‘HISTORY OF WEREWOLF’
Buku ini terasa lebih tua dari kelihatannya. Kertasnya sudah sangat rapuh. Aku berhati-hati membuka halaman demi halaman awal dari buku ini.
Bab pertama dari buku ini berupa pengertian Werewolf . Bab selanjutnya yang membuatku tertarik, yaitu tentang bagaimana mereka menemukan matenya.
Disini dikatakan, mate seorang Werewolf telah ditentukan saat mereka lahir. Werewolf tersebut akan lebih kuat saat bersatu dengan matenya. Penyatuan ini harus dilakukan melalui hubungan badan.
Apa?
Aku pernah mendengar bahwa penyatuan ini dapat dilakukan dengan menandai leher mate nya, tapi kenapa dibuku ini berbeda?
Aku lanjut membaca bahasan berikutnya. Tentang bagaimana perasaan seorang Werewolf kepada matenya.
Pada intinya jika Werewolf mendapat mate dari kaum yang sama maka mereka tidak usah merasa khawatir karena perasaan cinta keduanya akan sama banyak. Dan tidak membutuhkan banyak usaha untuk saling memiliki karena mereka berdua sama-sama membutuhkan satu sama lain.
Beda halnya dengan Werewolf yang mendapat pasangan dari kaum yang berbeda, dalam kasus ini, manusia. Perasaan cinta seorang Werewolf pada matenya tidak usah diragukan lagi namun manusia yang menjadi matenya tidak akan memiliki perasaan sebanyak Werewolf itu padanya. Cinta seorang Werewolf pastilah lebih besar dari cinta pasangan manusianya. Namun bukan berarti mate manusianya tidak dapat mencintai sang Werewolf, hanya saja tidak akan sama banyaknya dan membutuhkan waktu dan usaha lebih lama daripada pasangan dengan satu kaum.
Dan disini tertulis rinci mengenai kata penolakan yang sakral.
Jadi aku tidak salah ingat tentang ini.
Dua jam kemudian aku selesai membaca semua halaman dalam buku ini. Aku menutup buku dan menemukan Sara menatapku dengan penuh curiga.
“Apa?”
“Mengapa kau tiba-tiba ingin mengetahui tentang Werewolf?”
“Aku hanya ingin tahu. Aku penasaran.” Aku mengedikkan bahu.
“Kate, kau tidak pernah penasaran dengan hal-hal seperti ini sejak dulu.” Sara mematikan layar komputernya dan beranjak mendekatiku. “Sedikitpun tidak pernah. Mengapa sekarang kau tiba-tiba ingin tahu banyak hal dan melahap buku itu dalam dua jam saja.”
“Sara, aku mulai tertarik karena aku pikir banyak sekali orang-orang yang membicarakannya.”
“Ayolah, aku kenal kau. Kau berprinsip kuat. Kau tidak mungkin tiba-tiba penasaran. Apa kau bertemu dengan Werewolf?”
“Tidak, Sara. Aku hanya penasaran. Mengapa kau sangat terobsesi pada Werewolf? Memangnya kau yakin mereka ada?”
“Tentu saja, kalau mereka hanya mitos para ilmuwan tidak akan menghabisakn banyak waktu mereka untuk meneliti hal-hal seperti ini. Para ilmuwan tidak meneliti lebih dalam tentang santa klaus, karena mereka tahu itu hanya mitos. Namun lain dengan Werewolf. Jadi, katakan padaku, Kate. Kau tidak bisa berbohong tentang ini padaku.”
Aku menatap Sara, berpikir sejenak bahwa Sara bukan orang yang akan membocorkan hal-hal penting seperti ini. Dan yang paling penting Sara tahu beberapa hal tentang Werewolf dan dia bisa membantuku.
“Yah, aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Tapi kau harus berjanji untuk tidak mengatakannya kepada siapapun.”
“Ya tuhan!” Sara memekik. “Aku tahu itu dari tingkahmu yang aneh. Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun Kate. Ini sudah menjadi rahasia keluargaku.” Sara hampir terlihat antusias saat mengatakan itu.
“Apa maksudmu?”
“Nenekku seperti dirimu, pernah menikahi salah satunya.” Ucapnya dengan pelan dan berbisik.
“Apa? Jadi kau..?”
“Bukan, aku bukan keturunan mereka, karena nenek ku tidak pernah memiliki anak darinya.”
