatan 60km/jam.
Kedua mata cantiknya kini terurai dihiasi air mata. Ia tidak menyangka akan kabar yang Andrea lontarkan. Sebuah kabar Andrea yang sudah menikah secara diam-diam ketika di Australia. Shi Xia kebingungan. Tubuhnya gemetar. Kedua matanya sudah tidak tertahan, ia memarkirkan mobilnya di sisi jalan.
Kring..Kring…
Telepon berdering dari Bi Ijum. Sebuah telepon rumah. Handphone miliknya yang berada di dashboard mobil memperlihatkan nomor telepon rumah, "halo.. Non," suara bi Ijum dengan suara payau dari jauh.
Shi Xia masih terisak ketika mendengar suara asistant pribadinya di rumah. Ia tersadar bahwa dirinya harus bersiap untuk menyambut orangtuanya yang akan pulang dari luar negeri sore ini.
"Halo? Non.. non Shi nangis? Halo non," suara Bi Ijum kembali bertanya di ponsel.
"Ah ya bi? Enggak bi, kenapa bi? Apa ada kabar dari daddy dan mami bi?" Tanya Shi Xia menanyakan orangtuanya.
"Oh, kirain bibi nona muda menangis. Non Shi mau makan apa siang ini? Bibi mau pesan makanan jika non pulang. Lagipula, tuan dan nyonya pulangnya nanti sore," tanya Bi Ijum kembali.
Suara Shi Xia masih terisak didalam mobil, dengan menahan tangisan yang terjatuh. Shi Xia menjawab pertanyaan Bi Ijum, "ah buatkan aku beberapa soup saja bibi dan juga seperti biasa pesankan makanan sehat diet dan beberapa yogurt ke catering yang biasa aku pesan. Terimakasih bibi."
"Baiklah nona muda, yasudah bibi pesankan dahulu, nona muda akan pulang kan? Belanjanya sudah?" Bi Ijum kembali bertanya kepada Shi Xia. Air mata Shi Xia kembali terjatuh, bahkan beberapa kantung belanja yang sudah Andrea belikan kepadanya saja tidak dia bawa. Hanya membawa clutch miliknya yang ia bawa ketika memasuki mall besar.
Air mata mengalir di hidung miliknya, sangat menyedihkan menunggu seseorang bertahun-tahun dan mendengar kabar pernikahan secara diam-diam. Shi Xia mengambil beberapa helai tisu dan mengusap air mata dari wajah cantiknya kini.
Tubuhnya masih bergetar akibat reaksi yang Andrea berikan, sebuah tamparan di pagi hari dengan kabar yang menyayat hati. Sebuah mobil berwarna merah terparkir di hadapan Shi Xia. Mobil Andrea yang mengikuti mobil Shi Xia kini tepat di hadapan mobilnya.
Andrea turun dari mobil miliknya berlari panik, kembali mengetuk kaca mobil Shi Xia disana, "Shi.. dengerin aku dulu, buka Shi mobilnya. Aku tahu kamu enggak akan bisa nyetir kalau kondisi panik. Shi! Dengerin aku Shi! Buka Shi pintunya!" Teriak Andrea kembali meminta Shi Xia untuk membuka pintu mobilnya.
Langit Cibubur kini berubah menjadi mendung, rintik hujan gerimis kini mulai berjatuhan. Andrea menutup kepalanya dengan jaket miliknya yang berwarna biru gelap, "Shi dengerin aku dulu Shi, buka pintunya Shi!"
Beberapa kali Andrea mengetuk pintu tetapi sayang semuanya tidak membuat Shi Xia luluh hati untuk memberikan kesempatan kepada Andrea. Lagi-lagi Andrea kembali menyingkir dari mobil Shi Xia dan menerima dirinya di basahi air hujan Kota Cibubur pagi ini.
"Shi, maafkan gue Shi.. gue cinta sama lo Shi, semuanya kecelakaan Shi. Salah gue yang mengkhianati lo Shi," pasrah Andrea kembali masuk kedalam mobil mengejar mobil Shi Xia.
Air mata Shi Xia kembali pecah ketika harus melihat Andrea kembali mengejarnya, kenangannya bersama Andrea begitu lekat. Bersama Andrea ia pernah marah seperti ini, tapi sekarang Andrea sudah menjadi suami wanita lain. Wanita yang ia lihat pagi ini dari balkon.
"Aku enggak nyangka kamu tega sama aku," air mata Shi Xia pecah kembali memasuki gerbang kompleks rumah miliknya. Mobilnya melaju kembali dengan cepat. Ia tidak peduli akan Andrea yang mengejarnya.
Bipp..bipp..
Suara klakson memasuki parkir rumah Shi Xia. Ada bi Ijum yang membukakan payung untuk Shi Xia berjalan menuju mobil Shi Xia. Shi Xia turun dari mobil dengan memakai payung yang di berikan bi Ijum, "bi kalo ada Andrea bilang aja Shi tidak mau bertemu dengannya. Tolak saja ya bi, terimakasih bi."
Bi Ijum mengangguk dengan membenarkan payung yang dipakai Shi Xia kini, "Andre yang ganteng itu bukan ya? Kapan dia pulang?"
Bipp..bipp..
Setelah Shi Xia memasuki rumah, tidak menunggu lama mobil berwarna merah terparkir di parkiran mobil Shi Xia, Andrea membuka pintu belakang mobil miliknya dan menurunkan beberapa kantung belanjaan yang tertinggal, "Bi Ijum, Shi Xia ada?" Tanya Andrea dengan suara serak yang khas.
Bi Ijum terlihat kaget, "siapa ya mas?" Tanya bi Ijum dengan panik.
Andrea lupa bahwa dirinya sudah tiga tahun di Australia, jelas saja bi Ijum akan lupa dengan dirinya, "Andrea bi, ya ampun bibi lupa sama Andrea Drexler tuh yang didepan rumah."
"Oalah.. serius ini tuan Andrea? Ganteng poll ya mas. Badanmu jadi roti sobek begini? Whoahhh," bi Ijum kembali menjawab Andrea karena ia baru menyadari Andrea kecil sekarang menjadi pria yang tampan dan gagah.
"Iya bi, ini Andrea Drexler. Bibi ingat aku? Bi, Shi Xia mana? Ini kantung belanjanya ketinggalan," tanya Andrea dengan polos dan memohon kepada bi Ijum.
"Oh, nona muda lagi ga mau diganggu. Maaf ya tuan Andrea. Kemarikan saja kantung belanjanya biar bibi yang berikan kepada nona muda."
Tanpa pikir panjang Andrea memberikan beberapa kantung belanjaan kepada bi Ijum. Andrea kembali ke mobilnya, terlihat dari bawah gorden dimana kamar Shi Xia. Pasti Shi Xia menyaksikan dirinya memohon kepada bi Ijum.
Andrea menyetir kembali mobil miliknya dan memakirkan mobilnya kini di pelataran rumahnya, ia memasuki rumah miliknya. Ia tahu bahwa kecerobohan yang ia buat akan menyakiti hati orang yang ia cintai sejak lama.