Setelah itu, keadaan hening, hanya suara napasku yang terengah-engah saja yang memenuhi tempat ini, aku tak dapat mencium bau dari tubuh terbakar itu, aneh rasanya. Kulihat tiga mayat itu keadaannya mengerikan dan membuat perut bergolak, rasanya ingin muntah saja, badanku terasa sangat lemas dan tak bertenaga. Keberadaan wanita itu sudah hilang, saat ini aku sudah sepenuhnya mengambil alih tubuhku lagi.
“Oh ya, sepertinya rasa dan sensasi setelah kerasukan akan selalu seperti ini.” Aku menggumam pelan.
Saat aku akan melangkah pergi meninggalkan tempat kejadian karena tak tahan melihat keadaan mayat-mayat itu, tiba-tiba saja salah ponsel seseorang pria itu berdering, aku penasaran dengan itu dan kuputuskan untuk memeriksanya, mengambil ponsel dari mayat yang keadaannya mengerikan jelas tak akan kulakukan untuk kedua kalinya, aku juga bahkan sampai memejamkan mata agar tak melihat mereka.
Aku berhasil mengambil ponsel itu, kutekan tombol untuk menyalakan layarnya. Ketika layar menyala, indikator panggilan masuk tampak jelas, tapi di sana juga ada kode yang harus kucantumkan untuk membuka kunci layar. Di sana tampak ada pemindai sidik jari yang menjadi kunci layarnya.
“Bagus, hanya kunci layar sidik jari.” Aku segera mengambil tangan pria memiliki ponsel tanpa mau memandang badannya dan segera mencocokkan jempol ke arah layar. Setelah layar terbuka, aku melihat nomornya dan langsung mengangkat panggilan. Aku tak akan bicara sebelum si penelepon bicara duluan.
“Bagaimana? Jangan mulai tanpaku! Aku akan membuat video bagus tentang dia.” Si penelepon langsung berbicara. Aku tak asing lagi dengan suara ini, aku yakin jika itu adalah suara Meghan, oh s**l jadi semua ini adalah perbuatannya. Aku benar-benar kesal padanya, “jika sudah sadar. Beri dia beberapa pukulan, telanjangi boleh. Terserah kalian.” Dia mengimbuhkan.
Mendengar kalimat perintah itu darinya, aku benar-benar murka. Jadi semua ini adalah ulahnya? Jadi penculikan ini adalah atas perintah Meghan? Lalu apa yang dikatakannya barusan? Dia ingin menghancurkan hidupku dengan cara seperti ini? Yang benar saja, ini sudah benar-benar keterlaluan.
“Meghan! Jadi semua ini adalah perbuatannya busukmu!” bentakku. “Berani sekali kau berbuat sejahat ini, kau ingin menghancurkanku? Kenapa? Bagaimana bisa kau melakukan tindakan semacam ini? Menyuruh mereka untuk memerkosaku? Menghancurkan seluruh hidup dan masa depanku, tindakanmu sudah keterlaluan!” Aku berteriak padanya. Rasanya sangat kesal mengetahui jika semua ini merupakan perbuatannya, aku jadi benar-benar menyesal telah menyelamatkan dirinya waktu itu, harusnya saat itu kubiarkan saja dia dan teman-temannya tergeletak begitu saja sampai ada orang lain–yang kemungkinan hari berikutnya—baru akan ada seseorang yang melihat mereka di sana. Kebencianku sudah pada tahap paling tinggi dan paling kuat padanya.
“Kau ... kau .... Bagaimana bisa kau yang menjawab?” tanyanya dengan terkejut, sama sekali tak memedulikan setiap perkataanku sebelumnya.
“Kenapa tak datang sendiri ke sini dan lihat dengan matamu apa yang mampu kulakukan! Aku juga tak akan keberatan untuk mematahkan beberapa tulangmu, tak akan ada bantuan apa-apa, hanya kau dan aku saja.” Segera saja aku menantangnya untuk berhadapan langsung denganku. Panggilan tiba-tiba terputus, sepertinya ia langsung mematikan sambungan.
“Meghan!” Aku berteriak padanya, tapi sia-sia saja, segera kubanting ponsel di tanganku dengan sangat keras ke lantai.
“Oh, berengsek sekali dia, melakukan cara kotor semacam ini untuk menjebakku!” Aku berteriak seperti orang yang sudah tak waras. Aku tak peduli dengan itu, aku juga tak peduli dengan mayat-mayat yang ada di sekitarku. Saat ini aku sangat marah, benar-benar marah pada Meghan, aku benar-benar telah menyesal karena sudah menyelamatkan nyawanya kemarin, harusnya kubiarkan saja dia dan teman-temannya seperti itu. Ingin rasanya aku datang langsung padanya lalu membalas segala yang telah dia lakukan selama ini.
Setelah ini, tak ada lagi yang namanya mengalah, aku tak akan diam saja jika melihatnya. Tak peduli aku menjadi orang jahat atau apa pun. Yang terpenting adalah aku harus balas dendam padanya.
“Memang apa sih dosaku padanya? Seingatku, selain yang terakhir kali, aku sama sekali tak pernah berbuat kesalahan padanya, bagaimana bisa dia sejahat itu padaku hingga memiliki pemikiran sejahat ini untuk menghancurkan hidupku?” Aku bertanya dengan frustrasi.
Sepertinya aku dan dia akan selalu dan selamanya menjadi musuh, bagaimana bisa masalahku masalah semakin bertambah parah, kini selain para fey itu yang mengincarku, ada banyak makhluk aneh hitam yang juga menginginkanku. Oh Tuhan, apakah aku sejahat itu pada kehidupanku yang sebelumnya? Apakah aku makhluk terjatuh sehingga karmaku terus berlanjut pada kehidupanku yang sekarang?
“Awas saja, aku akan membalas ini, sama sekali tak akan kulupakan apa yang ia perbuat padaku.”
Saat kemarahanku meluap dan ingin melampiaskan semua ini, tiba-tiba saja kepalaku pusing dengan tubuh yang sama sekali tak dapat kugerakkan, aku jatuh ke lantai dan semuanya menjadi gelap. Oh ya ampun, tidak lagi.
***
Aku membuka mata, rasanya sangat lemas dan lelah, tapi aku dapat menggerakkan mata dan bagian tubuh lainnya. Saat kusadari, aku berada di kursi mobil Van yang jelas aku ingat jika ini adalah tempat dudukku sebelumnya, oh apa aku yang pingsan langsung diculik lagi? Apa Meghan benar-benar datang dan melihatku yang pingsan kemudian membawaku ke tempat lain untuk dibunuh? Jika itu yang terjadi, aku jadi menyesal telah menantang dia datang.
Karena rasa panik, segera saja kugerakkan tubuhku. Aku tak terikat, tak ada yang menyumpal mulutku, sekujur tubuhku benar-benar bebas dan
“Aw ....” Aku terjatuh ke bawah kursi karena berusaha menggerakkan tubuh.
“Oh, sudah bangun ya. Kukira Nona akan tidur lebih lama lagi.” Suara itu, aku kenal dengan suara pria itu, meski baru sekali, tapi aku tak melupakan suara itu.
Maka dengan agak kesusahan, aku segera beranjak lalu kembali duduk di kursi penumpang. Setelahnya aku segera menoleh ke arah depan di mana mataku langsung melihat seorang pemuda berambut merah tengah mengemudi. Oke, ternyata bukan penjahat yang menculikku lagi, karena itu akan sangat berengsek dan terlalu menyiksaku jika benar-benar terjadi sungguhan. Tapi tunggu dulu, kenapa ada dia di sini?
“Kau?” tanyaku pelan, pasang mataku tertuju ke arahnya dengan telunjuk kanan mengarah padanya. Pemuda itu ... dia adalah pria yang bertemu denganku beberapa hari lalu di dalam bus. Jika tak salah, namanya adalah Chadrish.
“Nona harusnya mengingatku, kuharap. Waktu itu kita bertemu di dalam bus.” Dia mengingatkanku, tentu saja aku ingat dengannya.
“Ya, aku ingat denganmu. Kau Chadrish.” Aku agak menunduk dan menyahut dengan lemas, tanganku memegangi kepala karena masih agak pusingーditambah sedikit sakit akibat tadi jatuh. Kenapa aku merasa lemas dan pusing ya? Apa ini efek samping lain dari kerasukan? Uh, sepertinya memang tak nyaman dan hasil dari kerasukan selalu seperti ini. Berakhir dengan tubuhku yang lelah dan tak bertenaga.
“Ada apa? Apa ada yang salah denganku?” Ia bertanya. Aku menggeleng lemah sebagai jawaban dari pertanyaannya.
“Entah, sepertinya aku bermimpi aneh. Bagaimana kau ada di sini? Tak mungkin kau kebetulan lewat dan menolongku.” Aku menggumam pelan dan bertanya-tanya padanya. “Rasanya aku tak seberuntung itu sehingga pertolongan datang terlalu cepat,” sambungku. Uh, sepertinya ku butuh makanan, rasanya aku benar-benar lemas dengan perut yang keroncongan.
“Aku pelindungmu, kurang lebih. Jadi apa mimpimu?” Aku memandang ke depan, sekali dia menoleh padaku sambil menyunggingkan senyum, lalu dia kembali memperhatikan jalan di depan sana.
“Sebelumnya, aku melihatmu berbentuk burung, mungkin hanya mimpi,” jawabku dengan nada yang masih sama. Aku sulit untuk berbicara dengan normal. Oh iya, entah kenapa aku memiliki mimpi jika sebelumnya ada burung putih yang datang lalu berubah wujud menjadi sosok Chadrish, setelahnya ia membawaku pergi.
“Itu memang aku.” Dia menjawab dengan ringan.
“Apa?”