Selamat Datang, Komandan

1374 Kata

Qisya sangat senang melihat Emran kembali dalam keadaan utuh, tanpa luka atau kehilangan apa pun. Masih segar dalam ingatannya bagaimana terakhir kali ia menunggu suaminya pulang—dan yang datang justru kabar buruk, membuat Emran koma selama sebulan penuh. Masa-masa suram dan penuh air mata itu ingin dia kubur dalam-dalam, agar tak menjadi racun yang perlahan menghancurkan hidup mereka. Kini, melihat Emran berdiri di hadapannya dengan wajah semringah, rasanya seperti ditarik keluar dari mimpi buruk. “Mas pasti ditahan Papa minum kopi dan main catur,” gumam Qisya sambil memeluk suaminya yang baru selesai mandi. Aroma sabun yang segar menguar dari tubuh Emran, membuat Qisya merasa tenang. Pakaian yang sudah dia siapkan pun langsung dipakai oleh sang suami. “Minum kopi, iya. Tapi nggak main

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN