Part 4: Sore di Hefei

2216 Kata
Indahnya kehidupan di pusat kota Hefei saat musim semi. Dari atas komedi putar Asha melihat ribuan penggemar kekasihnya menunggu di bawah sana. Dia beruntung meski popularitas Peter begitu tinggi dia tetap setia pada satu wanita. Tutur katanya bijaksana saat meladeni perempuan yang hilang akal karena ketampanannya, Asha makin kagum. Peter tidak pernah merendahkan perempuan yang memujanya, tidak juga memujinya berlebihan. Asha menganggap Peter adalah harta terbaik yang dia temukan sepanjang hidupnya. Selain itu, Peter adalah seorang petarung yang tak kenal lelah. Dia tak kan menyerah sampai keadilan ditegakkan dan karenanya, Asha jadi jatuh hati dan berpikir untuk menghapus stigma negatif tentang pria dalam hatinya. Tapi satu hal menahannya, Asha belum merasa Peter pantas untuknya. Peter dan Asha melihat Ryou dan Karin yang berada tepat di belakang sangkar komedi putar mereka. Mereka begitu lucu seperti sepasang anak SMA yang baru mengenal cinta. Masih malu-malu, duduk masih tidak dekat, dan belum berani untuk saling menatap satu sama lain dalam waktu yang lama. Keduanya tertawa, Asha kembali mengapresiasi betapa dewasa sikap Peter dibanding Ryou meski umur keduanya tampak tak beda jauh. “Kau adalah definisi pria sejati, Rajaku.” Kata itu dilanjut dengan sebuah ciuman mesra membuat para penggemar Peter kepanasan. Warna-warni kembang dan daun menghiasi birunya kolam ikan di tengah taman. Karin masih belum bisa sepenuhnya lepas dari dirinya yang dulu. Dia memalingkan pandangan dan tak sengaja melihat Ryou sedang menatapnya. Keduanya saling membuang muka dan berkedip malu. Keduanya kembali bertatapan, Karin mulai berbicara. “Apa ini rasanya senang?” “Kau senang?” Ryou penuh harap. “Kurasa.” Tiba-tiba Karin mencium Ryou, dia mencontoh Asha. Ryou kaget sekali, jantungnya berdebar bukan main. Ciuman itu berantakan, Ryou merasa tidak nyaman tetapi dia perlahan membimbingnya sesuai insting yang dia dapat dari memori Dark Ryou. Pelan Ryou membasahi bibir merah Karin, dikecup dari atas ke bawah. Karin mengikuti, jantungnya berpacu kencang hingga mukanya merah. Asha dan Peter tertawa melihat keduanya belajar mencinta. Karin yang melihat Asha tertawa jadi ikut tertawa. Ryou canggung sekali melihat tawa Karin yang aneh dan tidak natural, tetapi dia hargai usahanya.   Peter dan Asha berjalan menuju roller coaster. Puluhan orang berkerumun mengikuti ingin meliput kencan sang bintang bersama wanita beruntung di sampingnya. Asha menantang para wartawan itu, tingkahnya jadi amat manja. Dia tunjukkan di depan kamera bahwa Peter hanya mencintai dirinya seorang. Agresif Asha menaruh tangan Peter di pinggulnya sembari dia bersandar di d**a. Dari kejauhan Karin mengikutinya. Ryou kaget lagi tiba-tiba tangannya ada di b****g Karin. Tangannya refleks menjauh namun sensasinya luar biasa sehingga tangan Ryou lekas kembali memegang b****g Karin yang cukup berisi. Ryou tak menyangka Karin akan senekat ini. Kereta roller coaster melaju cepat, rambut merah Karin berkibar sampai ke hidung Ryou. Harum rambut Karin begitu menggoda, Ryou menanti rambut Karin jatuh lagi ke wajahnya di tikungan. Karin melihat dan mendengar sekeliling. Para wanita berteriak di saat isi perutnya tertekan karena kecepatan kereta. Karin jadi ikut berteriak, tetapi teriakannya malah membuat orang lain takut karena jeritannya kuat dan histeris. Ryou dan Karin menjadi pusat perhatian, seluruh mata memandangi mereka karena teriakan Karin yang amat mengganggu. Ryou ingin meminta Karin berhenti tetapi dia tak tahu kata apa yang pas sehingga dia telan semua rasa malu itu sendiri. Kencan dadakan mereka berlanjut hingga petang. Peter dan Asha duduk di bangku taman diikuti Ryou dan Karin yang duduk di bangku seberang kanan mereka. Asha menggoda, dia dengan manja memeluk Peter. Senyum muncul di bibir Peter, dia merangkul Asha dengan erat. Karin mengikuti berharap mendapatkan perlakuan yang sama dari Ryou. Kaget bukan kepalang Ryou dibuatnya, dikira Karin ingin menyiksanya dengan bulir pasir. Ryou masih terbayang betapa menyakitkan sihir Karin saat keduanya berdansa di depan Picilla imitasi, dia melirik ke arah sekitar tanah memastikan tak ada pasir yang bergerak. “Kenapa?” Karin bertanya. “Umm tidak apa.” “Kau tidak senang?” senyum di bibir Ryou tidak muncul, Karin merasa dirinya belum seperti Asha. “Hmm... lain kali jangan terlalu tiba-tiba.” “Aku salah?” “Bukan!” Ryou mencari kata yang pas, “Aku sebenarnya senang dengan sikapmu yang spontan, aku saja yang belum terbiasa.”   Tawa bahagia di taman hiburan Hefei berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di studio baru Sastry. Tidak ada pengunjung yang datang untuk menyaksikan teaternya. Padahal lokasinya sangat strategis berada di jantung perdagangan kota Rozhorg. Sastry menggerutu sendiri di dalam studio besar nan hampa tanpa suara. “Studio sudah besar, uang sudah ada, perlengkapan banyak, masyarakat sudah damai, tapi apa gunanya!” Sastry menendang botol minum hingga bergema di dalam teaternya. “Lihat tempat ini! Lebih sepi dari kuburan!” Dia memainkan bonekanya untuk melampiaskan kemarahannya. “Hai Sastry apa kabar?” kata boneka gajah. “Kabar baik, mau membantu?” kata boneka kelinci. “Maaf aku sibuk, semoga beruntung!” “Yaa! Pergi saja semuanya! Bersenang-senanglah kalian tanpa aku!”   Ryou dan Karin pertama kali menyaksikan matahari terbenam. Keduanya makin dekat seperti cinta lama mereka telah kembali. Keduanya bersyukur saling memberi kesempatan untuk memulai semua dari awal dan melupakan masa lalu yang penuh penderitaan. Peter menghampiri Ryou dan memintanya untuk memfoto dirinya dan Asha tepat di pinggir kolam di belakang matahari terbenam. Sengaja Peter dan Asha untuk membalas kesalahan mereka tadi. Kini perasaan Ryou dan Karin sedang bersemi, waktu yang amat tepat bagi mereka untuk menciptakan sebuah kenang-kenangan. Jepretan foto merekam cerita baru Ryou dan Karin. Keduanya tersenyum begitu natural melihat foto itu. Ryou senang Karin dapat tersenyum disisinya. Karin senang karena berhasil membuat Ryou tersenyum. “Kita harus jadi makcomblang sepertinya?” kata Asha yang senyum-senyum melihat Ryou dan Karin tak henti-henti melihat foto mereka berdua. “Ya, dengan aku dan dirimu sebagai contohnya?” tawa Peter kecil. “Jelas!” bangga Asha bisa membantu. Peter tiba-tiba meminta Asha untuk pergi, dia melihat seorang tak asing mendekati Ryou dan Karin. Sesosok pria dengan kacamata hitam dan masker mengenakan topi fedora muncul di hadapan Ryou dan Karin tanpa sepatah kata. Ryou sigap melindungi Karin, “Mau apa kau?” kaget dia melihat Elementalist. Ryou meminta Elementalist untuk pergi menuju hutan di utara Hefei dekat pegunungan Hulao jika ingin mencari keributan. Elementalist setuju asalkan Karin ikut. Jika tidak, maka Elementalist akan meledakkan bom yang dia pasang di beberapa tempat di sekitar taman hiburan. Ryou jadi agresif, dia tak mau Karin kembali menjadi dirinya yang dulu. Peter datang mengintervensi, dia mengancam akan menghancurkan Elementalist sampai tak tersisa kali ini jika dia berani macam-macam. Ryou kaget, berarti Elementalist telah dikalahkan sebelumnya oleh Peter. Peter juga tak menyangka Elementalist bisa bangkit lagi, padahal dia meledak saat itu. Peter menyuruh Asha untuk pulang tetapi dia bersikeras ikut, dia ingin melihat sekali lagi pertarungan Peter melawan Elementalist. Sudah tak ada lagi cahaya, gelap gulita di dalam hutan pegunungan Hulao adalah area yang pas untuk Ryou. Banyaknya bayangan di sana akan menguntungkan Ryou. Elementalist sudah siap, Peter dan Ryou juga sudah siap. Karin dan Asha menyaksikan di belakang. Ketika Dark Ryou hendak mengambil alih, Ryou melarangnya, “Aku tak ingin lari lagi!” Dark Ryou mengerti dan mempersilahkan Ryou bertarung dengan kemampuannya sendiri. Peter sekejap tahu ada yang tak biasa dengan gaya bertarung Ryou. Dia tidak lagi berfokus untuk membunuh melainkan untuk melindungi. Dia menggunakan kekuatan seperlunya dan tidak membunuh lawannya dengan sekali serang. Elementalist meniru teknik Dark Ryou, dia menggunakan kekuatan apinya untuk membakar hutan. “Beraninya kau meniruku!” Ryou menghilang lalu muncul untuk menerima sambaran api demi melindungi hutan. Peter terkesima berpikir kekuatan cinta dengan mudahnya mengubah seseorang. Dia jadi lebih semangat, tinjunya cepat bagai kilat. Topeng angin bergabung dengan topeng cahaya, Peter melesat seperti petir dan menendang Elementalist menyilang. Ryou memanfaatkan kesempatannya dan melancarkan tinju api untuk membakar Elementalist hingga sirkuitnya terbakar. Peter senang sekali, “Kerja bagus Ryou!” Lingkaran hitam tiba-tiba muncul di belakang Elementalist, muncul satu lagi Elementalist. Lalu muncul lagi satu Elementalist. “Berapa jumlah mereka sebenarnya?” Peter tak habis pikir. “Dua! Tiga kalau yang kalah dihitung!” sahut Asha dari jauh. “Bukan itu maksudku!” Peter kembali fokus dengan pukulan dan tendangan angin pembelah dia menumbangkan satu lagi Elementalist. Ryou berusaha mati-matian, dia kalah cepat dengan Peter menumbangkan Elementalist. Asha girang melihat Peter berkembang, “Lihat! Pacarku keren!” Hati Karin panas, dia ingin Ryou melakukan lebih baik lagi. Tiba-tiba terlintas bayangan Ryou yang dulu, jika Ryou yang dulu ada di sini Asha tidak akan bisa pamer padanya. Karin menggelengkan kepala, tak boleh mengingat apa pun dari masa itu. Sekarang muncul empat Elementalist dari portal. Lalu muncul lagi Empat, lalu muncul lagi Delapan. Ada enam belas Elementalist mengelilingi Peter dan Ryou. Pertarungan menjadi sungguh panas. Peter menjadi begitu tertekan ketika salah satu Elementalist menangkap Asha. Jeritannya membuat Peter marah, namun kemarahannya hanya akan membuatnya celaka. Peter jadi ceroboh dan sering tidak tepat dalam menyerang. Tujuh Elementalist mengeroyok Peter secara bergantian, kekuatan cahaya dan anginnya tidak mampu menghindari tiap serangan Elementalist karena fokus Peter ada pada Asha bukan pada lawannya. Elementalist juga menyerang Karin. Ryou berada di posisi yang sama dengan Peter. Karin berusaha menahan diri agar tidak marah, dia terus memejamkan mata tetapi suara pertempuran tidak bisa dia hiraukan. Elementalist tak membiarkan Karin melarikan diri, kakinya dibekukan lalu tubuhnya disayat dengan pisau angin. Tujuan Elementalist adalah merebut topeng tanah Karin, dia menunggu Rosaria bangkit dari dalam diri Karin. Ryou tak mampu berbuat banyak, dia kalah. Hati Karin sudah tak kuat, dia tak mau melihat Ryou yang sudah susah payah dia buat tersenyum harus tersiksa. Terpaksa dia mengorbankan semua jerih payahnya dan kembali menjadi penyihir pasir, Rosaria sudah bangkit. “Jangan!” Ryou menerjang para Elementalist untuk bisa menenangkan Karin tetapi dia jatuh lagi dikalahkan. “Maaf.” Karin menangis di balik topeng coklatnya, dia kembali menjadi dirinya yang dulu. Ular raksasa Venominaga keluar dari dalam tanah, Karin menjadi pasir lalu masuk ke dalam tanah dan keluar menerkam Elementalist. Bebatuan mental ke sana-kemari, gempa bumi terjadi, balok-balok tanah terbang menghantam dan menggerus Elementalist hingga remuk. Kekuatan penghancur Karin luar biasa dahsyat, tetapi Elementalist cerdik. Karin ditembak dengan gelombang zonosphere sehingga kekuatan sihirnya hilang. Ryou mulai goyah, suara jeritan Karin membangkitkan Dark Ryou yang sudah tak tahan. Elementalist menendang Ryou dengan tendangan kilat ke langit, Elementalist lain menembak Ryou