Blair mendekap semakin erat sang putri. Gadis itu menangis dan meminta untuk dijemput ke rumah Mahesa. Saat Blair sampai di sana, Sarah sudah ada di depan pintu, matanya bengkak karena menangis. Mahesa berdiri bersamanya, bersidekap. Tanpa bertanya Blair tahu kalau Mahesa sudah memarahi putri mereka dengan hebat. Selama ini Sarah tidak pernah mengadu, bahkan tak sekali pun memperlihatkan perasaannya saat bersama dengannya. Jika hari ini Sarah menghubunginya dan meminta pergi, maka pasti ada yang sangat salah. “Ini bukan waktu berkunjungmu!” Mahesa menegaskan soal pembagian waktu anak yang banyak diingkari dirinya sendiri. “Bawa kopermu ke dalam mobil, Sayang. Bisa, kan?” Blair meminta Sarah untuk menyingkir terlebih dahulu. Baru setelah putrinya itu menghilang ke dalam mobil bersama deng

