Prolog
Dulu, ia adalah wanita paling cantik di mataku. Aku menyukai saat rambut tipisnya diikat satu ke atas. Namun, aku lebih suka saat rambut hitam sebahunya itu tergerai. Karena dengan begitu, aku tak perlu menahan kesal sebab ia mempertontonkan leher jenjangnya pada semua orang.
Namun kini, aku menemuinya berbeda. Dia jauh lebih cantik dengan kain penutup di kepalanya. Membuat aku semakin jatuh pada pesonanya meski sekian lama kami tak saling jumpa.
Aku melihatnya di masa depan. Aku tidak tahu dan aku tidak yakin jika ia benar-benar untukku. Yang aku tahu, hatiku telah memilihnya.
- Ilham Zamzam Mubarok
~~***~~
Kau terlalu indah, sampai tak ada lagi kata yang bisa melukiskan tentangmu. Kau terlalu sempurna, sampai anganku tak mampu lagi lebih jauh ‘tuk bermimpi. Bagiku, kau seperti matahari; menyinari, menghangatkan. Namun aku tak mampu menatapnya, pun mendekatinya.
Aku akui, aku menyimpan sebuah rasa yang tak asing untuknya. Namun tak sanggup untuk kuungkapkan, untuk kuperlihatkan ke permukaan. Aku tak pernah berharap jika ia untukku, sebab aku tahu siapa diriku. Kami bagai kerikil dan mutiara. Karena itu, aku hanya akan menyimpan beban dan harap ini tanpa seorang pun yang tahu.
Andai, sejak dulu aku tak pernah melanggar aturan-Nya, tak pernah jauh dari-Nya, akankah semuanya berbeda? Akankah aku bertemu denganmu dalam keadaan yang berbeda?
- Ayesha Khayla Suhaila
~~***~~
Aku menyukainya saat pertama kali melihatnya, dan aku jatuh cinta saat mendengar suaranya. Terdengar konyol di saat aku tak pernah tertarik pada laki-laki mana pun, tetapi aku bisa menyukainya dengan mudah. Aku selalu menatap punggungnya dari kejauhan. Diam-diam menyelipkan namanya dalam setiap doa yang kupanjatkan di sepertiga malam, diisi oleh harap-harap untuk memilikinya.
Namun entah mengapa, dia terasa begitu jauh, dia seperti salah satu dari miliaran bintang di langit sana. Yang bisa kupandang dan kunikmati keindahannya, namun tak pernah bisa kuraih. Sejauh itu, aku selalu memandangmu, mengagumimu. Kapan kau akan berbalik melihatku? Tidak bisakah jika aku berharap memilikimu. Berharap jika kau untukku?
- Inayah Rafifah Zuhaily