Sudah berapa lama ia tidak menjejakan kakinya di tempat ini? Pertanyaan itu beberapa lama mengema di dalam kepala Morgan. Ia mengetuk-getuk setir mobil dengan jemarinya. Dadanya terasa seperti tergelitik, perasaannya dulu begitu familiar dan sekarang berusaha selalu diingkari. Di luar mobil, beberapa muda-mudi berlari mengejar waktu. Beberapa lainnya melintasi jalan dengan tergesa-gesa untuk mengambil jalan pintas melangkahi taman. Dulu Morgan juga sering melakukan hal itu. Jika ia bangun terlambat dan waktu kuliah pagi sudah mepet sekencang apapun laju motornya di jalanan. “Semuanya pasti sudah lulus sekarang,” gumamnya. Ia mendengkus saat menyadari dirinya bergumam tidak pantas. Perasaan melankolis seperti itu tidak boleh lagi dirasakannya. Ia sudah bukan Morgan seperti yang sebelum

