"Aku nggak papa, Rel." Entah sudah keberapa kalinya Fania menjawab hal yang sama dari pertanyaan Farel yang sama pula. "Beneran nggak papa?" dan Farel masih ingin terus memastikan bahwa Fania memang baik-baik saja. Fania menghela napas panjang. "Iya, nggak papa. Liat deh, aku baik-baik aja kan?" Fania tersenyum lebar sambil membalas genggaman Farel di telapaknya. "Bekas infusnya udah nggak sakit?" Fania mempertahankan senyumnya sambil menggeleng. "Nggak sakit sama sekali," jawabnya. "Jangan sakit lagi ya, aku khawatir." "Khawatir, tapi kamu main pergi gitu aja tadi sore?" "Soalnya aku kira kamu selingkuh sama Pak Gibran," jawab Farel teramat polos. Fania langsung menghadiahi cubitan di perut Farel hingga lelaki itu mengaduh sakit. "Ngawur kamu kalau ngomong! Aku masih mau masuk sur

