Part 4: Elementalist

1711 Kata
Pandangan mata biru laut Ryou lurus ke depan. Dia berjalan percaya diri. Setelan semi kasualnya benar-benar berbeda dari penampilan Ryou biasanya. Rambutnya yang sedikit panjang karena dibiarkan tumbuh satu tahun setelah dibotaki di penjara sudah disisir rapi. Kaos dan jaket jeans rombeng sudah diganti dengan kemeja merah dan vest hitam. Sastry memintanya untuk berjalan berdampingan dan meminta Jumbo untuk jalan di belakangnya. Ryou tersenyum, Sastry bersikap aneh, “Kau mau apa di dekatku?” “Jangan kepedean! Aku hanya tidak mau bersanding dengan Jumbo.” Sastry malu karena Jumbo adalah pria besar dengan tinggi 2,1 meter. “Dia setengah meter lebih tinggi dariku, minder tau!.” “Aku juga lebih tinggi darimu,” ejek Ryou sambil memegang kepala Sastry. “Heh kau juga termasuk pendek dibanding dengan orang yang lewat di sini.” “Orang Hefei memang tinggi, bukan salahku.” Ryou mengelak karena tingginya hanya 1,7 meter. Mereka sampai di depan loket, Jumbo menarik nafasnya, “Ayo masuk.” Pengunjung begitu ramai. Suasana studio Jason benar-benar luar biasa mewah. Ruang sinema bergema di segala penjuru. Sastry terkesima melihat semua perlengkapan studio, membayangkan apa rasanya berdiri di depan memainkan teater. Ketiganya sudah duduk di kursi masing-masing. Dark Ryou langsung meneliti tempat itu, mengidentifikasi pintu dan mengafal seragam dan kartu nama petugas. Mereka berencana untuk menculik Picilla yang katanya akan tampil malam ini. “Kau siap, Jumbo?’ tanya Dark Ryou tegas. Jumbo siap melindungi Sastry kapan pun. Selain itu dia juga punya urusan pribadi dengan studio Jason karena dia dulu mantan pemain di sana, “Ini agak personal, tapi aku tahu batasanku.” Dark Ryou langsung pergi meninggalkan kursinya untuk mencari Jason. “Sastry, tak usah khawatir. Aku bisa membedakan ketika dia bercanda saat di luar dan serius ketika berada di dalam studio ini. Kau bisa mengandalkannya.” “Aku tahu, jumbo. Aku tahu itu.” Sastry dan Jumbo juga pergi dari ruang sinema untuk mencari Picilla.   Bayang-bayang melintasi dua penjaga dengan wajah sangar. Mereka merasa melihat sesuatu dan memutuskan untuk berpatroli. Dark Ryou dengan mudahnya masuk ke ruang belakang. Dia kembali menyatu dalam bayangan di saat pelayan yang membawa makanan melintas dengan meja dorong. Ketika hendak memasuki sebuah ruang mencurigakan, bayangan Dark Ryou tak mampu melintas karena gelombang zonosphere menghalangi kekuatannya. Dark Ryou mencari jalan alternatif, bayangannya menembus jendela lalu keluar dan naik ke lantai tiga. Dia sampai di sebuah kamar tidur dengan kasur besar dan bath tube di dalam ruangan. Aroma kamar itu begitu harus, lilin menyala dan makanan di mejanya masih hangat. Ryou langsung bersembunyi dalam bayangan ketika seorang dari luar membuka pintu. Seorang gadis yang belum lama naik daun di internet masuk ke kamar itu bersama seorang pria paruh baya berperut bulat kencang. Dark Ryou bergerak perlahan keluar dari kamar itu dengan bayangannya. Jumbo dan Sastry menyamar menjadi penata rias. Mereka datang masuk ke belakang panggung dari pintu samping. Penjaga mempersilahkan mereka masuk meski awalnya sempat ditanya kenapa datang lebih awal. Bermodalkan nametag tiruan, mereka bisa menyusuri belakang panggung tanpa dicurigai. Selain itu, Jumbo masih ingat tata letak ruangan yang tak banyak berubah. Mereka mulai merias artis pendatang yang akan tampil sambil menunggu acara ke dua di jam sepuluh. Setelah menyusuri lorong yang penuh kamar seperti hotel, Ryou mendapat beberapa petunjuk. Para artis di lantai tiga itu masuk ke kamar dalam kondisi mabuk. Diduga dari anggur yang dia lihat sebelumnya di pintu masuk. Lalu dia juga mendengar percakapan bahwa Jason berada di lantai dua, kemungkinan besar ada di balik ruang mencurigakan yang dilindungi zonosphere tersebut. Ryou masuk lagi ke dalam bayangan, menyusuri tangga darurat lalu naik ke lantai empat. Dia melihat empat pria mencurigakan di sana sedang asyik merokok. Keempat orang itu memiliki jari sintetik, kemungkinan mereka cyborg penjaga yang sedang istirahat. Dark Ryou lewat begitu saja, bayangannya melintas tepat di depan empat orang itu. Mereka kaget dan mulai bergerak mencari sumber bayangan. Orang yang sedang dicari akhirnya datang. Jantung Sastry dan Jumbo berhenti sesaat ketika melihat ekspresi Picilla yang datar. Matanya bengkak, kantung matanya tebal, noda air mata tampak di pipi gadis putih nan tinggi itu. Dia ditemani oleh seorang pria berkacamata dan rambut belah tengah. Picilla duduk di kursi rias yang Sastry tunggu tanpa berucap sepatah kata. Sikapnya pada adiknya sendiri begitu dingin seperti tak kenal. Sekuat tenaga Sastry menutup kesedihannya. Teman Picilla duduk di kursi rias yang ditunggu Jumbo. Sastry melirik Jumbo yang kelihatan marah, dia berharap Jumbo bisa sabar karena Ryou masih belum menjawab kode yang barusan Sastry kirim. Perlahan Sastry membersihkan muka Picilla dengan kapas. Dilihatnya baik-baik wajah kakaknya yang penuh dengan penderitaan. Sastry ingin berkata tapi takut ketahuan, dia tahan sedikit lagi keinginannya untuk berkata rindu. Ryou mengirim pesan pada Sastry untuk segera pergi dari sana setelah dia melihat ada rombongan petugas Chimera Tech sedang bernegosiasi dengan Jason di ruangannya. Mereka membahas tentang penangkapan Sastry. Selain itu Ryou juga melihat seseorang yang tidak ingin dia temui di sana. Wajah Picilla sudah cantik sekarang, dia siap untuk bekerja. Tetapi tidak sebagai penyanyi teater seperti dulu di TV, melainkan sesuatu yang lain. Picilla pergi begitu saja tanpa memandang Sastry. Tak lama kemudian empat orang penjaga datang menangkap Sastry dan Jumbo. Alih-alih akan dipukul, ternyata Sastry dan Jumbo hanya diseret keluar studio melalui pintu belakang. Salah satu penjaga mengatakan jika mereka ingin mencari keributan, Jason akan menyiapkan tempat dan waktu yang pas. Ryou muncul dari balik bayangan setelah keempat penjaga menutup pintu, “Situasinya rumit, kita harus pergi.” Belum sempat mereka pergi, Anita menelepon agar Ryou ke klinik Asha sekarang. Ketika mereka sampai, Anita langsung bertanya tegas kenapa Ryou membakar Apartemen Peter. Sontak Ryou kaget mendengar fitnah tersebut. Sastry dan Jumbo langsung membela. Peter dan Asha yang diperban karena luka bakar mengatakan kalau keduanya melihat Ryou membakar Apartemen, “Tinju api itu, apa itu kau, Ryou?” Ryou langsung teringat pernah melawan cyborg yang meniru tinju apinya di pemakaman Rozhorg. Dia jelaskan kejadian saat Karin diserang oleh cyborg yang ditugaskan oleh Jason. Anita langsung menelepon petugas Kementerian Ketertiban Umum untuk mencari data distribusi cyborg Mi3. Setelah saling berbagi informasi, Ryou bertanya apa Peter atau Asha ada hubungan dengan Jason. Tetapi semua menggeleng tak pernah dengar nama tersebut.   Beberapa hari setelah meneliti lokasi yang diberikan Jason untuk bertemu, Ryou siap menemuinya di salah satu supermarket tak berpenghuni pinggiran Rozhorg. Sastry datang untuk meyakinkan Ryou sekali lagi bahwa dia tidak harus bertarung sendiri, “Ini bukan masalahmu saja, ini masalah kita.” Akhirnya Ryou pergi bersama Sastry dan Jumbo. Jason sudah menunggu di parkiran bawah tanah. Enam cyborg dengan jas rapi menjaga Jason dan seorang pria berkacamata di mobilnya. Ketika Ryou sampai, Jason langsung melirik Sastry, “Artis yang kalian inginkan ada di mobil sebelah sana.” Sebuah mobil terparkir di ujung bersama beberapa jeriken. Ryou mengedutkan dahi. “Jangan khawatir, dia hanya tidur siang di sana,” sambung Jason. Ryou bertanya apa yang diinginkan oleh Jason. Jika dia menginginkan Sastry atau Karin, dia harus mengalahkannya terlebih dahulu. Jason mengatakan kalau sebenarnya dia punya ide lain, “Aku tahu kau sudah memata-mataiku.” Dia kini meminta topeng coklat Karin sebagai tebusan. Ryou semakin penasaran kenapa orang seperti Jason menginginkan topeng Karin, “Siapa dirimu sebenarnya?” Jason tersenyum dari dalam mobilnya, “Pengusaha sukses!” Tatapan mata Ryou makin tajam, dia siap untuk menikam Jason kapan pun karena ada banyak bayangan di dalam sana. Enam cyborg yang menjaga Jason melangkah maju, Jason mengatakakan jika Ryou melawan dia akan menembak jeriken minyak di dekat mobil Picilla. Ryou belum berani maju masih menunggu momen. Sastry ditangkap oleh seorang cyborg. “Tembak!” tiba-tiba Jason memerintahkan anak buahnya untuk menembak jeriken. Sekejap Dark Ryou menghilang lalu muncul di depan jeriken untuk menahan peluru dengan tangannya. Dimensi terbelah, Tenacity muncul dari sebuah portal menebas cyborg yang menahan Sastry. Jumbo menembak cyborg lainnya yang lengah. Tangan Dark Ryou berdarah, dia senang adrenalinnya terpompa. Geraknya makin cepat, dia menghilang lalu muncul di samping mobil Jason siap menikam lehernya dengan kuku tajam. Seorang tak dikenal muncul dari dalam portal menendang Ryou hingga terjatuh sebelum berhasil membunuh Jason. Jason sudah pergi, kini tersisa enam cyborg dan seorang pria tak dikenal dengan topeng merah biru. “Cih! Imitasi!” Dark Ryou makin kesal dengan banyaknya kehadiran cyborg yang meniru dirinya. Dark Ryou menggabungkan topeng hitamnya dengan topeng merah. Api dari neraka langsung menyambar cyborg imitasi itu diikuti dengan tebasan tepat di leher dari belakang. Bongkahan Es langsung menahan serangan Dark Ryou. Ryou mundur, dia ingin tahu siapa orang itu. Keenam cyborg tipe Gen1 yang tak seberapa cepat dikalahkan Tenacity dan Jumbo. Cyborg misterius itu bernama Elementalist, “Berhati-hatilah dengan kekuatan topeng kalian sendiri. Jangan sampai kekuatannya menyerang orang yang kalian sayangi.” Suara robotnya mengagetkan Dark Ryou dan Tenacity yang sedang mengenakan topeng. Dark Ryou mencoba mengajaknya berkomunikasi namun Elementalist sudah dahulu bergerak. Dari tangan kanannya muncul tinju api yang sama persis dengan milik Ryou, dan tangan kirinya muncul hujan kristal es runcing seperti tebasan es Tenacity. “Dia meniru ‘Twister Flame’ dan ‘Crystal wave,’” Dark Ryou dan Tenacity menghindar. Di saat keduanya melancarkan serangan balasan, es dan api secara ajaib berbalik arah menyerang Tenacity dan Dark Ryou. Dark Ryou bangkit lagi, dia menancapkan pedangnya ke tanah dan melepaskan topeng merahnya. Dia ingin tahu apakah Elementalist mampu meniru topeng kegelapannya. Hilang dalam bayangan, berpindah tempat untuk mengecoh Elementalist, lalu ketika momennya tepat Dark Ryou menarik tangan kiri dan menusuk tangan kanan Elementalist. Ryou berhasil menguncinya, “Apa tujuanmu!” Asap tebal keluar dari tubuh Elementalist, dia melepas kedua tangannya lalu menendang Ryou. Tangan itu terbang lalu kembali ke badannya, dia pergi tanpa jejak. “Evriza. Tak salah lagi,” Dark Ryou ingat dengan perkataan David. Evriza hanya memiliki desain topeng api dan air, dia tak bisa meniru serangan dari topeng hitam Dark Ryou. Jumbo hendak menyelamatkan Picilla tetapi Sastry dan Dark Ryou melarangnya karena tidak merasakan keberadaan roh Picilla. “Biar aku saja.” Dark Ryou melangkah pelan, mengintip dari jendela melihat Picilla terkujur lemas tak bertenaga. “Jangan bilang dia sudah...” Sastry takut sekali. Dark Ryou memegang handel dan membukanya perlahan. Lalu terdengar suara click ketika pintu terbuka, “Lari!” Picilla yang di dalam hanyalah cyborg tiruan. Ryou langsung menghilang lalu muncul di samping Sastry menggenggam tangan kirinya. Tenacity menggenggam tangan kanan Sastry, bersama Ryou mereka mengeluarkan Sastry dari dalam gedung itu sebelum bom di dalam mobil meledak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN