CLUB

1272 Kata
"Kita ketemu ditempat biasa."ujar Kenani menghubungi seseorang dalam sambungan teleponnya,dan setelah j itu dia langsung menutup pjujanuggilannya secara sepihak tanpa perlu mendengar jawaban dari o rang yang dihubunginya.Lalu Kenan segera meluncur dengan kereta besinya menuju tempat@ yang dimaksud. Kenan memasuki club malam yang biasa menjadi tempat tongkrongannya dengan kedua sllahabatnya itu dengan langkah cepat. Dia berjalan menuju ruang VIP disana. Dari jauh Kenan bisa melihat penampakan kedua punggung sahabatnya yang sudah lebih dulu duduk menunggu kedatangannya. Kenan menghempas bokongnya kasar pada sofa. Sontak kedua temannya langsung menatap aneh dirinya. Kenan terlihat uring uringan sambil mengacak acak rambutnya frustasi. Kedua temannya itu saling pandang, mencoba menebak apa yang sebenarnya terjadi pada putra semata wayang pak Praja itu. "Ada apaan lo tiba tiba nelpon kita ngajak ketemu?" Tanya Alex to the point,namun Kenan sepertinya enggan untuk buka suara. "Pasti lagi ada masalah nih kalo udah begini modelnya! timpal Erik, salah satu sahabat Kenan juga. Mereka bertiga merupakan sahabat sejati sejak kecil. Jadi mereka sudah mengetahui sifat dan kebiasaan buruk masing masing. Termasuk kebiasaan buruk mereka yang akan memilih datang ke club jika ada masalah dirumah ataupun di perusahaan tempat mereka bekerja. Kenan menyandarkan punggungnya pada senderan sofa sambil menengadahkan kepalanya menatap kearah langit langit ruangan itu,sebelum berujar. "Bete gue." Ucapnya malas sambil menggusar rambutnya kembali. "Tuh kan bener."cibir Alex yang sudah bisa menebak. "Kenapa? Pasti lagi kangen pengen w****k sama si Jesy,ya kan?" Ledek Erik sambil menaikkan turunkan alisnya.. "Biasalah..... kurang pelepasan dia! " Lanjut Alex menambahkan. Kenan berdecak, bukannya menghibur dirinya yang tengah pusing. Kedua sahabatnya itu justru meledek dirinya. "TA* ... lo berdua! Gue kesini tuh mau ngelepasin semua kepenatan pikiran gue." Ujar Kenan seraya meraih bungkus rokok di atas meja. Erik menuang minumnya ke gelas. "Emangnya elo penat mikirin apa?" Kenan menyalakan rokoknya kemudian menghisap nya. "Pusing gue sama jalan pikirannya bokap gue. Masa dia tiba tiba nyuruh gue merried?" Ujarnya seraya menghembuskan asap rokoknya ke udara dengan punggung yang menyender disofa. "Ya bagus dong.Kan elo jadi bisa tiep hari dapet jatah dari Jesy." "Yang jadi masalahnya itu__"Kenan menegakkan kembali tubuhnya, tangannya beralih mengambil minuman digelas. "dia nyuruh gue merried ma cewek laen. Gila nggak tuh! "lanjutnya lagi sambil meminum brandinya. Erik dan Alex sontak terbelalak tak percaya. Erik bahkan tersedak minumannya mendengar kalimat terakhir Kenan. "Hah? Maksud lo, elo dijodohin 'gitu?" Tanya Erik memastikan jika yang tadi di dengarnya tidak salah. "Ya itu." Balas Kenan malas dan kembali meneguk minumnya. Erik dan Alex lantas tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Gelak tawa mereka berdua terasa panas di telinga Kenan. "Hahahaha....,udah jaman Corona masih aja mau dijodoh jodohin. Bokap lo emang gila! " Ujar Erik meledek. "Tau deh,pusing gue." Dengus Kenan lagi sambil terus menyesap brandinya berulang kali. "Emangnya elo di jodohin sama siapa? Penasaran gue! " Timpal Alex kepo. Kenan mengedikkan bahunya. "Mana gue tau,gue aja nggak kenal."sahutnya sinis. Alex menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kok bisa? Seharusnya elo cari tau dong! Kalo cantik ya embat aja! " Alex yang memang mata keranjang dan suka main perempuan memberikan saran. Kenan menggeleng cepat,tidak setuju dengan ucapan Alex. "Nggak,gue nggak kaya' elo ya.Gue nggak akan nikah kalo nggak sama Jessyca." Balas Kenan mantap. "Terus gimana kalo seandainya bokap elo tetep bersikeras mau jodohin elo ma cewek pilihannya?" "Ya gue bakalan tetep nolak." ujar Kenan yakin. Dia sudah memutuskan untuk terus menolak keinginan Papanya itu apapun yang terjadi. Hubungannya dengan Jessyca tidak boleh kandas begitu saja hanya karena perjodohan konyol dari Pak Praja. Bagaimanapun caranya Kenan akan berusaha mempertahankan hubungannya dengan Jessyca walau tak pernah mendapat restu sejak dulu dari kedua orang tuanya. Kenan mengibaskan kedua tangannya. Tak ingin membahas masalah perihal perjodohan itu lagi disini. Dia kesini kan untuk bersenang senang, bukan untuk kembali mengingat dan membicarakan hal konyol itu. "Udah deh,jangan dibahas lagi.Gue males,mendingan kita minum aja sampe puas.Gue yang traktir! " Serunya seraya mengangkat gelas minumnya. Malam sudah semakin larut, Kenan dan kedua sahabatnya itu sudah cukup mabuk karena menghabiskan cukup banyak minuman. Lantas, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Sesuai ucapannya, Kenan sekarang berada di depan kasir untuk membayar tagihan. Kenan menyodorkan kartu tanpa batasnya pada kasir untuk membayar tagihan mereka. "Maaf tuan,apa ada kartu yang lain.Kartu ini tidak bisa dipakai." ujar kasir tersebut seraya mengembalikan kartu milik Kenan tadi. "Apa? Kenapa bisa?" Kenan bertanya dengan wajah tampak bingung sekaligus marah. Namun sang kasir hanya bisa menggedikkan bahunya tak mengerti. "Ya udah,pake yang ini aja." Kenan kembali mengeluarkan kartu ATM yang lain dari dalam dompetnya. Kasir itupun kembali mencoba menggesek kartu milik Kenan,namun hasilnya juga nihil. Kedua kartu Kenan sama sekali tidak dapat digunakan. "Maaf tuan,yang ini juga tidak bisa dipakai." Ujar si kasir dengan penuh kehati hatian. Kenan yang sudah setengah mabuk merasa geram dengan kasir club' itu, rasanya dia ingin segera menghajar kasir itu. "Apa apaan sih lo? Nggak mungkin semua kartu gue nggak bisa. Mesinnya mungkin yang udah rusak! " Protes Kenan tak terima. Melihat wajah Kenan yang merah padam karena amarah ditambah minuman alkohol yang dia minum, membuat Erik segera menarik lengan sahabatnya itu. "Ken udah Ken,biar gue aja yang bayar." ucap Erik mengalah. Diapun langsung membayar tagihan pada kasir club' itu agar tidak menimbulkan keributan. Erik sudah cukup paham dengan situasi ini sekarang. Dia tau jika dalang di balik semua ini adalah pak Praja sendiri. Sedangkan Kenan hanya bisa menahan amarah dan menjambak rambutnya frustasi. "SIAL*N..!!" umpatnya. Matanya mengikatkan amarah yang sangat besar. "Gue nggak nyangka bokap gue bakalan bertindak kaya' gini.Ini nggak bisa dibiarin." sungutnya berapi api sambil mengertakkan giginya. Alex yang melihat Kenan segera berlalu memegang bahu Kenan untuk mencegah langkah Kenan. "Elo mau kemana?"tanya Alex penuh selidik. Dia hanya merasa takut jika Kenan berbuat yang tidak tidak mengingat Kenan dalam kondisi mabuk. "Ya mau kemana lagi,ya mau ke sumber masalah gue lah." tukas Kenan.Dia segera menghempas tangan Alex dari bahunya dan segera berlalu pergi. "Kampr*t emang tu anak,asal cabut aja." sungut Erik menato kepergian Kenan. "Ucapin makasih kek gitu ma gue? Ini malah langsung kabur."gerutunya lagi seraya memasukkan kartu ATM nya kedalam dompet setelah membayar tagihan. "Tapi gue kasian juga ma dia,dia udah pacaran sama Jessyca lumayan lama.Dan sekarang dia harus dipaksa buat merried ma cewek lain." lirih Alex sambil geleng geleng membayangkan bagaimana perasaan Kenan saat ini, dan dia memaklumi itu. _________ Dan sesuai ucapannya,Kenan langsung ke rumah untuk menemui sang Papa. Kenan mencari keberadaan pak Praja di setiap sudut ruangan di rumahnya.Namun dia tidak dapat menemukan pak Praja. Tapi ada satu tempat yang belum Kenan datangi, yaitu ruang kerja pak Praja,Kenan yakin pak Praja pasti sedang berada di ruang kerjanya saat ini. Tanpa permisi,Kenan langsung membuka pintu ruang kerja pak Praja. Disana pak Praja terlihat sibuk dengan beberapa dokumennya, dan pada saat pintu terbuka dengan kasar pak Praja langsung menoleh kearah pintu. Kenan melangkah mendekat kearah pak Praja. "Pah,kenapa papa memblokir semua kartu ATM Kenan Pah?"tanya Kenan. "Kenapa memang? Apa kamu keberatan? Atau kamu tidak terima?"Pak Praja yang sudah menebak tujuan Kenan menemuinya malam malam begini berujar dengan santai sambil melepas kaca matanya. "Jelas dong Kenan nggak terima pah,Kenan kan jadi susah buat transaksi belanja dan lain lain." "Ini baru permulaan,papa bisa aja cabut semua fasilitas yang kamu gunakan saat ini.Mobil kamu,apartemen kamu.Dan mungkin juga jabatan kamu." pungkas pak Praja sambil melipat tangan didada. "Papa apa apaan sih?"geram Kenan. "Kamu tanya papa apa apaan? Kan papa sudah bilang sama kamu. Kamu harus menikah dengan wanita pilihan Papa.Bukan malah mengharapkan model itu!" "Tapi pah,Kenan tetep nggak bisa." mencoba memberi pengertian. "Ya sudah kalau kamu memang tidak bisa.Papa juga tidak bisa mengubah semuanya." ujar pak Praja telak. Dia bangkit dan langsung melenggang pergi dari ruang kerjanya meninggalkan Kenan. "Pah,papah..."panggil Kenan yang tak dihiraukan oleh pak Praja. "SIAL...." umpat Kenan sambil meninju angin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN