CALON ISTRI

1534 Kata
Kenan mengerang frustasi karena pak Praja terus memblokir semua fasilitas miliknya. Mulai dari kartu debitnya,kendaraan miliknya dan terakhir kini apartemen yang biasa menjadi tempat tinggalnya. Kenan menggeram,saat dia hendak masuk kedalam apartemennya. Namun pintu apartemennya tak bisa terbuka walaupun beberapa kali dia menekan passcodenya. "Ah...sial.." Umpatnya seraya menendang pintu apartemennya yang tak mau terbuka sama sekali. Mungkin yang dikatakan Papanya memang benar. Papanya tidak hanya mengancamnya saja, namun benar benar menepati ucapannya. Dan hal yang harus Kenan lakukan sekarang hanya menemui Pak Praja. Kenan berlari keluar. Mencari taksi sebagai kendaraannya. Tadi sesampainya di apartemen, orang suruhan dari Pak Praja sudah mengambil kunci mobilnya lebih dulu. Walau Kenan berontak dan sudah menolak sekalipun. Dia tetap saja kalah, karena kalah jumlah. Kenan benar benar sial. Kenan berhasil mendapatkan taksi. Setelah taksi itu berhenti, Kenan langsung masuk dengan terburu buru. Tak sabar ingin segera sampai di rumah Papanya. "Pak,bisa cepetan nggak?" Pintar Kenan pada sang supir. "Iya mas, sabar." Sahut sopir taksi itu. Setelah 25 menit perjalanan,Kenan akhirnya sampai di depan pintu gerbang rumahnya,Kenan dengan cepat keluar dari taksi itu dan kemudian membayar ongkos pada sang sopir dengan selembar uang seratus ribu yang merupakan uang terakhir di dompetnya. Kenan berjalan setengah berlari untuk segera menemui pak Praja.Setelah memasuki pintu utama,Kenan melihat pak Praja yang sedang duduk santai di sofa sambil minum teh dan membaca koran. "Pah,Kenan ngaku kalah pah.Kenan mau menikah dengan gadis pilihan papa." Ujar Kenan terpaksa. Tentu saja ucapan Kenan yang tiba tiba membuat pak Praja menurunkan kaca matanya dan bangkit dari duduknya. "Kamu serius kan?"tanya pak Praja belum percaya. "Ya serius dong pa." Kenan pun segera melangkah menghampiri pak Praja. Pak Praja mengangguk. "Baiklah,kalau begitu. Besok kamu harus menemuinya. Papa akan mengatur pertemuan kalian berdua.Dan ingat! " pak Praja menunjuk wajah Kenan dengan jari telunjuknya. "kamu harus bertingkah laku sopan padanya." Lanjutnya lagi tegas. Kenan memutar kedua bola matanya malas, mau tidak mau dia harus menuruti keinginan papanya. "Iya iya Kenan tau pah." Balasnya. ________________________________________ Waktu menunjukkan pukul tiga siang. Dan hari ini adalah hari dimana Kenan akan bertemu dengan sang calon istri pilihan Papanya. Maka dari itu, disinilah Kenan berada sekarang. Di sebuah restaurant yang sudah disiapkan pak Praja untuk pertemuannya dengan Amanda. Kenan mengedarkan pandangannya ke seluruh meja di restoran itu. Hingga matanya kini mengarah kearah gadis yang tengah duduk sendiri meminum segelas jus orange. Kenan memperhatikan gadis itu, mencocokkan wajah gadis itu dengan foto di layar ponselnya yang sempat dikirim pak Praja padanya sebelum kemari. Oke, sepertinya foto yang ada di tangan Kenan dan gadis yang dilihatnya saat ini adalah sosok yang sama. Lantas,Kenan segera melangkah ke arah meja gadis itu. Kenan menurunkan kaca mata hitamnya sebelum berujar. "Elo yang namanya Amanda?"tanya Kenan to the point. Amanda mendongak,untuk mensejajarkan pandangannya dengan Kenan yang masih berdiri. Kenan tampak sangat tampan dan berwibawa karena masih mengenakan setelan jas kerjanya. Amanda kemudian bangkit. "I-iya,aku Amanda." jawab Amanda gugup. Kenan meneliti penampilan Amanda dari atas hingga bawah. "Cih,nggak salah apa papa mau nikahin aku ma cewek yang modelnya begini? Penampilannya kampungan banget." gumam Kenan dalam hati. Amanda memang bukan wanita yang anggun dan modis dalam berpenampilan. Dia adalah seorang wanita sederhana karena memang terlahir dari keluarga yang sederhana. Amanda hanya menggunakan kemeja dengan lengan panjang dan juga rok berbahan rayon panjang. Begitupun dengan wajahnya, Amanda hanya menggunakan bedak dan lipstik tipis sebagai riasan wajahnya. Penampilan Amanda yang sangat sederhana itu yang membuat Kenan merasa jika gadis yang ada di hadapannya ini adalah kampungan. "Gue Kenan,anak pak Praja." Kenan mengulurkan jabatan tangannya dan dibalas oleh Amanda. "Aku Amanda." "Elo udah lama nunggu?"ujar Kenan basa basi sambil menyelipkan kaca matanya pada kerah kemejanya. Amanda menggeleng samar. "Nggak kok,aku juga baru aja dateng." balas Amanda. Kenan menggeser kursi lalu duduk berhadapan dengan Amanda. "Udah pesen makanan?"tanya Kenan. Amanda pun kembali duduk sembari menyelipkan rambutnya yang tergerai pada balik telinga. "Mmm belum, aku cuma pesen jus aja." jawab Amanda menunjuk segelas jus orange di depannya. Kenan kemudian memanggil pelayan dan memesan makanan. Setelah pesanan makanan mereka datang, Amanda dan Kenan pun mulai menyantap makanan mereka. Pada sat keduanya makan,tak ada yang mau membuka suara untuk sekedar basa basi. Kenan merasa sangat malas untuk sekedar berujar walau hanya sepatah kata sekalipun. Dan begitupun dengan Amanda, dia merasa bingung harus mengatakan apa pada Kenan. Keduanya sama sama terlihat sibuk menyantap makanannya namun pikiran masing masing dari mereka sedang berkelana kesana kemari. Setelah beberapa menit,kini mereka berdua sudah selesai dengan makannya,Kenan dan Amanda menyeka bibirnya dan sekarang mereka saling pandang. "Jadi." "Jadi." Mereka berujar serempak. "Elo duluan deh yang ngomong."ujar Kenan. "Nggak,kamu duluan aja."tolak Amanda. Helaan nafas kasar terdengar dari Kenan sebelum berujar. "Oke,jadi bokap gue nyuruh gue nikah sama elo.Dan mau nggak mau gue harus nurutin kemauan bokap gue."aku Kenan to the point. Namun ucapannya malah membuat Amanda jadi merasa gugup,Amanda tertunduk. "I-ituu aku juga tau."lirihnya pelan. "Terus menurut elo gimana?"Kenan bertanya sembari mendekatkan wajahnya ke arah Amanda. Amanda mengangkat wajahnya seraya mengerjap bodoh. "Apanya?"tanya Amanda gugup. "Ya kita. Apa kita harus membatalkan pernikahan ini?"ujar Kenan sambil menunjuk kearah dirinya dan juga Amanda. "Aku juga nggak tau.Aku bingung."ujar Amanda kembali menunduk. "Emangnya elo mau nikah tanpa cinta?Gue itu udah punya cewek loh."ujar Kenan jujur. Ucapannya semakin membuat Amanda jadi merasa sangat bersalah pada dirinya sendiri. "Terus kita harus gimana?"tanya Amanda bingung, jemarinya di bawah dana bahkan meremas rok yang dia gunakan. "Emangnya elo nggak punya cowok gitu? Elo kan bisa ajak cowok elo buat kawin lari aja." Kenan mulai memberikan saran yang aneh. Amanda menggeleng, "Aku nggak punya cowok."sahut Amanda jujur. "Ya iyalah,mana ada cowok yang mau sama cewek modelan kaya' elo." gumam Kenan pelan. "Kamu ngomong apa?"tanya Amanda. Kenan langsung menggeleng cepat,sepertinya dia terlalu blak blakan mengejek gadis di hadapannya itu. "Nggak,gue nggak ngomong apa apa." lantas dia tersenyum kaku. "Terus sekarang gimana?"Kenan kembali bertanya. "Aku juga nggak tau harus gimana."jawab Amanda.Dia sendiri dia juga merasa sangat bingung.Namun dia tak kuasa untuk menolak permintaan ayahnya dan juga pak Praja.Amanda benar benar dilema saat ini. "Ya udah,mau nggak mau kita terpaksa nurutin keinginan bokap gue.Tapi dengan syarat kita nggak boleh ikut campur urusan masing masing.Gimana?" "Aku sih nurut aja.Aku nggak mau ngecewain ayah." "Oke,kalau gitu sampai ketemu dihari pernikahan,CALON ISTRI."ucap Kenan dengan menekankan kalimatnya.Namun Amanda yang mendengarnya malah justru membuatnya jadi merasa malu dan semakin gugup. "Hah,gue gila apa ya? Bisa bisanya gue ngomong gitu ke cewek ini."batin Kenan,dia sendiri juga bingung kenapa bisa berujar seperti itu. "But,it's okay lah.Yang penting semua milik gue sekarang bisa balik lagi ke gue."batinnya lagi. "Persetan lah sama pernikahan ini." "Toh,Jessyca juga nggak tau kan kalo gue merried." "Iya udah kalo gitu,aku pulang dulu."Amanda baru saja hendak bangkit. "Eh tunggu dulu.Biar gue anterin elo."cegah Kenan. Amanda dengan cepat mengibaskan tangannya.Merasa tak enak jika harus di antar pulang oleh Kenan.Amanda tau jika Kenan pasti sibuk dan harus kembali lagi ke kantornya untuk bekerja. "Nggak usah,aku pulang naik taksi aja."tolaknya sopan. "Udah nggak usah nolak,ayo."ajak Kenan.Diapun segera bangkit dan melangkah dengan di ekori oleh Amanda dibelakang. "Gue juga ogah kali nganterin elo.Kalo bukan bokap gue yang nyuruh."batin Kenan. Mereka berdua kini sudah berada di dalam mobil.Namun tiba tiba suara dering ponsel Kenan memecah suasana canggung di dalam mobil. Papa calling.. "Halo pah."Kenan menjawab panggilannya. "Kamu lagi dimana sekarang?" "Kenan lagi di mobil nih,lagi nyetir." "Kamu lagi sama Amanda kan?" "Iya,kan papa yang suruh Kenan untuk nganterin Amanda pulang." "Mana Amanda? Papa mau ngomong sama dia." Kenan kemudian menyodorkan ponsel miliknya pada Amanda. "Papa mau ngomong sama elo." Amanda menerima ponsel Kenan dan menempelkannya di telinga. "Halo pak. " sapa Amanda. "Amanda,Kenan nggak macem macem kan sama kamu?" Amanda melirik ke arah Kenan yang sedang menyetir. "Nggak kok pak.Kenan baik kok sama Amanda."jawab Amanda.Dan Kenan yang sudah bisa menebak apa yang dibicarakan papanya dan Amanda itu hanya melengos dengan wajah yang di tekuk. "Dia nggak berbuat yang aneh aneh kan sama kamu?"pak Praja bertanya.Takut takut jika putra semata wayangnya itu berbuat hal yang tidak wajar pada calon menantunya itu. Amanda menggeleng cepat,seakan akan Pak Praja bisa melihat dirinya saat ini. "Nggak kok pak." "Baiklah,bagus kalo gitu.Ya udah,mana Kenan? Saya mau bicara sama dia?" "Iya,pak." Amanda mengembalikan ponsel Kenan. "Ya pa? Apalagi?"geram Kenan.Dia masih tak habis pikir dengan papanya ini.Kenapa dia tiba tiba jadi cerewet sekarang. "Antar Amanda sampai rumahnya,dan jangan sampai kamu apa apakan anak gadis orang." "Iya pah iya,Kenan ngerti.Emangnya mau Kenan apakan anak orang?" "Ya udah,papa tutup teleponnya.Kamu hati hati nyetirnya." "Iya," "Bawel banget sih."gerutu Kenan sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jasnya. Kenan menghentikan mobilnya saat mereka sudah berada di depan gerbang rumah Amanda. Sebelum turun dari mobil,Amanda menoleh menghadap Kenan. "Makasi ya."ucapnya sambil tersenyum. "Iya sama sama."jawab Kenan dingin. "Kamu nggak mau ma___"kalimat Amanda tergantung karena Kenan dengan cepat menyela ucapannya. "Nggak,gue mau langsung pulang." Potong Kenan tanpa dosa. "Iya udah,hati hati di jalan."ujar Amanda,Dia kemudian turun dari mobil Kenan.Dan setelah Amanda turun,Kenan dengan cepat melesatkan mobilnya pergi. Menyebalkan... Mungkin itu adalah kosakata yang tepat untuk menggambarkan sikap Kenan padanya hari ini.Dan hal itu juga yang Amanda rasakan saat ini.Bagaimana bisa ayahnya mengambil keputusan semudah itu untuk menjodohkannya dengan laki laki seperti Kenan. Sebenarnya,Amanda merasa ragu untuk menerima perjodohan ini.Namun dia tidak ingin mengecewakan sang ayah yang sudah merasa yakin dengan keputusannya itu.. Amanda membalikkan badannya,dan dengan langkah malas Amanda melangkah masuk kedalam rumahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN