Part 5: Sekolah besar

2310 Kata
Masih tanpa suara kamar Karin yang gelap dan sepi. Gorden menutup semua cahaya yang masuk ke dalam. Pintu ditutup rapat, kunci dan gerendel menahan Sastry yang ingin masuk ke kamarnya. Dia sakit, merasa dirinya ditipu lagi. Orang bilang dia akan berubah jika menjadi seperti ini dan itu. Orang bilang mereka akan berubah setelah melewati jalan satu dan lainnya. Tetapi semuanya kembali ke inti diri, penyihir tetaplah penyihir. Pembunuh tetaplah pembunuh. Penyihir yang suka membunuh tidak akan bisa hilang meski telah dihiasi selayaknya pengantin. Pertarungan itu menyadarkan Karin menyakiti dan disakiti terasa enak, begitu enak sampai dia kembali stres karena tak mau lagi menjadi seperti itu. Dia tak kan mau menunjukkan batang hidung sampai dirinya benar-benar bisa lepas dari candu. Setelah semua yang diberikan Alesha, Sastry makin tak enak hati. Dia marah besar dengan Ryou, “Kau apa kan dia?” Ryou tak bisa menjawab, setengah dari kesalahan itu adalah tanggung jawabnya. Selain itu, Ryou merasa beban seketika berada di kedua pundaknya. Kehilangan topeng hitam menurunkan percaya dirinya, sebab topeng itu yang membuat Dark Ryou jadi tak terkalahkan. Jika topeng itu hilang, Ryou tak tahu perjuangan seperti apa yang dilewatinya. Cepat atau lambat dia pasti kalah seperti Dark Ryou yang memutuskan untuk melawan Conquest hanya dengan topeng api. Picilla mencoba menyemangati Ryou, dia minta maaf atas kelakuan adiknya yang impulsif. Ryou sudah sampai di kantor Kementerian Ketertiban Umum. Dia meminta Anita untuk memasang modul pelacak di ponselnya. Dia juga meminta Anita untuk melakukan ujian menembak karena Ryou butuh strategi baru dalam mengupas misteri pabrik Mur Metal. Sempat terpikir oleh Ryou untuk memasang modifikasi kaki sintetik agar dia bisa berjalan lebih pelan. Selama ini Ryou begitu dimanjakan dengan teknik bayangan dari kekuatan topeng hitam, kemampuan menyelinapnya jadi mulai hilang. Dark Ryou memutar otaknya keras, untuk bisa mendapatkan topeng itu kembali, dia harus menemukan dalang di balik Elementalist. Produksi robot imitasi itu harus segera dihentikan segera atau masalah akan bertambah besar.   Sejak kejadian yang menimpa Ryou dan Karin, Peter jadi lebih rajin lagi berkunjung ke klinik Asha. Dia meminta banyak nasihat dari David tentang kebimbangannya ketika melawan Elementalist. Setelah melihat data yang didapat dari Kementerian Ketertiban Umum, David berpikir bahwa Elementalist benar adalah Evriza. “Dia punya ratusan tubuh imitasi, tetapi saya tidak tahu di mana tubuh aslinya.” Sebagai mantan ketua riset Vanguard Label Society dan rekan kerja Evriza, David menyarankan Peter untuk lebih aktif berperan menyelesaikan permasalahan Ryou. Peter harus bisa mempelajari dari mana datangnya sikap Ryou yang baik untuk menghapus keraguan di hatinya. Peter berdalih dia tetap tidak akan bisa menerima perbuatannya, menghancurkan Evriza imitasi terasa seperti membunuh manusia sungguhan. David tak mau menerima alasan, prinsipnya adalah mengorbankan sebagian untuk kebaikan besar. Peter harus bisa mengorbankan sedikit rasa kemanusiaan untuk bisa menghapus kebimbangannya, “Jika Anda bersikap demikian, Ryou dan Karin tidak akan kehilangan topengnya.” Masih ada cara lain di benak Peter. Dia bersikukuh mempertahankan apa yang dia percaya. Selain itu Asha juga mendukung pemikirannya dibanding David. “Kau orang terbaik yang pernah kutemui,” Asha menyemangatinya. Dan untuk membayar kegagalan Peter, Asha menyarankannya untuk membantu Ryou merebut kembali topengnya dari Elementalist. Asha juga akan menjenguk Karin dan mencoba membantunya keluar dari depresi seperti dirinya dulu membantu Ryou. Asha merasa patut disalahkan juga atas kejadian itu. Peter senang sekali, dia merasa kehadirannya bisa mendorong Asha untuk berbuat lebih baik. Ketika Peter hendak pergi menuju kantor Kementerian Ketertiban Umum, Asha mencium bibir Peter dan mendoakannya yang terbaik. Cepat Peter berangkat tanpa mengulur waktu. Dari sudut ruang David menegur Asha, “Sejak kapan percaya Tuhan?” Asha menarik nafas dalam, “Entahlah...” pandangan Asha masih belum lepas dari Peter. “Dia sungguh berarti?” “Jangan berisik ah!” hanya ada Peter di pikiran Asha. David menepuk pundak Asha, “Jangan lupakan kesepakatan itu.” Lekas Asha menyingkirkan tangan David, “Jangan khawatir.” Dia membalik tanda buka menjadi tutup di pintu klinik lebih awal dan pergi meninggalkan David sendiri. David tersenyum kecil, dia akan menunggu lebih lama lagi untuk melihat masa depan yang sudah dia prediksi.   Dengan sebuah sabit di tangan kanan, Asha berjalan menyusuri hutan di lembah pegunungan Hulao. Sudah lama dia tidak berkunjung ke hutan mistik di mana banyak tumbuhan langka tersembunyi. Tak ada rasa takut, dia berjalan dengan santai sambil bernyanyi menghilangkan rasa sepi. Ada banyak sekali roh di hutan itu, tanaman dan binatang di sana bertingkah asing seperti punya kecerdasan. Asha sampai di depan gerbang hutan mistik. Batang dan akar tiba-tiba bergerak memberi Asha jalan. Tak jauh dari sana Asha dikejutkan dengan seekor serigala bermata kuning menyala. Binatang itu berkata seseorang menunggunya di bawah pohon di dekat sungai. Asha bertemu dengan orang Zorozirgardean yang menyerang Ryou waktu itu. Kedatangan Asha disambut oleh Rexxar dan dua muridnya Jin dan Bao. Asha terkejut melihat orang asli ras Zorozirgardean. Dia yakin dengan hidung besar dan janggut tebal Rexxar, serta pakaian tradisional yang berjumbai menyeret tanah. “Kenapa wanita Zororoan datang kemari?” tanya Rexxar sambil mengelus serigala miliknya. “Wah, bisa bahasa latin...” “Tentu saja.” “Ku kira kau akan sombong menggunakan bahasa Zoroz seperti si coklat itu.” “Maaf, kami kaget karena ada seorang wanita Zororoan di negara ini.” “Ayolah, zaman sudah modern. Apa susahnya datang ke sini?” “Zororoan dikenal sebagai orang yang memegang teguh ideologi. Kau pasti punya tujuan besar datang ke negeri ini?” “Uang!” singkat Asha menyelesaikan. Dia langsung mencari beberapa tanaman liar untuk meracik obat antidepresan. Rexxar tersenyum, Zororoan tidak akan pergi dari negerinya hanya untuk uang. “Siapa gurumu?” “Hmm.. Doktor Izhark El-Marek.” Dia adalah seorang tabib legendaris abadi di sekolah kedokteran di perpustakaan Zorozirgardean. “Doktor Izhark tidak pernah mengajarkan muridnya sikap materialistis.” Cuek Asha tutup telinga. Setelah selesai dengan urusannya, dia bertanya balik. “Lalu kenapa seorang guru besar perpustakaan Zorozirgardean datang kemari? Apakah kau ingin menghukumku?” Rexxar menceritakan perjalanan Jin dan Bao. Mereka adalah alumni terbaik sekolah kebatinan di perpustakaan Zorozirgardean. Kedua talenta muda itu dapat memanipulasi energi untuk mengontrol roh yang berkeliaran di bumi. Dengan teknik spesial mereka mampu menggabungkan iblis dan malaikat menjadi Zero, mereka datang ke Kuzech untuk menghentikan roh yang sedang menjalani ritual rite of passage. “Hukum alam harus ditegakkan untuk menjaga keseimbangan.” Asha mengantuk, “Berapa sih umurmu? Aku lupa?” “376 tahun.” “Pantas, omonganmu membosankan.” Rexxar menatap tajam mata Asha, sikapnya sangat tidak sopan. “Satu hal, aku pergi karena wanita tidak dihargai di sana.” Asha pergi kembali ke klinik. Rexxar berpesan pada dua muridnya, “Aku tidak pernah melihat wajah wanita itu di sekolah.”   Setelah obat racikan selesai dibuat, Asha menyuntikkan dosis vitamin harian untuk David. Dia meminjam sebuah pistol Zonosphere pada David sebelum pergi ke rumah Karin. “Ada di tempat biasa,” jawab David sambil mencoba menggerakkan otot wajahnya yang mulai bisa digerakkan setelah disuntik vitamin. Asha masuk ke dalam kamar David lalu mengunci pintunya. Dia tutup jendela dan gorden rapat, lalu melangkah perlahan menuju persembunyian David. Asha mengambil pistol itu dari tumpukan senjata milik David, di sana dia disapa oleh bisikan kakek bersuara serak, “Sedang apa kau?” Asha cuek, tetapi sebelum keluar dia bilang, “Membantu perempuan.” Gelap gulita di dalam kamarnya, Karin merasakan sesosok roh misterius mendekat padanya. Awalnya Karin berpikir perasaan itu hanyalah kondisi tubuhnya yang kelaparan karena sudah hampir seminggu tak minum dan makan. Tetapi kini dia yakin, sesuatu sedang berada di dalam kamarnya. Dia lekas berdiri, tangannya bergetar memaksakan diri menggunakan sihir. Karin melihat kaki panjang melangkah tepat di depannya, langkah kakinya makin terdengar. Sebelum Karin sempat menggunakan sihir, kepalanya langsung pusing mendengar denging frekuensi tinggi hingga terbaring lemah tak berdaya. Karin merasakan sesuatu menancap di tangannya, rasanya sakit sekali. Dia ingin memberontak namun tenaganya tak cukup sehingga dia pingsan. “Tidur yang nyenyak, Sayang,” bisik roh misterius itu.   Seorang OB Mur Metal hari ini sangat kewalahan dengan pekerjaan menumpuk karena rekannya tidak kunjung datang ke kantor. Ryou menggantikan rekannya itu sebab makan malamnya ditaburi obat tidur hingga dia tidur pulas. Dengan mudah Ryou masuk ke pabrik Mur Metal tanpa ada yang curiga. Peter berhasil diselundupkan dalam peti barang oleh Ryou. Keduanya kini sedang menyusuri tempat itu sambil dimonitor oleh Tenacity yang ada di ruang keamanan. Ryou bertanya kenapa Tenacity bisa dengan mudah masuk tanpa penyamaran. “Mereka pikir aku imitasi,” kata Tenacity. “Hah?” “Yang penting berhasil kan?” Ryou mengiyakan saja mengikuti anjuran Dark Ryou. Sebab hal terpenting adalah mencari Elementalist yang asli dan merebut topeng hitamnya kembali. Ryou dan Peter sudah ada di dalam pabrik, tempat itu sangat bersih dan rapi. Semua diproduksi secara otomatis oleh mesin. Mulia dari kerangka mobil sampai spion. Mereka tidak bergerak mencurigakan supaya tidak mengundang perhatian operator mesin. Tenacity terus memberi arahan yang akurat, dalam sekejap Ryou dan Peter sampai di depan kumpulan gir raksasa yang menggerakkan rantai mesin dalam pabrik. Di sana Ryou dan Peter harus bisa melewati delapan gir yang berputar untuk sampai ke seberang, karena di sana pintu masuk menuju pabrik cyborg ilegal berada. Ryou melihat sekitar, dia tak menyarankan sebab ada sebuah kamera CCTV di dekat sana. Tetapi Tenacity meminta mereka langsung kebut saja karena CCTV itu belum lama mati tiba-tiba. Perasaan Ryou tidak enak, seperti ada yang sedang menjebak mereka. Belum bulat tekad mereka untuk menyeberangi gir, seorang operator memanggil dan menyuruh mereka pergi, “Berhenti! Mau apa kalian!”. Ryou dan Peter kembali ke kantor bagian depan lalu secara halus diminta untuk pergi oleh satpam. Ryou dan Peter kembali ke kantor Anita tanpa hasil. Anita memaklumi sebab sudah tiga kali mata-mata Julian gagal mencari informasi di sana. Setengah jam menunggu, Tenacity akhirnya datang dengan kabar mengejutkan, “Binggo! Tiba-tiba hacker mengirim file peta pabrik Mur Metal ke ponselku.” “Elementalistkah?” Peter curiga. Ryou memandang Tenacity beberapa saat, “Kau bukan imitasi kan?” “Hoy! Aku ini asli!” “Buktikan?” Tenacity balas memandang, dia melotot hingga Anita khawatir. Seketika muncul topeng biru di wajahnya. Ryou puas, “Ok aku percaya. Tapi aku khawatir kalau jadi kau,” katanya menunjuk ke dua mata Tenacity dengan telunjuk dan jari tengah.   Sehari sebelum penyelidikan pabrik Mur Metal kembali dilakukan, Peter mendapat nasihat dari David. Dia menyadari betapa hebatnya Peter menjadi panutan untuk berbuat baik hingga dia tersadar bahwa Peter bisa menyelamatkan Ryou. “Prediksi saya menyelinap di pabrik itu sangat sulit. Apalagi tanpa kekuatan penuh Ryou.” Jika Peter berhasil, maka akan banyak perubahan yang akan terjadi dan Peter akan menjadi lebih kuat berkat kebaikannya. “Sifat Anda semakin dewasa, keputusan Anda semakin bijak, tutur kata semakin halus, dan emosi Anda semakin stabil.” David benar-benar mengharapkan yang terbaik dari Peter kali ini. Selang beberapa waktu, David bertemu dengan Ryou di salah satu lorong bawah tanah. Ryou sempat kaget tetapi dia menyangka seorang agen rahasia legendaris bisa menemukan lokasi favoritnya. Dia berpesan pada Ryou bahwa ini akan menjadi misi paling sulit, “Keyakinan Anda akan diuji di sini. Jika Anda layak menjadi pemenang maka buktikanlah sekarang.” Ryou bersembunyi di sana untuk menenangkan diri sebab dia cukup gelisah menanti esok. Menghancurkan Elementalist memang perkara mudah, tetapi jika jumlahnya tak terbatas Ryou masih belum yakin. Belum lama Ryou sendiri setelah David pergi, Tenacity datang menghampiri. Dia bertanya apakah Ryou ragu kali ini. Sebelumnya Ryou mengubah rencana secara sepihak ketika menyelamatkan Picilla. Saat itu seharusnya tidak terjadi keributan di depan panggung. Ryou seharusnya tidak muncul di sana. Tenacity merasa Ryou masih ragu untuk mengambil keputusan, “Jika dengan topeng hitammu kau masih ragu, aku tak tahu rencana apa yang akan kau ubah besok.” Ryou menjustifikasi bahwa tidak ada rencana yang sempurna, selain itu dia harus berimprovisasi karena dia telat mengetahui kalau Picilla yang ada di depan panggung adalah robot. Tenacity tak banyak bicara, dia langsung pergi.   Sore di pegunungan Hulao masih begitu asri. Tenang dan tenteram tanpa kegaduhan. Hanya terdengar suara satwa dan gesekan daun di sepanjang jalan membuat Asha sangat rileks. Perjalanan panjang menuju gua mistis jadi terasa dekat. Ada ribuan roh bergentayangan di dalam sana, dengan obor Asha menghilangkan semua roh yang menutupi jalan seperti kabut malam di bawah lampu jalan. Jin dan Bao memperhatikannya, mereka takjub karena semua roh menyingkir dari Asha, bahkan iblis sekalipun. Wanita itu tampak tak gentar melihat puluhan mayat segar tergeletak di sisi gua. Dia terus berjalan sambil bersenandung memecah sepi. Asha keluar dari sana ketika matahari sudah terbenam, senyumnya tetap sama seperti tadi sore. Rexxar menghampiri Asha yang sedang membawa sebotol air dan beberapa tangkai jamur. “Senang bertemu denganmu lagi,” sapa Rexxar hangat. “Oh kau lagi Pak tua.” “Apa yang kau lakukan sungguh luar biasa. Murid terbaikku sampai tercengang melihat pengendalian energimu.” “Haaah?” Asha menganga. “Saat menyalakan obor dan masuk ke dalam gua, kami melihat puluhan roh menyingkir dengan tertib. Kau menyingkirkan mereka dengan mudah seperti membuka pintu lemari.” “Aku tidak melakukan apa-apa kok, sungguh.” “Oh, jadi begitu ya.” “Iya. Hari sudah gelap aku mau pulang.” Asha dihadang oleh Jin dan Bao. Rexxar meminta pertolongan pada Asha. Mereka berniat untuk membunuh iblis yang sedang dalam pertumbuhan menjadi raja dari segala iblis. Dan mereka butuh bantuan Asha untuk menjalankan rencananya dengan rapi. Asha tak tahu apa untungnya bagi dirinya, selain itu mereka tampak mencurigakan. Namun pada akhirnya Asha setuju membantu karena tawaran Rexxar cukup menggoda. Asha juga memberi mereka satu syarat yang harus ditepati jika rencana mereka berhasil. Keduanya sepakat, Rexxar membutuhkan darah Asha untuk membuat surat perjanjian. Asha tidak mau, menurutnya sesama Zororoan harus saling percaya. Rexxar melepaskannya, dia menawarkan Asha untuk diantar pulang menggunakan kuda coklat yang tampak semu. Asha menolak lagi, dia ingin pulang sendiri, “Aku pandai berkuda, jadi kupinjam dulu kudamu karena seseorang membutuhkan pertolonganku segera.” Rexxar kagum dengan kemampuan Asha menunggangi roh seekor kuda. Dirinya melihat konsentrasi Asha dalam mengendalikan inti energi sungguh luar biasa, seolah dirinya bukan manusia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN