bc

ISTRI BAR - BAR CEO DINGIN

book_age18+
5.4K
IKUTI
57.0K
BACA
comedy
sweet
serious
like
intro-logo
Uraian

Anggun adalah seorang gadis yang dikenal karena sifat bar-barnya.

Anggun yang pada saat itu tengah termakan api cemburu ketika melihat mantan pacarnya sedang b******u dengan gadis lain mendapat saran dari salah satu temannya untuk membalas dengan cara mencium salah satu pria yang berada di club pada malam itu. Anggun sempat menolak, namun gengsi dan egonya yang tinggi membuat ia akhirnya menuruti saran temannya. Sampai pada akhirnya pria yang dipilih Anggun adalah Devano, pria yang terkenal dingin.

Dan siapa sangka, karena kejadian malam itu, Anggun justru harus terjebak pernikahan dengan Devano.

Bagaimana kelanjutan ceritanya... ??

Apakah Anggun bisa melewati pernikahan bersama pria dingin bak kulkas berjalan yang baru saja dikenalnya?

Mari segera disimak....

chap-preview
Pratinjau gratis
CLUB
Suara dentuman musik yang memekakkan telinga tidak menyurutkan Anggun Putri Pratama dan ketiga temannya untuk beranjak dari Lians Club'-nama salah satu club' malam di kota itu. Gadis cantik yang terkenal dengan sifat bar bar itu memiliki tinggi tubuh 168 cm serta rambut lurus panjang sebatas pinggang itu kerap dipanggil Anggun. Dan Anggun kini tengah bersulang sambil bersenda gurau dengan ketiga temannya Amel, Erfi dan juga Jisa. "Cheers....." seru Anggun, Amel, Erfi dan juga Jisa serempak sambil mengangkat gelas minuman mereka. "Wah..., malam ini kita harus have fun pokoknya." teriak Jisa heboh karena suara musik yang keras membuat suara teriakannya menjadi samar. "Bener tuh! Kita harus habisin malam ini dan senang senang." Amel menimpali. "Iya pasti dong! Hahaha..." Erfi ikut membalas. "Pokoknya malam ini gue yang traktir..!" Anggun mengangkat gelas minumnya. Ia yang kerap di juluki ratu oleh ketiga temannya itu pasti akan selalu menjadi sasaran untuk mentraktir mereka saat makan atau minum dimanapun seperti saat ini. Namun Anggun tak pernah keberatan sekalipun akan hal itu. Ia justru merasa senang, karena kesenangan teman temannya adalah kesenangannya juga. "Sipp..." Amel mengangkat jempolnya untuk Anggun. "Hahaha..." mereka berempat kembali tertawa serempak. "Lo semua minum aja sampe puas!" seru Anggun sudah setengah mabuk. Tubuhnya meliak-liuk mengikuti alunan musik. "Eh, Gun, "Amel menyikut lengan Anggun saat melihat sesuatu yang mungkin akan bisa membuat Anggun marah setelah ini. Anggun lantas menoleh. "Ada apa?" tanya gadis itu. "Lo liat deh di sana! " Amel menunjuk kearah meja dimana ada seorang pria yang tengah duduk b******u dengan seorang wanita yang berpenampilan sexy. "Apaan sih, Mel?" Erfi mengikuti arah jari telunjuk Amel begitupun dengan Jisa. Erfi memicingkan matanya. "Itu bukannya si Dion 'kan? " tanya Erfi memastikan lalu kembali menatap Amel. "Eh,iya. Itu Dion." Jisa ikut berkomentar. "Dion sama siapa tuh, Gun?" tanya Jisa, mulai kepo. Mereka terus sibuk memperhatikan gadis yang bersama Dion karena jarak mereka yang cukup jauh ditambah lagi lampu yang remang remang membuat pandangan mereka menjadi kurang jelas. Namun walau begitu, mereka masih bisa melihat apa yang sedang Dion lakukan ditempatnya. "Gila! Si Dion main nyosor nyosor aja nggak tau tempat. " Amel geram ketika melihat adegan dimana Dion dengan tidak tau malunya mencium bibir wanita yang sedang bersamanya itu. Anggun membuang muka. Berusaha untuk acuh pada apa yang dilihatnya. "Bodo! Gue nggak peduli." gadis itu melengos, walau sebenarnya matanya terasa panas serta darahnya mulai mendidih saat menyaksikan mantan kekasihnya sedang b******u mesra dengan seorang wanita yang ia duga seorang wanita malam di club' itu. Erfi yang mulai peka lantas ikut mencibir. "Iya. Ngapain juga sih' kalian nunjuk Dion si manusia b******k itu ke Anggun? Kan' mereka udah putus." papar Erfi ikut kesal. Amel mencebik, menatap Erfi dengan sorot mata tajam. "Gue bukannya mau nunjukin! Tapi gue speechless aja gitu liatnya. Masa baru putus sama Anggun seminggu tapi dia udah berpaling ke cewek lain? " protes Amel membela diri. "Lo kaya nggak tau Dion aja. Dia tu badboy berdarah sadboy." Erfi kembali mencibir. "Najis banget gue, sumpah!" Jisa mendelik. "Udahlah. Ngapain sih' kalian jadi bahas Dion? Dia udah nggak penting buat gue. Lagian kita kesini kan' buat senang senang." papar Anggun menggerutu, mencoba menyembunyikan amarahnya yang sejak tadi sudah tersulut. Namun sebisa mungkin Anggun tahan karena gengsinya yang setinggi langit. Ia tidak menampik jika dirinya masih belum move on dari Dion. Jadi tidak salah jika Anggun merasa sedikit cemburu saat ini.Tapi dia berusaha untuk tidak menunjukkan hal itu pada ketiga temannya. Apa kata mereka jika seorang Anggun sang ratu malah gagal move on dari bad boy seperti Dion. "Sorry Gun, sorry..." ucap Erfi mulai paham. "Eh tapi, Gun. Lo nggak berniat buat ngebales Dion? " Amel kembali bersuara. Refleks tangan Erfi terangkat untuk menoyor kening Amel. "Hey, Anggun bilang dia nggak mau bahas Dion lagi. Kok malah lo nanya gitu?" salaknya semakin kesal. Apa kurang jelas ucapannya barusan yang menyuruh temannya itu untuk tidak membahas Dion lagi. "Ih, lo mingkem dulu kenapa? Ini gue lagi punya ide bagus soalnya. " Amel mengelus kepalanya. Anggun mengernyitkan kening. "Ide? Ide apa?" tanyanya mulai terpancing. "Ide lo jangan aneh aneh, Mel." sela Erfi. Ia tau jika temannya yang satu ini selalu memiliki ide aneh bahkan terbilang gila jika menyangkut mantan. "Ide apa?" ulang Anggun lagi. "Gimana kalo lo cari cowok disini dan lo juga ngelakuin hal yang sama kaya Dion." terang Amel seraya menarik turunkan alisnya. Mata Anggun memiliki tajam. "Maksud lo? " tanya gadis itu masih belum paham. "Lo cari salah satu cowok yang paling keren, yang paling ganteng dan yang pasti yang paling tajir disini. Lo sengaja ajak dia ngobrol, terus___" "Terus apa? " potong Anggun mulai curiga. "Terus lo cium atau kalo perlu lo cip*k tuh cowok sekalian biar Dion liat." ucap Amel berapi api. "Elo GILA!" Jisa berseru. Tentu terkejut dengan ide Amel. Anggun menggeleng seraya berdecak. "Ckk...lo tau kan gue nggak bakalan bisa ngelakuin itu." ucap Anggun sambil terus meminum brandi nya. Sekalipun dia terkenal akan sikap bar barnya, tapi ia tidak memiliki nyali segila itu untuk mengikuti saran yang Amel berikan. "Kan lo belum coba. Ayolah...! " Amel membujuk. Sumpah, ia benar benar ingin melihat bagaimana reaksi Dion ketika Anggun melakukan adegan yang ia paparkan tadi. Pasti sangat seru. "Jangan Gun, jangan dengerin Amel." sela Erfi mengibaskan kedua tangannya. Memberi nasihat agar Anggun menolak saran Amel itu. "Kalo gue setuju, Gun." Jisa ikut berceletuk sambil mangut mangut. "Gue pengen liat reaksi Dion ngeliat lo ciuman sama cowok lain. Dia pasti langsung mati kutu." lanjut Jisa lagi ikut membayangkan. "Ayo dong jangan kelamaan mikir! " Amel kembali bersuara karena merasa sidah tak sabar. Anggun tampak berpikir sejenak. Lau tiba tiba saja ia menggebrak meja. "Oke! Gue turutin nasehat lo pada." putus Anggun akhirnya yang kontan membuat temannya tersenyum riang kecuali Erfi yang justru tampak takut. "Gun!" tegur Erfi. Masih menjadi satu satunya teman yang masih waras disini karena kedua temannya itu sudah memberi ide gila pada Ratunya. Amel menepuk tangannya sesaat, sama sekali tak menghiraukan protes Erfi. "Fine! Sekarang kita cari kira kira cowok yang cocok buat dicium Anggun." Amel bersemangat. Matanya kini menyapu sekitar mencari sosok yang pas dengan kriteria yang dia jabarkan tadi. Sampai akhirnya ia menemukan seorang pria yang pas untuk Anggun jadikan bahan untuk memanasi Dion. "Nah itu, lo liat deh disebelah sana." Amel menunjuk kearah meja bar dimana terdapat seorang pria yang juga tengah minum seorang diri di sana. "Yang mana? " tanya Jisa celingukan. Begitu pula dengan Erfi yang sekarang malah terlihat mendukung ide gila Amel. "Cowok yang pake kemeja warna navy." ucap Amel. "Beuuh.., tuh cowok tampannya kelewatan." seru Jisa terus memperhatikan kearah pria yang Amel tunjuk. Anggun ikut menoleh, memperhatikan pria berkemeja navy tersebut dari tempatnya. Gadis itu lantas tersenyum, ia bisa melihat jika pria itu tidaklah buruk. Setidaknya bisa membuat Dion terlihat seperti cumi cumi jika dibandingkan dengan pria itu. "Gas keun, Gun." Erfi sekarang malah memberi semangat, berbanding terbalik dari sikapnya tadi yang melarang Anggun. "Gimana? Oke kan' pilihan gue? Kalo lo duduk di sana, pasti Dion bakalan liat lo." Amel menyombongkan diri. Jika menyangkut tentang cogan, Amel ini memang paling jagonya. "Apa bisa?" tanya Anggun kurang yakin. "Bisa. Pasti bisa! Gue yakin itu. " Amel menjawab yakin. "Oke kalo gitu. " Anggun meletakkan gelasnya di meja kemudian bangkit dari kursinya. "Eh, bentar bentar. " cegah Amel saat Anggun hendak melangkah. "Apalagi? " tanya Anggun kesal. "Rapiin dulu rambut lo. Ratu harus tampil cantik. " Amel merapikan rambut lurus nan panjang milik Anggun. "Oke. Sip! " Amel memberi dua jempolnya untuk Anggun. "Fighting...!"Jisa tak mau kalah, ia mengangkat tangannya yang sudah terkepal. Anggun pun mulai melenggang pergi. Melangkah kearah pria yang ditunjuk oleh Amel dan mendapat persetujuan teman temannya juga. "Hay ganteng. Boleh kenalan nggak? " ucap Anggun dengan percaya dirinya dan langsung duduk di samping pria yang kini menunjukkan wajah dinginnya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook