Adel datang ke lapangan basket dan terlihat Raka sedang asyik bermain basket sendiri. Adel langsung menyimpan tas dan berjalan untuk bergabung di lapangan. Ia merebut bola dari tangan Raka, membuat Raka tersentak kaget.
“Adel? Lu kok di sini? Kaki lu udah gak apa-apa, emang?” tanya Raka melihat Adel memainkan bola basketnya dengan kaki yang pincang.
“Udah mendingan,” jawab Adel memasukkan bola ke dalam ring basket.
“Oh iya lu besok ikut kegiatan kemping di kampus?” tanya Adel.
“Nggak, gue males,” jawab Raka. “Lu ikut?”
“Awalnya mau, tapi kondisi gue yang begini takutnya malah ngerepotin yang lain.”
“Ya udah mending lu di sini aja,” ucap Raka.
Mereka kembali bermain basket dengan Raka yang memilih mengalah dan membiarkan Adel yang bermain pelan.
“Ah!”
Adel berteriak saat kakinya terasa sakit hingga ia membungkuk dan sulit bergerak. Raka dengan sigap menggendong tubuh Adel dan membawanya ke kursi di sisi lapangan.
“Ssshhhh... sakit banget,” ringis Adel.
“Lurusin kaki lu, biar gue pijitin pelan-pelan yah.” Raka duduk rengkuh di depan Adel dan menyimpan kaki Adel di pahanya yang kemudian ia pijit perlahan.
Adel menatap wajah tampan Raka dengan penuh haru.
“Kenapa? Ada yang aneh di muka gue?” tanya Raka.
“Nggak,” jawab Adel.
“Entah kenapa lu mirip banget sama mendiang nyokap gue. Dulu dia yang paling khawatir dan bergerak cepat untuk mengobati gue kalau gue jatuh atau terluka,” seru Adel tampak sedih mengingat mendiang Ibunya.
“Ck, emangnya muka gue mirip emak emak?” canda Raka berusaha mencairkan suasana supaya Adel tak bersedih.
“Bukan itu, astaga. Gue cuma seneng aja dengan kehadiran lu, gue jadi gak merasa kehilangan nyokap,” ucap Adel.
Raka menyimpan kaki Adel di tanah dan beranjak dari duduknya. Ia mengambil duduk di samping Adel. Dan tanpa di sangka-sangka ia mencubit hidung mancung Adel.
“Sakit tau!” keluh Adel mengelus hidungnya.
“Gue seneng kalau bisa bermanfaat buat lu, sebagai sahabat, gue berguna kan?” kekehnya menatap manik mata Adel yang di balas tatapan oleh Adel dengan senyumanya.
Ꙭ
Terlihat Desi sedang mempersiapkan packing untuk mengikuti kegiatan camping di kampus, di bantu oleh Adelia.
“Kakak kenapa gak jadi ikut?” tanya Desi.
“Maaf Des, kakiku masih belum sembuh dan aku takut malah merepotkan orang-orang di sana,” seru Adel. “Kamu baik-baik di sana, jangan sampai melanggar aturan. Di sana juga nanti akan ada Bara, entahlah kalau Raka. Yang jelas aku sudah menitipkan kamu sama Bara.”
“Ck, Kakak pikir aku ini anak kecil, pake di titipin segala,” keluh Desi membuat Adelia terkekeh.
“Aku hanya mengkhawatirkanmu, kalau begini kan aku juga jadi tenang, begitu juga Papa dan Tante.”
“Baiklah Kakakku tersayang,” ucap Desi dengan senyuman lebarnya.
Raka, Adel, Mila dan Jeta tidak ikut kegiatan camping, yang ikut hanya Bara, Rinrin dan Dendi.
Pagi itu Desi sudah berpamitan kepada semua orang, di jemput oleh Raka menuju ke kampus. Adel tidak ke kampus karena memang tak ada jadwal kuliah hari ini. Setelah kepergian Desi, ternyata tante Rani juga pergi ke rumah salah satu temannya.
“Kamu gak ada kegiatan kemana-mana?” tanya Fram saat kini mereka hanya berdua di ruang keluarga.
“Tidak, kenapa Pa?” tanya Adel.
“Bagaimana kalau kamu ikut Papa ke Palembang, Papa ada pekerjaan di sana. Lagipula Tante kamu sering menginap di rumah temannya, kamu masa sendirian di sini,” seru Fram.
“Tidak apa-apa gitu, Pa?” tanya Adel.
“Ya tidak, daripada bosan di rumah terus,” seru Fram penuh pengertian.
“Tapi ajak anak-anak yah,” seru Adel diiringi cengiran lebarnya.
“Ajaklah, besok kita berangkat.”
“Ah siap Bos,” kekeh Adel. Dan tidak menunggu lama lagi langsung mengetik sesuatu di handphone nya.
Group Wara-Wiri
Adel : Ada yang mau ikut liburan gratisan kagak?
Mila : Kemana nih?
Jeta : Mantap jiwa! Hayu lah Del, daripada uratan nih diem di rumah long weekend cuy...
Rinrin : Kejem lu yeh Del, ngajakin liburan di saat gue udah berangkat kegiatan kampus.
Dendi : Pilih kasih!
Jeta : DL, Alias Derita Lu lu pada...
Raka : Liburan kemana?
Adel : Maafkan daku kawan-kawan yang sedang mengemban tugas, hihi. Habis Bokap baru kasih tau barusan banget.
Milla : Liburan kemana?
Adel : Ke Palembang, kebetulan bokap ada tugas ke sana, dan ngajakin kita untuk ikut kesana.
Jeta : Uhuyy... semoga ada yang nyantol sama gadis gadis Sumatera...
Dendi : Cewek mulu di pikiran lu, Kadal!
Jeta : Syirik tanda tak mampu... (Emot melelet)
Raka : Ikut ah, kapan berangkatnya?
Rinrin : Semangat banget padaan! Ih rasanya gue pengen nyolong pintu doraemon biar bisa ikut, huhuhu
Jeta : Sabar Nyai, nanti Akang kirimkan foto-foto di sana kepada Nyai, biar makin kesemsem...
Rinrin : Najis Tralalala....!!!
Denda : Tega Uyy, bikin iri aja...
Raka : Drama...!
Adel : Besok pagi kumpul di rumah gue ya gaes yang mau ikut...
Rinrin : Jahara lu Del...!!! (emot nangis kejer)
Dendi : Kejamnya dikau... kami di lupakan.... huhuhu
Raka : Sinetron!
Adel hanya terkekeh membaca chat dari teman-temannya di group.
Ꙭ
Di suatu tempat, rombongan anak-anak yang melakukan kegiatan camping sudah sampai di tempat tujuan mereka dan semuanya langsung sibuk mendirikan tenda untuk kelompok mereka.
Bara yang saat itu tengah mengawasi dan mengecek setiap anggota di kagetkan oleh tarikan dari seseorang.
“Desi, ada apa?” tanya Bara saat melihat Desi merengek dan menarik lengannya.
“Bantuin aku pasang tendanya,” rengek Desi dengan manja.
“Kamu coba minta bantuan ke panitia lainnya, Kakak lagi ngawasin semuanya,” seru Bara.
”Gak mau! Aku mau nya sama kak Bara. Kan Kak Adel udah nitipin aku ke Kakak.” Desi masih terus merengek memaksa Bara.
Hingga beberapa orang melihat ke arah mereka berdua. Begitu juga dengan Dendi dan Rinrin yang saling beradu pandang.
Dendi berinisiatif menghampiri mereka berdua.
“Ada apa? Desi, kamu kenapa?” tanya Dendi mengakhiri interaksi mereka.
“Nah ada lu, Den. Lu bantu Desi pasang tenda kelompoknya yah. Gue mau ada rapat dulu dengan anggota lainnya untuk kegiatan selanjutnya,” seru Bara.
“Tapi Kak...”
“Kamu tidak usah khawatir Des, Dendi ini juga kan sahabat baik Kak Adel. Dia akan membantumu, oke.” Bara berucap diiringi senyumannya.
Desi hanya cemberut tanpa menjawab dan langsung pergi begitu saja di ikuti Dendi.
Ꙭ
Terlihat waktu sudah petang dan hampir malam, di atas kapal laut, Adel sedang memotret dengan camera digitalnya keindahan laut yang luas dan langit indah berwarna merah kekuningan sambil menikmati cuaca saat petang.
”Sejak tadi lu cuma motret pemandangan, Gue kek yang lu potret,” celetuk Raka yang menghampiri Adel.
Adel tampak terkekeh. ”Pemandangan laut lebih menggugah daripada wajah lu.”
“Ck... Sialan!” keluh Raka dan bersandar ke pagar pembatas dengan angin berhembus hingga membuat rambutnya acak-acakan.
Tak lama, Jeta dan Mila menghampiri mereka berdua.
”Gue juga pengen di foto dong Del,” seru Mila.
”Ya sudah kalian bertiga siap-siap, biar gue fotoin,” seru Adel dan mereka bertiga langsung mengambil posisi dengan gaya narsis mereka.
Mila mengambil camera dari tangan Adel dan menyuruh Raka di foto berdua saja dengan Adel. Terlihat sekali keduanya langsung mengambil posisi senarsis mungkin tanpa rasa canggung.
“Wah wah pada asyik di foto nih,” seru Fram yang baru saja menghampiri mereka.
“Ikutan Om,” seru Mila.
“Sini biar Om saja yang fotoin, kalian berempat ambil posisi dan bergaya dengan bagus,” seru Fram.
“Ah siap...!!!”
Keempatnya berpose sangat narsis.
Ꙭ