dengan gelombang zonosphere, dan satu Elementalist lagi menebaskan pedang api. Ryou menghilang, pandangannya presisi mengunci satu Elementalist yang lengah. Dia keluar dari dalam bayangan lalu menusuk d**a Elementalist hingga Ionicubenya meledak. “Kubunuh kalian semua!” suara Dark Ryou dikenali Karin, dia lega dan bisa memasrahkan semuanya pada Ryou. Peter menyayangkan, “Ryou kau kehilangan akal sehatmu!” “Akal sehat tidak dibutuhkan untuk menang.” Ryou menghilang dalam gelap malam tetapi tiba-tiba dia keluar dan menjambak rambutnya. Ryou dan Dark Ryou berebut kendali. Karin diserbu Elementalist sekali tiga. Tebasan api, tebasan air, dan tendangan kilat meluncur agar Karin tumbang. Karin masih bertahan, meski badannya penuh luka karena sihir pasirnya tak bisa dikeluarkan. Sekali lagi Elementalist menyerang Karin, Ryou langsung menghilang lalu muncul di depan Karin menerima semua serangan itu. Ryou tumbang, kedua topengnya lepas. Peter kewalahan, dia belum berhasil menyelamatkan siapa pun malam ini. Melihat Ryou tumbang dan Karin kembali menjadi penyihir semakin membuyarkan konsentrasinya. Asha hilang semakin jauh dari jangkauan. Karin mengamuk, es di kakinya pecah. Air es itu diserap ke dalam tanah lalu dilontarkan balok tanah yang keras dengan air es yang dingin ke arah Elementalist. Dua Elementalist remuk. Karin mengentakkan kaki, batu besar meluncur ke arah Elementalist yang menembakkan zonosphere. Karin bebas, dia kembali menjadi pasir dan membunuh dua Elementalist dengan sadis.  Gravitasi menjadi berat, dua Elementalist tertelan ke dalam tanah. Suara remuk terdengar disusul ledakan Ionicube mereka. “Tak kan kubiarkan kalian menyakiti Ryou!” teriak Karin.  Elementalist membakar hutan dan mengepung Karin. dua Elementalist lainnya terbang ke langit berputar menciptakan angin tornado. Angin dan api bergabung menjadi badai api yang bergerak ke arah Karin. Venominaga muncul dan menahan badai itu. Desis ular raksasa itu terdengar menakutkan, cairan asam melepuhkan para Elementalist tetapi itu belum cukup. Masih ada banyak Elementalist, enam belas muncul lagi dari dalam portal. Karin kewalahan, bertubi-tubi serangan mendarat ke tubuhnya. Energinya habis, Karin bertekuk lutut, topengnya lepas. Air mata Karin tampak, dia tak bisa lagi menyembunyikannya di balik topeng. Dark Ryou tak bisa lagi menahan amarah setelah melihat Karin menangis, dia harus balas dendam sekarang. Elementalist berhasil mendapatkan yang dia mau. Tetapi sebelum mereka semua hilang, Dark Ryou bangkit. Saat ingin bertarung dia tak merasakan kekuatan apa pun. Topeng hitam dan merahnya sudah diambil Elementalist bersama topeng coklat Karin. Dark Ryou meminjam topeng angin Peter untuk melanjutkan pertarungan. Api sudah menjalar, kebakaran hutan sudah tak terelakkan. Dark Ryou langsung terbang ke angkasa dan berputar menciptakan tornado besar yang melumat semua api di sana. Angin raksasa menyedot para Elementalist dan membakarnya sekaligus di dalam tornado. Peter masuk ke dalam sana dan menembakkan meriam cahayanya. Ledakan besar ditelan oleh angin itu, Peter terus bertahan dengan sayapnya yang keras sambil terus menembaki Elementalist hingga habis tak tersisa. Dark Ryou masuk ke dalam tornado dan menendang satu persatu Elementalist. 31 Elementalist hancur, Dark Ryou dan Peter melesat mengejar Elementalist ke-32. Ryou datang menerjang secepat kilat lalu Peter melesat menangkap Asha. Satu Elementalist muncul hanya untuk mengambil kembali tiga topeng yang tercecer. Karin langsung mengentakkan kaki dan menjepit tangan Elementalist terakhir itu. Sayang Elementalist itu pergi ke dalam porta dan hilang. Tangan yang terjepit itu hanya memegang topeng api. Topeng hitam dan topeng tanah milik Ryou dan Karin berhasil dibawa kabur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN