2. Perkenalan

1614 Kata
''Tuan ...." Reza mendengar suara merdu Ara, langsung tersenyum dengan membelai puncak kepala hingga membelai pipi Ara. "Apa kamu merasa takut padaku?" tanya Reza, dengan suara lembutnya. Ara yang begitu polos seketika menganggukkan kepalanya, ia dengan jujur kalau mengakui dirinya takut pada Reza. Sebab ia telah menabrak Reza, dan membuat dahi Reza benjol seperti saat ini. "Kalau boleh tahu ... kenapa kamu takut padaku, Manis?" "Jangan hanya diam, katakan sesuatu. Karena aku suka mendengar suara merdumu, Manis," paksa Reza, agar Ara mau berbicara padanya. Tidak ingin membuat pria dihadapannya marah, Ara langsung mengatakan ketakutannya. Ia juga meminta maaf, sebab karena ulahnya yang tidak hati-hati ia telah menabrak mobil Reza. "Sa--saya takut pada Tuan, karena saya telah menabrak mobil Tuan." "Tolong jangan marah, ya, dan saya minta maaf karena telah menabrak mobil Tuan tadi," sesal Ara, dengan meminta maaf. Cara Ara berbicara, dengan ekspresi menggemaskan membuat Reza tidak tega menunjukkan raut wajah kesal. Yang ada ia malah mengulas senyum menawan, hingga membuat Ara mengernyit heran. 'Kenapa pria ini malah tersenyum, bukankah kalau mobil atau barangnya di rusak orang lain harusnya dia marah padaku?' 'Tapi, kenapa orang ini malah tersenyum. Apa arti dari senyumannya, jangan bilang pria ini akan melaporkan diriku ke polisi karena aku telah menabrak mobil mewahnya,' batin Ara bimbang, dan terselip perasaan takut. Melihat senyuman Reza, hati Ara dihinggapi perasaan takut kalau pria di hadapannya akan melaporkan ke polisi. Jika sampai terjadi, otomatis kedua orang tuanya pasti tahu kalau putri kesayangan mereka telah melakukan kejahatan, dan Ara tidak mau kedua orang tuanya kecewa padanya. "Kenapa Anda tersenyum seperti itu, Tuan?" "Harusnya Anda marah padaku, bukan tersenyum seperti itu. Karena senyuman Anda, saya menjadi takut sendiri. Apa Anda berniat ingin melaporkan saya ke pihak polisi, dan mengatakan kalau saya telah menabrak mobil mewah Anda?'' "Jangan takut, karena saya akan bertanggung jawab. Saya akan membayar kerugian yang saya timbulkan tadi, dan saya akan membawa Anda ke Dokter untuk perawatan luka Anda," Ara berbicara panjang, berharap Reza tidak akan melaporkannya ke pihak polisi. Mendengar penuturan Ara, seketika membungkam mulut Reza. Senyumannya seketika hilang, dengan berganti wajah serius. 'Wanita ini benar-benar polos sekali, dan aku sangat menyukainya. Dia begitu lucu, dan menggemaskan,' batin Reza. Detik berikutnya Reza langsung terpingkal-pingkal karena sikap polos Ara. "Hahaha ... kamu lucu sekali, Manis. Kalau boleh tahu, siapa nama kamu?" tanya Reza mulai serius. Ara semakin heran dengan sikap Reza, ia tidak habis pikir kenapa ada pria yang masih bisa tertawa saat mobil mewahnya telah di tabrak olehnya. "Kenapa Tuan bisa tertawa seperti itu?" ekspresi Ara semakin bingung, dan makin terlihat menggemaskan di mata Reza. Reza mendengar itu, langsung menghentikan tawanya. Ia tidak mau wanita di depannya takut, atau mengira ia gila. "Aku tertawa karena melihat sikap polosmu, untuk masalah mobil jangan pikirkan. Bukankah kamu telah mengatakan akan bertanggung jawab, maka aku ingin kamu melakukannya. Yaitu, dengan menjadi kekasihku. Ah, tidak lebih tepatnya tidak lama lagi kamu harus jadi istriku," tutur Reza, tanpa pikir panjang lagi. Karena ia telah jatuh cinta pada wanita di depannya, sejak ia bertemu tadi. Katakan Reza gila, dan itu memang benar yang ia rasakan. Ia tidak ingin kehilangan kesempatan, untuk mendapatkan wanita pujaan di depannya sekarang. Dengan alasan Ara akan bertanggung jawab, dengan memperbaiki mobilnya. Ia tidak akan meminta itu, karena ia ingin wanita di depannya harus menjadi miliknya. Degh! Ara seketika terkejut, saat mendengar pria di depannya bukan hanya mengajaknya berkenalan. Tapi, anehnya dan ia tidak menyangka kalau pria di depannya menginginkan dirinya menjadi seorang istri. Di saat ia sama sekali tidak mengenal pria itu, ia pun tidak mempercayainya ucapan Reza. Meskipun di hatinya, ada getar cinta untuk pria yang tengah menunggu jawaban darinya. "Tuan, kita belum saling mengenal. Anda belum tahu siapa saya, begitu pula saya belum terlalu mengenal Anda," sanggah Ara mencoba memberi pengertian pada Reza, agar memikirkan ulang ucapannya tadi. "Aku tahu, Manis. Maka dari itu, ayo sekarang kita berkenalan dan saling mengenal satu sama lain. Sebab di dalam sini, seperti telah mengenalmu sudah lama." "Aku tidak akan berbasa-basi lagi, sebagai seorang pembisnis aku selama ini tidak pernah bermain-main. Sama seperti tentang perasaanku padamu, aku telah jatuh cinta padamu Nona." "Sejak pertemuan kita tadi, aku telah jatuh cinta padamu. Namaku adalah Reza Fahreza, seorang CEO dari perusahaan Fahreza Groups," tutur Reza dengan memperkenalkan diri, dan juga mengungkapkan isi hatinya. Ara yang melihat kejujuran di mata Reza, tidak bisa lagi menutupi perasaannya sendiri. Kalau ia juga memiliki perasaan yang sama dengan Reza, tanpa ragu lagi ia pun membalas perkenalan Reza. "Na--namaku Tiara Cahyani Wiraguna, panggil saja Ara," sahut Ara dengan nada gugup. Reza mendengar nama itu seperti familiar, dan seperti pernah mendengarnya. Ia pun mulai mengingat-ingat nama Ara, seolah sering di dengar. 'Tiara Cahyani Wiraguna ....?' 'Wiraguna? Bukankah itu nama dari keluarga Wiraguna, jangan bilang kalau di hadapanku saat ini adalah putri dari Pak Nathan Satria Wiraguna? Seorang pembisnis yang sangat terkenal, mulai di jaman mudanya sampai sekarang. Kudengar berita seperti itu, ah, aku jadi merasa beruntung bisa bertemu langsung dengan putri cantik Pak Nathan,' batin Reza dengan senangnya. Karena tidak ingin hilang kesempatan di hadapannya, demi mendapatkan cinta dari wanita terpandang seperti Ara. Reza mulai mengungkapkan perasaannya kembali pada Ara, dan berharap wanita itu mau menerima cinta. Sebab sudah hampir sebulan ini, Reza sudah tidak pernah dekat dengan wanita mengingat akan kesibukannya di kantor selama ini. Sifat playboy-nya entah hilang kemana, sejak sang papa meninggal ia sekarang yang harus mengendalikan perusahaan Fahreza Groups agar tetap stabil. Jika saat papanya masih hidup, Reza hampir tidak pernah datang ke kantor. Yang ia lakukan hanya pergi ke club, dan bersenang-senang dengan banyak wanita. Namun, kini ia tidak pernah melakukannya lagi. Karena ia ingin hidup secara normal, serta menemukan cinta dari seorang wanita yang juga mencintai dirinya. "Apa kamu adalah putri dari Pak Nathan Satria Wiraguna, Nona Ara?'' tanya Reza, berharap Ara menjawab iya. Ara mendengar nama papanya di sebut, seketika mendongakkan kepalanya. Lalu menatap Reza dengan tatapan sulit di artikan, kenapa pria di hadapannya bisa mengenal papanya. "Kenapa Anda bisa tahu nama Papa saya, Tuan?" tanya Ara, dengan ekspresi serius. "Tentu saja aku mengenalnya, sebab Pak Nathan salah satu rekan bisnisku,'' sahut Reza cepat, dengan senyum memikatnya. Ara seketika malu sendiri, bukankah papanya juga seorang pembisnis. Jadi otomatis papanya akan mempunyai banyak rekan bisnis, termasuk pria dihadapannya saat ini. 'Ah, bodohnya aku. Kenapa aku baru sadar, kalau Papa pasti banyak mempunyai rekan bisnis termasuk Tuan Reza,' monolog Ara dengan memukul kepalanya sendiri pelan. Reza yang melihat itu langsung menahan tangan mungil Ara, agar tidak memukul kepala Ara lagi. "Jangan memukul kepalamu, nanti sakit," gumam Reza, dengan menahan tangan Ara. Posisi keduanya semakin dekat, dan pandangan keduanya bertemu. Membuat degup jantung keduanya berdebar kencang. Karena sama-sama merasa gugup, Reza lebih dulu melepaskan tangannya dan melangkah mundur satu langkah. Lalu menuntut jawaban Ara, kalau Ara sedari tadi belum membalas ungkapan cintanya. Situasi malam, dan jalanan sepi membuat Ara semakin di buat bingung menjawab pertanyaan Reza. Ara merasa ungkapan cinta Reza itu terlalu cepat baginya, meskipun ia sendiri juga memiliki rasa yang sama dengan Reza. Tapi, karena Ara tidak mau pria di hadapannya marah atau pun kecewa. Maka ia menjawab dengan perasaan sama, dengan Reza. Meskipun nantinya ia akan di anggap w**************n, karena cepat menerima cinta dari pria yang baru saja ia kenal. "Bukankah dari tadi kamu belum menjawab ungkapan cintaku, Ara. Jadi, aku sekarang menunggu jawabanmu. Katakan apa kamu memiliki perasaan yang sama denganku, kuharap kamu memilikinya," harap Reza. "Sa--saya juga mencintaimu, Tuan. Meskipun kita baru bertemu, dan saling mengenal nama. Tapi, dalam hati ini berdegup pertama kalinya ketika melihat Anda," sahut Ara dengan nada malu-malu, seraya menunduk. Reza seketika mengembangkan senyumannya, tidak lama ia mendekat dan langsung memeluk Ara. Sesaat Ara merasa terkejut, untuk pertama kalinya ia dipeluk selain papanya sendiri. "Terima kasih, karena kamu telah menerima cintaku. Aku berjanji akan menjadi pria yang hanya mencintaimu seorang, dan menutup hatiku untuk wanita lain. Karena kamu adalah cinta pertamaku, Sayang," janji Reza, tapi ia tidak tahu jika kenyataan tidak seperti realita kenyataan hidup. "Sama-sama, Mas, saya menerima Mas Reza karena saya mencintai Mas juga," ucap Ara tulus, dengan menyebut nama resa dengan sebutan 'Mas'. Resa semakin senang, saat Ara memanggil namanya dengan sebutan Mas. Jadi, ia tidak akan sungkan lagi mengungkapkan isi hatinya pada Ara. "Aku senang kamu memanggilku dengan sebutan, Mas, Sayang. Kalau bisa mulai sekarang jangan bicara formal lagi, karena kita sekarang sudah resmi menjadi sepasang kekasih,'' tutur Reza, dengan melerai pelukannya lalu membingkai wajah Ara penuh kelembutan. Ara yang mendengar permintaan Reza, hanya bisa menganggukkan kepalanya. Lalu menunduk karena merasa malu, sebab ia tidak menyangka kalau di umurnya yang ke 27 tahun ia baru merasakan namanya jatuh cinta. Reza terkekeh, ketika ia melihat rona merah di wajah Ara yang saat ini telah resmi menjadi kekasihnya. Tidak ingin melihat Ara terus saja menunduk, ia pun mengangkat dagu Ara lembut agar ia bisa melihat wajah cantik sang kekasih. "Jangan menundukkan kepalamu, Sayang. Kalau kamu menunduk, maka aku tidak bisa melihat rona merah ini dan juga wajah cantikmu," bisik Reza semakin dekat dengan wajah Ara. Ara hanya terdiam, seraya menikmati perlakuan dan juga kata-kata manis dari pria yang saat ini berstatus kekasihnya. Cup! Tidak lama, Reza yang tidak bisa menahan dirinya langsung mengecup bibir mungil Ara. Sesaat ia begitu meresapi kecupan di bibir Ara, bahkan tanpa sadar karena keasikan ia melumat bibir seakan pas di bibirnya. Degh! Ara sangat terkejut, hingga matanya melotot tajam. Badannya pun terasa kaku, ketika ia merasakan bibirnya di kecup pertama kali oleh pria dan pria itu sekarang adalah kekasihnya. Pria yang sangat dicintainya. 'Ciuman pertamaku!' 'Akhirnya ciuman pertamaku diambil oleh pria yang kucintai, dan aku tidak menyesalinya. Yang ada, aku merasa bersyukur sebab aku telah menjaga diriku untuk pria tidak lama lagi berniat serius menyunting diriku,' batin Ara dengan rasa syukurnya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN