Part 23 - Sesuatu

1821 Kata
“Baiklah, kalau begitu kita harus ke gudang saat ini. kita akan pastikan kebenaran mengenai benda itu,” ajak Chan. Kimberly dan Gabriella setuju dengan ajakan Chan tersebut. Mereka harus memastikan apa yang dikatakan Gabriella adalah benar. Dan mereka berharap jika benda itu dapat menjadi petunjuk keberadaan Nicholas saat ini. Belum sempat beranjak dari tempat duduk mereka, mereka mendengar ada deru motor yang berhenti di depan rumah Kimberly. Chan, Kimberly, dan Gabriella menatap ke arah yang berhenti di depan gerbang rumah Kimberly itu. Orang-orang yang menaiki motor itu mengklakson motornya berulang kali. “Astaga, berisik sekali mereka,” ucap Chan. Chan pun berlari menuju gerbang rumah Kimberly dan membuka gerbang itu. “Lama sekali kau membukanya!” keluh seseorang yang berada dibalik helm fullface-nya itu. Beberapa orang yang menaiki motor itu memarkirkan motor mereka di halaman rumah Kimberly. Mereka turun dari motor mereka dan melepaskan helm yang mereka kenakan. “Hei, Chan,” sapa Samuel. “Hei, Sam,” Chan merangkul Samuel. Aktivitas saling merangkul saat mereka bertemu adalah hal yang biasa bagi mereka. Bahkan, mereka sering mempraktekkannya. “Chan!” sapa Dylan. Dylan pun langsung merangkul Chan. Kini Thomas yang merangkul Chan. “Ya, sudah, masuk saja yuk,” ajak Chan untuk masuk ke dalam rumah Kimberly. “Chan, kenapa kau sudah sampai di rumah Kim terlebih dahulu?” tanya Samuel. Biasanya, Chan sering datang bersama-sama atau datang paling akhir. Berbeda kali ini, Chan sudah datang terlebih dahulu daripada Samuel. Chan dan Kimberly saling menatap. Gabriella pun juga menatap mereka. Chan dan Kimberly memberikan tatapan tajam pada mereka untuk tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Artinya, Gabriella harus tutup mulut kali ini. Gabriella hanya mengangguk pasrah karena melihat tatapan tajam dari Chan dan Kimberly. “Tadi, aku pergi ke suatu tempat dan aku langsung saja ke sini. Maka dari itu, aku datang lebih dulu dari kalian,” Chan berbohong kepada mereka. Tentu saja ia tidak mau jika teman-temannya yang lain mengetahui masalah ini. “Oh, begitu rupanya,” Samuel melihat teman-temannya satu persatu. Ia merasa ada yang kurang. “Beth kemana? Apa ia tidak datang?” “Ya, ia tidak datang karena orangtuanya memaksa dirinya untuk memeriksakan dirinya pasca kejadian di hutan itu,” jelas Gabriella. Sebelumya, Gabriella sudah mengajak Elizabeth untuk datang ke rumah Kimberly lebih awal, namun Elizabeth mengatakan jika dirinya tidak bisa datang karena ia harus mematuhi permintaan orangtuanya. Meskipun hubungannya dengan orangtuanya tidak baik, namun ayah atau ibunya terkadang peduli dengan keadaannya. Seperti saat ini. entah apa yang terjadi antara ayah dan ibunya. Mereka berada di dalam satu rumah.  Saat Elizabeth mengatakan jika dirinya jatuh ke dalam jurang, mereka menyuruh Elizabeth untuk pergi ke dokter. Terkadang, Elizabeth tidak habis pikir dengan kedua orangtuanya itu. Masing-masing dari mereka memiliki pasangan masing-masing namun mereka sering bertemu jika mereka sedang berbaikan. “Bukankah Beth memiliki masalah pribadi dengan orangtuanya?” tanya Dylan. Saat mereka di hutan, Elizabeth menceritakan mengenai dirinya dan orangtuanya pada mereka. maka dari itu, mereka heran bagaimana bisa orangtua Elizabeth mengkhawatirkan keadaan perempuan itu? “Entahlah, aku juga tidak tahu.” “Kalau begitu, kita masuk saja ke dalam,” Kimberly mengajakteman-temannya untuk masuk ke dalam rumahnya. Kimberly membawa mereka ke ruang tamu yang sebelumnya mereka jadikan tempat tidur bagi mereka. Kimberly dan Gabriella pergi ke dapur untuk menyiapkan camilan dan minuman bagi teman-temannya. Saat di dapur, Gabriella menanyakan sesuatu pada perempuan berambut pirang itu. “Kim, serius kau tidak ada apa-apa dengan Chan?” Kimberly yang sedang menyiapkan minuman berupa sirup itupun menoleh ke arah Gabriella yang sedang mengeluarkan beberapa makanan ringan dari dalam almari. “Tidak, bagaimana mungkin aku menyukai Chan? Ada-ada saja.” Gabriella tidak percaya dengan ucapan Kimberly. “Aku tidak percaya.” “Terserah kau saja,” Kimberly sibuk membuat minuman itu. Tiba-tiba ada sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. Ia menoleh ke arah Gabriella yang sedang sibuk memilih makanan mana yang akan mereka sajikan. Kimberly pun memanggil Gabriella yang sedang asyik dengan aktivitasnya itu. “Gab?” Gabriella merasa namanya dipanggil, ia menoleh ke arah Kimberly. “Ya? Ada apa, Kim?” “Kau serius melihat sesuatu di gudang?” Gabriella yang tak yakin dengan jawabannya pun mencoba mengingat-ingat apakah yang dilihatnya itu benar atau salah. “Aku hanya melihatnya dari kejauhan, dan itupun hanya sekilas. Aku antara yakin dan tidak yakin jika benda itu adalah petunjuk. Namun, aku masih memikirkan jika benda itu adalah sebuah keramik, bagaimana Nick bisa hilang karena sebuah keramik itu?” Kimberly terdiam dan memikirkan jawaban atas pertanyaan dari Gabriella. “Entahlah, Gab. Aku bahkan belum bisa percaya dengan apa yang kau katakan. Aku bingung juga jika itu benar, bagaimana bisa sebuah keramik menjadi barang bukti atau jejak hilangnya Nick.” “Aku bahkan juga tidak percaya dengan diriku sendiri. Kalau begitu, kita segera bawa ini kepada mereka. Takutnya mereka curiga dnegan kita. Kita masih menyembunyikan ini dari mereka, bukan?” “Ya, benar katamu itu, Gab. Ya sudah mari kita bawa ini ke ruang tamu.” Kimberly dan Gabriella membawa makanan dan minumanitu menuju ruang tamu. Teman-teman laki-lakinya sepertinya sedang asyik membahas sesuatu. Saat mengetahui mereka datang membawa makanan dan minuman mereka merasa sangat senang sekali. “Thanks, guys!” Gabriella dan kimberly duduk di sofa yang masih kosong. Mereka sedang sibuk dengan makanan dan minuman yang sudah disajikan. Hal ini menyebabkan keheningan seketika di antara mereka. Gabriella penasaran dengan sesuatu. Akhirnya, ia menanyakannya kepada Samuel. “Sam?” Samuel merasa dirinya terpanggil. Ia langsung menoleh kearah Gabriella. “Bagaimana, Gab?” Gabriella terdiam sebentar sebelum melanjutkan pertanyaannya. “Apakah sudah ada kabar dari kepolisian? Apaka evakuasi sudah dilakukan?” Nampaknya, selain Gabriella, Thomas, Dylan, Chan, dan Kimberly juga penasaran denganhal tersebut. “Belum. Aku belum mendapatkan panggilan dari orangtua Nick. orangtua Nick berjanji akan mengatakan kepadaku jika pihak kepolisian akan melaksanakan pencarian Nick.” Terlihat dari ekspresi wajah mereka, mereka tampak kecewa dengan jawaban Samuel. Samuel menjadi merasa bersalah kepada mereka karena tidak membawa kabar baik yang membuat mereka bahagia. “Sam, apakah mungkin jika seandainya pihak kepolisian sudah menghubungi orangtua Nick namun kita tidak diberitahu? Bukankah orangtua Nick tidak menyarankan kita untuk ikut dalam pencarian?” ucap Thomas. “Aku juga berpikir demikian. Namun, bukankah mereka nantinya akan mencari ke sini? Pasti kau dan Samuel mengatakan jika Nick terakhir terlihat ada di daerah Little Forest dna rumah Kim, bukan?” menurut Dylan, tidak mungkin jika orangtua Nicholas tega menyembunyikannya kepada mereka. ditambah belum ada tanda-tanda evakuasi di rumah Kimberly dn Little Forest. “Apa yang dikatakan Dylan ada benarnya. Mereka juga belum terlihat di daerah sini, bukan? Jika mereka terlihat, itu artinya evakuasi sudah dilaksanakan. Jika belum terlihat itu artinya evakuasi belum dilakukan,” ucap Chan. Semenjak kedatangan dirinya semalam di rumah Kimberly, ia belum melihat ada tanda-tanda pihak kepolisian itu datang ke rumah ini.” “Kita hanya bisa menunggu saja. Namun, jika kita berdiam diri, bagaimana dengan nasib Nick yang belum ditemukan? Dan apakah mereka dalam kondisi baik-baik saja atau tidak,” meskipun ada sedikit kemungkinan baginya jika Nicholas sedang dlaam baik-baik saja, tetapi ia harus bersikap positif. Ia tidak ingin pikirannya negatif karena Nicholas belum ditemukan. Bagaimanapun juga, Nicholas akan segera ditemukan. Keheningan kembali mendatangi mereka. Chan merasa jika ini adlah waktu yang tepat untuk membicarakan mengenai apa yang ia curigai dan apa yang Gabriella lihat tadi pagi. Ia tidak bisa menutup ini sendiri. Teman-temannya juga berhak tahu mengenai masalah ini. Chan melihat kearah Kimberly dan Gabriella. Kimberly dan Gabriella merasa jika diri mereka sedang ditaatp oleh Chan. Akhirnya, mereka membals tatapan dari Chan itu. Mereka seperti mengenakan bahsa isyarat. Chanmengatakan jika ia ingin memberitahu masalah ini kepada Samuel dan yang lainnya. Namun, Kimberly dan Gabriella tidak bisa memahami bahsa isyarat yang diungkapkan oleh Chan itu. Hingga pada akhirnya, Samuel trsadar jika Chan, Kimberly, dan Gabriella sedang membicarakan sesuatu. “Kalian sedang membicarakan apa? Kenapa harus sembunyi-sembunyi mengatakannya? Apakah kalian merahasiakan sesuatu dari kita?” Thomas dan Dylan menatap Chan, Kimberly, dan Gabriella. Thomas dan Dylan juga ikut penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. “Kau menyembunyikan sesuatu dari kita, Chan?” tanya Thomas. “Katakan saja tidak masalah. Sebenarnya, apa yang terjadi?” Chan maju mundur untuk mengatakannya. Sedangkan Kimberly dan Gabriella hanya pasrah saja tidak ikut menimbrung ucapan mereka. Chan berdeham. Ia akan menceritakannya kepada teman-temannya itu. “Baiklah, aku akan cerita kepada kalian. Aku tegaskan di sini, ini hanyalah sebuah asumsi belaka saja. Aku juga tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Karena kita belum memeriksanya.” Samuel heran dengan ucapan Chan. Chan menyebutkan kata ‘kita’. Pasti ada seseorang yang juga menyembunyikan sesuatu dari Samuel. “Kita? Siapa yang mengetahui hal yang kau maksud selain dirimu, Chan?” Belum sempat Chan menyebutkan nama-namnya, ucapan Chan dipotong oleh Kimberly. “Aku, aku juga mengetahui hal yang dimaksud oleh Chan.” Tidak kalah dengan Kimberly, Gabriella pun ikut mengungkapkan jika dirinya terlibat dalam hal yang disembunyikan Chan. “Aku juga menyembunyikan apa yang dimaksud oleh Chan. Dan sebenarnya, aku juga mengetahui sebuah petunjuk namun aku tidak yakin dengan petunjuk tersebut.” “Kau menyembunyikannya dari aku?” “Bukan, bukan begitu maksudku Tommy. Dengarkan, aku menyembunyikannya ini karena suatu hal.” Mereka penasaran dengan hal itu. “Apa itu, Gab?” Gabriella menyerahkan hal ini kepada Chan. Biarkan laki-laki itu sja yang mengatakan hal yang sebenarnya kepada Samuel, Thomas, dan Dylan. “Sebentar, jadi, kau, Gaby, dan Kim bersengkokol untuk menyembunyikan ini dariku, Tommy, dan Sam?” tanya Dylan. “Ya, aku menyuruh mereka untuk tidak mengatakan hal ini kepada kalian,” balas Chan. “Kenapa?” “Menurutku, karena ini hanya sebuah asumsiku saja yang belum bisa aku buktikan kebenarannya. Jadi, aku meminta mereka untuk diam dan tidak mengatakan apapun kepada kalian. Jika sudah terbukti benar, aku akan mengatakannya kepada kalian.” Thomas masih penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. “Kenapa kau melibatkan Gaby dan Kim?” Sial. Tidak mungkin Chan menceritakan yang sebenarnya kepada mereka. Tidak mungkin jika ia mengatakan dari kejadian semalam yang membuatnya tidur satu kamar dengan Kimberly, lalu Gabriella datang memergoki mereka dan mereka saling mengatakan yang sebenarnya. Chan terpaksa berbohong kepada mereka lagi kali ini. “Sebenarnya, aku dan Gabriella datang terlebih dahulu ke sini tadi pagi. Karena Kim belum terbangundari tidurnya, kita akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah Kim. Akhirnya, kita melewati gudang dan masuk ke dalam gudang itu karena rasa penasaran. Saat masuk, kita melihat sesuatu yang hanya sekilas saja karena panggilan dari Kim yang membuat kita tidak jadi memeriksa lebih lanjut.” Chan berharap jka Samuel, Thomas, dan Dylan percaya pada ucapan Chan. “Jadi, kalian mencurigainya baru saja?” “Iya, Sam. Saat Kim meneleponku, aku dan Gaby langsung kembali ke rumah Kim dan bertemu di teras. Saat aku menceritakan pada Kim, ia ingin memastikannya lagi mengenai apa yang aku dan Gaby lihat.” Dylan mengangguk paham dengan perkataan Chan. Namun, ia masih penasaran dengan apa yang dilihat oleh Chan dan Gabriella sebenarnya. “Lalu, apa yang kau lihat sebenarnya?”    ***   To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN