"Lebih baik, aku tunggu di sini saja. Tapi, siapa laki-laki yang tidur dengan Kim, ya? Aku merasa seperti tidak asing dengan laki-laki itu. Astaga, Kim. Ternyata kau mempunyai kekasih dan kau tidak memberitahuku. Awas saja nanti," ucap Gabriella yang saat ini duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.
Gabriella sudah setengah jam menunggu Kimberly keluar dari kamarnya. Namun, Kimberly belum keluar juga. Gabriella merasa bosan karena menunggu perempuan itu. Untuk menghilangkan rasa bosannya, ia keluar dari rumah ini dan berjalan-jalan di sekelilingnya. Ia berjalan melewati gudang. Ia menyadari bahwa gudang ini terbuka. Padahal, seingat Gabriella, gudang ini sudah ditutup oleh Samuel. Namun, bagaimana bisa pintu ini terbuka?
“Pasti Kim yang membuka gudang ini. Tapi, kapan ia membukanya? Tidak mungkin ia membukanya di malam hari. Kimberly adalah orang yang penakut.” Saat Gabriella berinisiatif untuk menutup pintu gudang itu, entah kenapa ia ingin sekali masuk ke gudang itu. Dengan segala pertimbangan, akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam gudang itu.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gudang. Ia tidak menemukan apapun selain barang-barang yang ada di gudang. Ia melangkahkan kakinya semakin ke dalam. Hingga pada akhirnya, Gabriella menemukan sesuatu yang aneh. Ia tidak tahu apa itu sebenarnya. Ia mendekat ke sesuatu yang menurutnya aneh itu. Saat jaraknya dengan benda itu semakin dekat, ponselnya berdering.
Kimberly.
Dengan sigap, Gabriella menjawab panggilan dari Kimberly.
“Hai, Gab. Kau sudah sampai rumahku?” tanya Kimberly dalam panggilan suara itu.
“Ya, aku sudah sampai rumahmu. Saat aku masuk kamarmu…” tiba-tiba ucapan Gabriella dipotong oleh Kimberly.
“WHAT? KAU MASUK KAMARKU?”
Gabriella menjauhkan ponselnya tiba-tiba. Kimberly mengatakannya dengan sangat keras yang membuatnya terkejut. “Astaga, kenapa kau berbicara dengan berteriak? Bukankah aku sudah sering masuk ke kamarmu tiba-tiba?”
“Iya, tapi kau…shit!”
“Kau mengumpat padaku?”
“Bukan, bukan begitu.” Terdengar dari suaranya, sepertinya Kimberly sedang membangunkan laki-laki itu dan berdebat dengannya. Pasti Kimberly tidak ingin jika laki-laki itu diketahui oleh Gabriella.
Gabriella ingin menggoda Kimberly. Karena Kimberly sudah bangun, Gabriella berjalan menuju rumah Kimberly. Ia ingin Mengetahui siapa laki-laki yang bersama Kimberly tadi. Gabriella melupakan sejenak sesuatu yang ia lihat tadi. “Siapa laki-laki yang berada di kamarmu tadi?”
Tidak ada balasan dari Kimberly. Gabriella tahu pasti perempuan itu panik karena ketahuan membawa seorang laki-laki ke rumahnya.
“Hah? Kau salah lihat. Tidak ada siapa-siapa di sini. Kau ada di mana, Gab?” ucap Kimberly.
“Aku ada di taman rumahmu. Aku sedang berjalan-jalan sambil menunggumu bangun. Tapi, kau lama sekali,” Gabriella berbohong kali ini. Jika ia jujur, pasti ia tidak akan menemui laki-laki itu. Entah laki-laki itu akan disembunyikan Kimberly atau yang lainnya.
Gabriella berjalan melewati teras rumah Kimberly. Ia melihat motor di halaman rumah Kimberly. Pasti ini milik laki-laki yang bersama Kimberly. Ini artinya, laki-laki itu belum pergi dari sini. Ini kesempatan Gabriella untuk menemui laki-laki itu. Ia sangat penasaran dengan sosok laki-laki yang berada di kamar Kimberly.
“Apa kau serius?”
“Ya, tentu saja,” saat hendak masuk ke dalam rumah Kimberly, ia berpapasan dengan Kimberly dan laki-laki yang ada di belakang Kimberly. Awalnya, lelaki itu belum menampakkan wajahnya karena setengah badannya tertutupi oleh pintu rumah Kimberly. Sepetinya laki-laki itu tidak sadar jika ada Gabriella di sini. Hingga pada akhirnya, laki-laki itu menampakkan wajahnya. Betapa terkejutnya mereka saat melihat satu sama lain.
“CHAN?”
“Gaby?”
Kimberly menutupi mukanya. Ia terpergok oleh Gabriella jika lki-laki yang bersamanya adalah sahabatnya sendiri, yaitu Chan.
“ASTAGA, KIM! Ternyata laki-laki yang tidur denganmu itu Chan?” Gabriella merasa sangat syok melihat Chan dan Kimberly bersama saat ini. Ia tidak menyangka jika mereka diam-diam menjalin hubungan di belakangnya.
“Astaga! Aku tidak tidur dengannya. Ceritanya rumit, tapi aku mohon padamu jangan bilang kepada teman-teman yang lain, please,” pinta Kimberly. Sungguh, ia tidak melakukan apapun dengan Chan. Kimberly hanya takut jika harus tidur sendiri setelah kejadian di gudang semalam.
“Aku mohon padamu, jangan bicarakan hal ini, oke? Aku hanya menemani Kim karena semalam ia ketakutan di rumah sendiri,” jelas Chan pada Gabriella.
Gabriella mengernyitkan dahinya. “Jika itu benar, kenapa Kim tidak menghubungi atau menghubungi Beth saja. Kenapa malah menghubungimu?”
Kimberly merasa kehabisan kata-kata untuk menjelaskan hal ini pada Gabriella. Tentu saja, Kimberly tidak ingin Gabriella salah paham dengan hal ini. “Bukankah sudah kukatakan padamu bahwa ceritanya rumit?”
“Ya…tetapi aku masih penasaran apa yang rumit? Dan, apakah kalian memiliki hubungan khusus?” tanya Gabriella seakan-akan mereka berdua adalah tersangka.
“Tidak. bagaimana mungkin aku memiliki hubungan khusus dengan temanku sendiri? Tidak!” ucap Kimberly. Mendengar hal itu, entah kenapa ada perasaan sedih di dalam benak Chan.
Chan melupakan rasa sedihnya sesaat. Ia harus menjelaskan apa yang dilihat Gabriella mengenai dirinya dan Kimberly. “Oke, akan kuceritakan padamu, tapi kau harus berjanji padaku, jangan bicarakan apa yang sudah kau lihat karena itu tidak seperti apa yang ada dipikiramu, dan yang kedua ini masih rahasia antara aku dan Kim. Karena kau datang dan penasaran, jadi ini adalah rahasia kita bertiga.”
“Baiklah, Chan. Aku setuju.”
“Kalau begitu, kita duduk saja di kursi,” Kimberly mengajak mereka untuk duduk di kursi yang ada di teras rumahnya. Mereka mengikuti langkah Kimberly dan duduk di atas kursi yang terbuat dari rotan itu.
“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi semalam hingga kalian berdua seperti ini?”
Kimberly dan Chan nampak sedang bertatap-tatapan. Mereka bingung siapa yang harus menceritakan hal ini kepada Gabriella.
Gabriella melihat tingkah mereka berdua. “Astaga, cepat ceritakan sebelum teman-teman yang lain datang.”
Chan melihat ke arah jam tangan yang ada di tangan kirinya. Yang dikatakan Gabriella benar, pasti sebentar laki teman-temannya yang lain akan segera datang. “Baiklah aku akan bercerita.”
Chan terdiam sebentar. Gabriella merasa sudah sangat tidak sabar. Sedangkan Kimberly hanya bisa terdiam melihat Chan dan Gabriella saling fokus satu sama lain.
“Astaga, tunggu apalagi?” ucap Gabriella yang tidak sabaran.
“Kau sangat bawel sekali dan tidak sabaran, Gab,” kini Kimberly ikut membuka suara.
Akhirnya, Chan menceritakan apa yang terjadi semalam pada Gabriella. “Sebenarnya, beberapa waktu yang lalu, aku merasakan ada hal yang aneh saat kita melintasi gudang. Apa kau menyadari jika tikar yang akan diambil oleh Nick tergeletak begitu saja?”
Gabriella menanggapinya dengan menggelengkan kepalanya.
“Dari situlah, aku curiga bagaimana bisa tikar itu tergeletak begitu saja? Dan ada sebuah kursi yang ada di depan almari. Dan kau tahu apa artinya itu?”
Gabriella sepertinya paham dengan apa yang dimaksud oleh Chan. “Ya, sepertinya aku paham maksudmu. Kau berpikir, Nick mengambil tikar yang ada di atas almari menggunakan kursi, setelah mengambilnya, tikar itu tergeletak di bawah begitu saja, bukan?”
“Benar sekali.”
“Itu artinya…kecil kemungkinan jika Nick pergi dari rumah ini? Maksudku, dia sudah masuk ke dalam gudang, bukan? Pasti ada sesuatu yang membuanya meninggalkan tikar itu begitu saja.”
“Exactly!”
“Lalu, apa hubungannya dengan kalian berdua?”
Kini, Kimberly yang menjawab pertanyaan dari Gabriella itu. “Setelah kalian pulang dari rumahku, aku merasa ada sesuatu yang aneh. Satu-satunya tempat yang dikunjungi Nick adalah gudang, namun, bagaimana bisa dia menghilang begitu saja? Padahal kita sudah mencarinya kemana-mana namun tidak ada jejak dari dirinya. Akhirnya, aku menghubungi Chan untuk menanyakan apa yang ia lihat saat melewati gudang. Karena aku melihat Chan seperti menatap aneh pada sesuatu. Akhirnya, aku dan Chan semalam mencari tahu mengenai hal itu.”
Gabriella kini paham apa yang mereka katakan. Itu semua terdengar masuk akal meskipun belum tentu benar. “Lalu, kenapa kau tidak memberitahu kita?”
“Karena ini hanya asumsiku saja dan itu belum tentu benar. Jika apa yang aku curigai benar, aku akan mengatakannya pada kalian,” jawab Chan.
“Dan hasilnya bagaimana?”
“Hasilnya, benar tikar itu tergeletak begitu saja di bawah, namun, kita belum menemukan sesuatu yang aneh itu. Aku hanya menemukan kucing,” jawab Kimberly.
“Kucing?”
“Ya, seekor kucing. Karena kucing itu, kita tidak melakukan pencarian lebih lanjut. Selain keadaan gudang sangat gelap, Kim juga marah padaku karena aku meninggalkannya begitu saja.”
“Lalu kalian di kamar….”
“Tidak. aku tidak melakukan apapun. Kim memintaku untuk menemaninya. Karena aku meninggalkannya sendiri di gudang, ia merasa takut jika harus sendirian mala mini. Jadi, aku menemaninya,” jelas Chan pada Gabriella.
“Baiklah, aku tidak akan mengatakannya kepada yang lain,” tiba-tiba Gabriella teringat dengan suatu hal yang ia lihat di gudang tadi. “Sepertinya, aku mengetahui jawaban atas rasa penasaran kalian.”
Chan dan Kimberly tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Gabriella. “Apa yang kau maksud?”
“Jadi, saat aku datang ke kamarmu tadi, aku melihat kalian sedang tertidur. Akhirnya, aku kembali ke ruang tamu dan duduk di sana selama beberapa menit. Karena aku merasa bosan, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahmu. Kemudian, aku melewati gudang. Aku penasaran mengapa pintu gudangnya terbuka, padahal sebelumnya gudang ini tertutup. Tidak mungkin Kim berani ke gudang sendirian malam-malam. Akhirnya, aku memutuskan untuk masuk ke dalam gudang itu. Aku melihat-lihat apa yang ada di gudang itu dan akhirnya aku menemukan sesuatu. Saat hendak melihat detail mengenai benda itu, Kim meneleponku dan aku meninggalkan benda itu tanpa sempat aku melihatnya lebih rinci,” jelas Gabriella. Ia tidak dapat memastikan dengan jelas benda apa yang ia lihat di dalam gudang itu. Namun, baginya benda itu sedikit ada keanehan.
Mereka terdiam setelah mendengarkan penjelasan dari Gabriella.
“KAU SERIUS?” tanya Kimberly. Ia semalam tidak menemukan apapun, padahal ia merasa sudah mencari dengan fokus dan rinci. Namun, ia tetap tidak menemukan keanehan yang dimaksud.
“Iya, aku serius.”
“Benda seperti apa itu, Gab?” tanya Chan yang tertarik dengan penjelasan dari Gabriella. Ia merasa jika asumsi-asumsinya benar. Nicholas pasti melihat benda itu secara tiba-tiba yang membuat dirinya terfokuskan dengan hal yang lain.
Gabriella berusaha mengingat dengan jelas benda itu. Namun, ia tidak bisa menjelaskannya kepada mereka. ia hanya melihat sekilas saja. “Aku tidak bisa menjelaskannya kepada kalian. Aku tidak melihat dengan jelas benda apa itu. Sejauh yang ku ingat. Itu mirip sebuah keramik atau semacamnya yang seperti terlepas dari lantai. Ah, bagaimana caranya aku menjelaskan kepada kalian.”
Chan masih tidak paham dengan yang dikatakan oleh Gabriella. “Keramik? Lantai? Apa maksudmu?”
Gabriella merasa pusing saat ini. ia tidak dapat mengingat dengan baik apa yang ia lihat. Meskipun matahari sudah menampakkan sinarnya, sayangnya cahaya matahari tidak sepenuhnya masuk ke dalam gudang. Sehingga masih ada kegelapan di dalam gudang itu meskipun tidak segelap di malam hari. “Entahlah. Lebih baik kita pergi langsung ke gudang dan melihat mengenai kejelasan dari benda itu. Aku bahkan juga tidak yakin apa itu benda yang aneh atau yang lainnya. Tapi, hatiku berkata jika itu ad hubungannya dengan Nick.”
“Baiklah, kalau begitu kita harus ke gudang saat ini. kita akan pastikan kebenaran mengenai benda itu,” ajak Chan.
Kimberly dan Gabriella setuju dengan ajakan Chan tersebut. Mereka harus memastikan apa yang dikatakan Gabriella adalah benar. Dan mereka berharap jika benda itu dapat menjadi petunjuk keberadaan Nicholas saat ini.
Belum sempat beranjak dari tempat duduk mereka, mereka mendengar ada deru motor yang berhenti di depan rumah Kimberly.
***
To be continued