Aku mengerutkan keningku karena bingung. “Apa pasangan beda kaum tidak bisa memiliki anak, Sara?”
“Tentu saja bisa, namun nenekku tidak ingin mengambil risiko itu. Dia selalu minum ramuan khusus agar dia tidak mengandung jika bercinta dengan suaminya.”
“Mengapa dia tidak mau?”
“Menurutmu kenapa? Karena hal hal buruk bisa saja terjadi. Apa kau bisa bayangkan, seorang anak yang lahir dari Werewolf dan manusia? Nenekku sendiri tidak bisa membayangkannya dan menolak mengambil risiko.”
“Tapi mengapa nenekmu bisa mempunyai ibumu sebagai anaknya?”
“Dia menikah lagi.”
“Apa nenekmu bukan mate manusia serigala itu?”
“Dia mate nya, namun Werewolf itu mati ditengah suatu pertempuran dan itu membuat nenekku menghabiskan masa masa kelam hingga dia bertemu dengan kakekku.”
“Dimana nenekmu sekarang?”
“Miami. Dia hidup bahagia dengan kakekku. Menikmati hari tua.”
♥♥♥
“Nona, saya mendapat panggilan dari rekan saya. Saya khawatir saya harus meninggalkan anda sebentar.” Ujar Karl saat aku membuka pintu mobil dan hendak keluar.
“Tidak apa apa Karl. Aku akan baik baik saja.” Memangnya kenapa kalau dia tidak menjagaku? Aku bahkan bersekolah sejak kecil tanpa seseorang yang menjagaku diluar sekolah. Aku tersenyum pada Karl dan meninggalkan mobil.
“Hey, bodoh. Kau bilang kau akan pulang kerumah.” Lexy memelukku saat aku tiba didepan bar.
Aku meringis dan hanya berkata “Maaf.”
“Jadi, sekarang kau sudah menemukan pangeranmu dan melupakanku, huh?” Tanyanya dengan nada pura-pura ketus.
Aku tertawa dan merangkulnya masuk ke dalam untuk mulai bekerja. Saat aku mendengar seseorang memanggilku.
Aku menoleh dan mendapatkan Travis tersenyum padaku. Lexy menaikkan alisnya padaku dan masuk lebih dulu. Travis adalah salah satu pria yang aku ijinkan untuk mendekatiku. Dia terlihat sangat menyukaiku, itu sebabnya aku mengijinkanya.
“Hai.” Travis berjalan mendekat dan melingkarkan tangan dipinggangku. “Kate, kau sangat jarang ditemui belakangan ini.”
Bibirnya tiba-tiba menciumku.
Aku sedikit terlonjak karena ciuman itu. Ini hal yang biasa dilakukan Travis tapi kali ini aku sangat tidak ingin melakukannya.
Aku melepaskan pagutan bibirnya dengan halus.
“Hm, iya. Aku hanya bekerja sampai jam 12 malam mulai sekarang.” Aku lupa betapa tampannya Travis, beberapa hari ini aku bahkan lupa bahwa aku mengenal pria ini. Perhatianku tersita oleh Xander.
“Kenapa?” tanyanya sambil mengerutkan keningnya.
“Tidak apa apa, Trav. Aku punya urusan belakangan ini.”
“Kau tidak akan menceritakannya padaku?”
Aku tersenyum dan menggeleng. “Hanya urusan tentang kakakku.” Aku berbohong. Tapi ini jawaban yang tepat kan? aku tidak mungkin menceritakan tentang Xander.
Aku kembali ke belakang meja dan mulai menyusun gelas serta botol-botol di bar dengan Travis duduk di seberangku.
“Kau bebas besok malam?” tanyanya sambil menatapku lekat.
Aku berpikir lama sebelum menjawab. Tapi akhirnya aku mendengar diriku berkata “Ya.”
Entah apa yang ku pikirkan tapi aku tidak bisa menerima keadaan begitu saja tentang masalah Xander, aku tidak ingin hidupku terkekang karena aku menjadi seorang mate dari salah satu manusia serigala.
“Bagus, aku akan menjemputmu besok malam. Kita bisa pergi keluar.” Serunya girang.
Aku lupa betapa Travis menyukaiku. Dia bahkan rela menghabisi beberapa pria yang mendekatiku beberapa minggu lalu.
♥♥♥