Sudah satu Minggu lalu Erlin telah menjalani kencan buta nya bersama Tio. Namun Erlin merasa sangat canggung dengan perilaku Tio yang terlalu perhatian, dan baginya Tio terlalu bawel hingga harus mengurus jadwal makan, tidur, ini, itu dan banyak hal yang menurut nya sangatlah mengganggu. Rasanya ingin sekali Erlin berkomentar atas apa yang Tio lakukan tapi lagi-lagi ia harus menghargai nya karna dia tahu bahwa Tio melakukannya dengan penuh harap. Yah Erlin pun harus open minded menerima perlakuan Tio selagi itu hal yang baik.
POV Erlin...
Triniiiiinggg triniiiiinggg triniiiiinggg.....
"Hah, gue kesiangan..."
Pagi ini menunjukkan pukul 08.15. Setelah gue liat jam tanpa aba-aba gue langsung ke kamar mandi dan mempersiapkan diri gue secepat kilat. Yes sebenarnya ini masih pagi dan gue masuk kerja pun sore, tapi hari ini adalah hari dimana komik yang gue incar di jual secara ter limit.
Setelah gue siap, gue gak lupa ngecek ponsel gue, dimana ada dua puluh panggilan dari dua teman baik gue yaitu syali dan Zaki, lengkap dengan pacar-pacaran gue, yes Tio.
"Hallo Ki, Lo masih di gramed kan?"
Gue lari sambil telpon nan kaya orang sibuk. Hahaha. Untungnya buswey yang gue tuju ternyata tepat pas gue nyampe di halte. Yes gue emang lagi beruntung.
"Iya nih gue masih didepan. Lo pasti baru bangun..."
"Soory-sorry Ki, gue udah siap kok. Ini sekarang gue udah di jalan..."
"What?. Jangan bilang kalo Lo naik busway...."
"Hehehe buswey....."
"Kenapa gak ojek online aja sih, ..."
"Duh nunggu nya lama, udah sih Deket juga. Gue paling lima menitan nyampe. Ok bye."
Gak mau tahu, pokoknya hari ini gue harus dapet tuh komik. Emang si gue denger nya komik ini bakal di jadiin film, tapi sebelum itu gue mau dapet komik nya dulu. Bodo lah mau si Zaki marah sama gue gara-gara gue, intinya gue mau dapetin itu komik.
*****
Sebegitu nekat nya Erlin untuk mendapatkan komik Incaran nya. Sebenarnya komik Erlin sudah terlalu banyak yah lumayan untuk di jual atau di sumbangkan, tapi namanya juga hobi mau bagaimana lagi. Komik itu berjudul The Joker di tulis oleh James Tynion IV, yang berita nya akan menjadi komik Ter horor bagi para reader dan akan menjadi mimpi buruk bagi sebagian orang.
POV Erlin
Akhirnya gue nyampe tepat waktu, untung dijalan gak macet banget. Dan teman sehobi gue, si Zaki udah berdiri ditengah terik matahari yang lumayan panas.
"Ki, sorry yah Lo jadi nunggu" nafas gue ngos-ngosan udah kaya ikan kurang air.
"Aissshh Lo yah, gue udah telpon Lo dan Lo...."
"Udah-udah, Iyah gue salah sorry. okeh..." Gue gak mau si Zaki ini banyak ngomel jadi ada baiknya gue potong pembicaraan dia hehehe.
"Terus gimana tuh?, rame"
"Lagian kenapa si tuh orang-orang bukannya open nya itu jam sepuluh an yah, ini kan masih pagi..."
"Ah elo kayak gak tahu aja, mereka entu sama kaya Lo, cuman bedanya Lo tumor. Tukang molor"
""Aseli gak ada celah gimana dong Ki?" Gue hanya nyengir denger si Zaki komentar in gue.
"Udah deh, udahlah, Lin. Kita nyerah aja...." Zaki narik tangan gue, tapi gue gak mau kalah. Enak aja udah buru-buru, udah usaha pas nyampe, gue gak dapet hasil.
"ET, tar dulu dong Ki. Gue gak mau lah gak ada hasil..."
"Iyah terus Lo mau gimana, liat nih orang bejibun gitu banyaknya..."
*****
Erlin yang merasa akan berhasil hari ini dan memiliki komik impiannya dengan berbagai cara pasti akan Erlin lakukan. Tanpa Erlin pikir panjang, ia langsung berlari dengan aksi nya, yaitu berteriak mengatakan "TIDAK". Hal konyol ini lah yang berhasil mengalihkan fokus para penggemar komik. Dimana penggemar komik ini banyak sekali, ada beberapa orang dewasa, anak remaja dan juga orang tua. Yang mengantri untuk mendapatkan komik terkenal ini.
"TIDDAAAAAAAAAAAKKKKK......."
Suara yang lantang sekali, berlari dan menerobos celah yang ada. Tanpa basa basi Erlin yang sampai di meja panitia langsung menggebrak kan tangannya di atas meja, dan beruntung nya panitia itu laki-laki. Ia terpesona dengan fisual cantik yang dimiliki Erlin, sehingga panitia itu hanya menganga. Erlin yang mengambil kesempatan ini dengan tangan yang lincah, mengambil dua komik yang tertumpuk di atas meja. Tak lupa Erlin memberikan senyuman yang menggetarkan hati, dan kecupan kissbye melengkapi taktik Erlin. Kemudian Erlin yang merasa bahwa buku ini tidak gratis, langsung memberikan uang yang sudah disiapkan di kantong saku nya. Setelah Erlin merasa berhasil lalu ia kembali berlari dengan teriakan "TIDAK", semua para reader komik hanya terdiam mematung seakan terhipnotis oleh nya.
POV Erlin
"Hah...Hah...Hah...." Suara nafas gue yang ngos-ngosan, dan gue langsung ngajak Zaki untuk pergi dari tempat mengerikan ini....
"Common Ki,....."
Hahaha, Zaki yang hanya menggeleng kan kepala, dia gak berkata apa-apa, mungkin ikutan terpana kali yah kaya para reader komik yang super menyeramkan.
Setelah kita berlari cukup jauh, gue berhenti tepat di halte busway.
"Okeh, duh nafas gue cape banget. HUH.... HUH...." Gue yang ngatur pernapasan gue, melihat Zaki yang dari tadi ngeliat gue, seakan gue melakukan hal yang aneh.
"Kenapa sih Lo ?....."
"Gila yah Lo, tadi kerasukan apa? Hah? Hahahaha udah kaya orgil tahu gak.... Hahahaha. Aseli kocak amat si Lo aduuuhhhh"
" Eh tapi berkat gue kita dapet nih komik, ngerti."
"Iya deh iya, orgil mah bebas hahahaha"
"Awwwwww" Zaki meringis kesakitan.
Gue yang nyubit perut Zaki karna gue kesel bukannya muji gue malah dikatain orgil. Tapi aseli seruu bangett udah kaya di drama-drama gitu.
*****
Hari yang melelahkan. Perjuangan Erlin untuk mendapatkan komik terkenal itu ternyata tidak mudah, ia harus berkorban dan melakukan hal konyol mungkin bisa dikatakan malu-malu in. Setelah kejadian itu Erlin melanjutkan untuk bekerja. Zaki adalah teman satu kantor dengan nya. Erlin mengenal Zaki dari awal penerimaan karyawan baru dan ditempatkan di kantor yang sama, beruntung nya Erlin, ternyata Zaki yang memiliki kebiasaan sama membuat pertemanan mereka tambah dekat.
Sementara syali yang mendapati jadwal di pagi hari ternyata ia menunggu Erlin yang tak kunjung terlihat. Karna memang dari tadi syali yang menelepon Erlin tak kunjung ada balasan chat atau menelepon balik. Layaknya saudara syali begitu khawatir, namun setelah ia tahu bahwa Erlin sibuk dengan hobi nya maka syali memaklumi nya. Namun Tio kini terlupakan, padahal Tio yang menunggu kabar dari nya tak kunjung muncul notif chat dari Erlin. Karna Tio bekerja di perusahaan yang cukup besar dan project yang cukup menyibukkan diri maka ia tak berlarut-larut memikirkan Erlin.
POV Erlin
"Iyah halo mah..."
Hari ini gue capek banget, gue mau istirahat dan merebahkan tubuh gue di kasur. Huft para nasabah yang banyak bicara membuat gue mumet, tapi yah gue selaku pegawai gue harus nunjukin attitude yang baik bagaimana pun situasi nya.
"Iyah mah, ini aku udah dijalan...."
Aseli nyokap gue udah ada di apartemen. Setelah gue sampai di apartemen ternyata gue lupa belum mengganti sandi pintu apartemen gue, pantes aja nyokap gue bisa masuk.
*****
Laelani namanya, ia adalah ibu Erlin. Sebenarnya Erlin masih mempunyai orang tua yang lengkap, namun karena ia sering berdebat dengan sang ibu ia memutuskan untuk tinggal sendiri. Selain ibu nya. Erlin juga selalu di jadikan biang permasalahan bertengkar nya ayah Erlin dan Kaka nya. Semua itu membuat ia cukup stress. Belum ia menghadapi gunjingan dari para teman-teman kantornya yang selalu menggosipkan berita palsu.
"Apa? Mamah pikir aku mau? Gak. Cukup yah mah. Mamah pergi dari apartemen aku. PERGI."